Setelah mengoperasikan bus ramah lingkungan berbahan bakar gas, kali ini PT Transportasi Jakarta bakal menguji coba bus listrik di ibu kota.
Oleh
Helena F Nababan/Irene Sarwindaningrum
·2 menit baca
Setelah mengoperasikan bus ramah lingkungan berbahan bakar gas, kali ini PT Transportasi Jakarta bakal menguji coba bus listrik di Ibu Kota.
JAKARTA, KOMPAS — PT Transportasi Jakarta bakal menguji coba bus listrik di rute nonkoridor selama 6 bulan. Bus ramah lingkungan ini diharapkan ikut mengurangi polusi di Ibu Kota.
Agung Wicaksono, Direktur Utama PT Transportasi Jakarta, saat penandatanganan nota kesepahaman (MOU) antara PT Transportasi Jakarta dengan sejumlah perusahaan dan universitas yang mengembangkan bus listrik, Kamis (21/3/2019), mengatakan, Gubernur DKI Jakarta mengharapkan 10 bus listrik dioperasikan selama uji coba. Saat ini baru ada dua unit dari BYD Auto-industry dan satu unit dari PT Mobil Anak Bangsa.
Transjakarta juga menyiapkan stasiun pengisian baterai atau charging station. Saat ini, Transjakarta memiliki dua stasiun pengisian baterai. ”Ke depannya, tentu semakin banyak unit yang digunakan, kami akan sediakan lagi,” ujar Agung.
Wijanarko, Direktur Teknik dan Fasilitas PT Transjakarta, menjelaskan, selama uji coba, Transjakarta ingin memastikan kelayakan bus listrik, antara lain bus tidak mogok, konsumsi baterai, serta pemeliharaan dan suku cadang. ”Ada banyak parameter yang kami susun untuk mendapatkan bus terbaik, bus yang ringan, tetapi bisa mengangkut banyak dan durasi baterai lama,” ujarnya.
Untuk tahap awal, armada bus dimiliki dan dioperasikan operator yang menjadi mitra Transjakarta. Para operator adalah pihak-pihak yang menandatangani nota kesepahaman, kemarin.
Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Alumni, dan Komunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB) Miming Miharja mengatakan, kerja sama uji coba bus listrik ini merupakan salah satu peran perguruan tinggi untuk ikut membangun kemandirian bangsa dalam bidang teknologi.
Sementara terkait dengan keamanan dan keselamatan perjalanan bus dan penumpang Transjakarta, peran Pusat Komando Transjakarta menjadi vital. Petugas di Pusat Komando ini mengawasi semua pergerakan bus serta mengingatkan pengemudi apbila melanggar aturan.
Transport Associate Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) Gandrie Ramadhandari mengatakan, Pusat Komando Transjakarta lebih canggih dibandingkan dengan pusat komando BRT di Guangzhou, China. ”Di sana layarnya tak sebanyak di sini, tetapi headway (waktu tunggu antarbus) mereka sudah sangat baik, sekitar 1 menit,” katanya. (KRISTI DWI UTAMI)