JAKARTA, KOMPAS — PT Food Station Tjipinang Jaya mengklaim persediaan beras hingga panen raya pada Maret 2019 mencukupi kebutuhan warga Jakarta. Beberapa upaya, seperti menjaga persediaan beras, bekerja sama dengan gabungan kelompok tani, dan operasi pasar murah, telah dilakukan untuk mengamankan stok beras DKI Jakarta.
Direktur Utama Food Station Arief Prasetyo Adi memperkirakan kebutuhan beras DKI Jakarta sampai dengan Maret 2019 sekitar sebesar 100.000 ton. Food Station telah bekerja sama dengan Perum Bulog untuk mengamankan stok beras setidaknya 100.000 ton.
Menurut Arief, saat ini persediaan beras di Food Station berkisar antara 8.000 ton dan 10.000 ton. Sementara itu, persediaan beras di Pasar Induk Beras Cipinang sebesar 53.000-54.000 ton.
”Bulog juga memiliki cadangan sebesar 2 juta ton beras. Saya yakin kebutuhan aman hingga Maret 2019 aman,” kata Arief kepada Kompas, Rabu (2/1/2018). Kecukupan persediaan itu, menurut Arief, akan terus dijaga agar kebutuhan warga tercukupi.
Bencana yang terjadi di sejumlah tempat dikatakan Arief tidak membuat persediaan Food Station terganggu meskipun Food Station juga ikut membantu mengirim beras ke lokasi bencana. Hal itu terjadi karena Food Station telah menyimpan beras yang dialokasikan untuk membantu menyuplai daerah bencana.
Adapun kegagalan panen karena kemarau panjang menurut Arief tidak terlalu berpengaruh. Ia mengatakan, Food Station bekerja dengan beberapa gabungan kelompok tani (gapoktan) dan penggilingan padi di sentra produksi. Dengan demikian, meskipun ada petani yang gagal panen, masih banyak petani yang produktivitasnya normal.
Saat ini, Food Station sedang berkoordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan supaya pada Januari-Maret 2019 tidak ada lonjakan harga yang signifikan, terutama pada harga beras medium. Untuk menjaga stabilitas harga, Bulog telah melakukan operasi pasar murah dan menggelontorkan sekitar 14.000 ton beras sejak 21 November 2018.
”Beras dari Bulog sudah digelontorkan ke Pasar Induk Beras Cipinang. Setelah itu beras disebarkan ke semua pasar turunan di wilayah Jakarta dengan mekanisme tata niaga. Maksudnya adalah mendistribusikan beras dari pedagang besar ke pedagang kecil,” tutur Arief.
Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis pada Rabu siang disebutkan bahwa beras menyumbang inflasi sebesar 0,03 persen dari total sumbangan inflasi bahan pangan, yakni 0,92 persen.
Hal ini sejalan dengan kenaikan harga beras di sejumlah pasar, seperti Pasar Kramatjati di Jakarta Timur dan Pasar Minggu di Jakarta Selatan. Dalam sebulan terakhir, harga beras medium dan premium di kedua pasar tersebut naik mulai dari Rp 100 hingga Rp 3.100 per kilogram.
Di Pasar Kramatjati, misalnya, beras medium pada Rabu siang dijual mulai dari Rp 9.000 hingga Rp 12.000 per kilogram. Sementara itu, beras premium dijual mulai dari Rp 13.500 hingga Rp 15.000 per kilogram.
Pada awal Desember 2018 harga beras medium berada di kisaran 8.900 per kilogram. Sementara itu, pada pekan ketiga Desember harga beras medium pernah menyentuh angka Rp 12.000 per kilogram.
Beras premium pada awal Desember harganya Rp 11.900 per kilogram, kemudian naik menjadi Rp 13.000 per kilogram di pertengahan bulan dan sempat menyentuh harga Rp 15.000 per kilogram di minggu ke empat Desember.
Sarpon (50), pedagang beras di Pasar Kramatjati, mengatakan, kenaikan terjadi karena adanya kemarau panjang yang membuat produktivitas beras tidak maksimal. Petani yang biasanya bisa menyuplai beras jadi tidak bisa menyuplai. Sementara itu, permintaan beras di akhir tahun meningkat.
Kenaikan harga beras juga terjadi di Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Harga untuk beras medium pada Rabu siang Rp 9.000-Rp 11.000. Sementara untuk beras premium Rp 12.000-Rp 13.500.
Sejumlah konsumen mengeluhkan adanya kenaikan harga beras, terutama beras medium yang kenaikan harganya lebih tinggi dari kenaikan harga beras premium. Para pedagang di Pasar Minggu mengatakan, beras medium pernah menembus angka Rp 14.000.
Harga beras di 2019
Ipeh (34), pembeli beras di Pasar Minggu, berharap harga beras di tahun 2019 bisa lebih stabil. Terutama harga beras medium.
Menurut Arief, pemerintah berencana menetapkan harga beras untuk tahun 2019. Harga eceran tertinggi (HET) untuk beras medium di tingkat konsumen adalah Rp 9.450 per kilogram. Sementara itu, HET beras premium di tingkat konsumen adalah Rp 12.800 per kilogram.
Adapun harga beras di Pasar Induk Beras Cipinang akan dibuat lebih murah. Arief mengatakan, saat ini harga beras di Pasar Induk Beras Cipinang untuk beras medium Rp 8.500, sementara beras premium mulai dari Rp 10.500. (KRISTI DWI UTAMI)