YOGYAKARTA, KOMPAS -- Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah kembali menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik. Pada Senin (18/2/2019) pagi, Merapi mengeluarkan awan panas guguran sebanyak 6 kali dengan jarak luncur maksimal 1 kilometer.
Berdasarkan data Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), dari 6 kali awan panas guguran tersebut, sebanyak 5 di antaranya terjadi dalam waktu berdekatan, yakni pukul 06.05, 06.13, 06.24, 06.25, dan 06.28. Lma kali awan panas guguran itu mengarah ke hulu Kali Gendol, Kabupaten Sleman, DIY, dengan jarak luncur terjauh 1 km.
Sementara itu, pada pukul 07.32, kembali terjadi awan panas guguran di Merapi dengan jarak luncur 200 meter ke arah hulu Kali Gendol. Awan panas guguran itu disertai keluarnya asap setinggi 400 meter.
Sebelum keluarnya rangkaian awan panas pada Senin pagi itu, Merapi tercatat mengalami 31 kali gempa guguran dengan durasi 12 sampai 92 detik pada Senin antara pukul 00.00 sampai 06.00. Dari total guguran tersebut, terpantau 3 kali guguran yang mengarah ke hulu Kali Gendol dengan jarak luncur 700 sampai 900 meter.
Dengan keluarnya rangkaian awan panas guguran pada Senin pagi ini, Merapi tercatat telah mengeluarkan awan panas guguran sebanyak 11 kali sejak tanggal 29 Januari 2019. Seluruh awan panas guguran itu mengarah ke hulu Kali Gendol dengan jarak luncur terjauh 2 km.
Meskipun Merapi telah mengeluarkan beberapa kali awan panas guguran, BPPTKG belum menaikkan status gunung api tersebut. Oleh karena itu, status Merapi masih ditetapkan dalam tingkat Waspada (Level II). BPPTKG juga masih menetapkan zona bahaya dengan radius yang sama seperti sebelumnya, yakni 3 km dari puncak Merapi.
Kepala BPPTKG Hanik Humaida menyatakan, BPPTKG merekomendasikan agar masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 3 km dari puncak Gunung Merapi. "Radius 3 km dari puncak Gunung Merapi agar dikosongkan dari aktivitas penduduk dan pendakian," katanya.
Hanik menambahkan, masyarakat yang beraktivitas di sekitar aliran Kali Gendol juga diminta untuk meningkatkan kewaspadaan. "Sehubungan dengan sudah terjadinya beberapa kali awan panas dengan jarak luncur yang semakin besar, maka masyarakat di sekitar alur Kali Gendol agar meningkatkan kewaspadaan," ujarnya.