JAKARTA, KOMPAS — Tokoh perempuan yang juga merupakan putri mantan presiden ke-4 RI Abdurahman Wahid atau Gus Dur, Yenny Wahid, akan mengumumkan sikap politiknya dalam Pemilihan Presiden 2019 pekan ini. Yenny akan memutuskan mendukung salah satu pasangan calon presiden berdasarkan pertimbangan rasional dan spiritual.
”Dalam beberapa hari lagi akan ada pertemuan dan saya akan menggunakan momentum tersebut untuk mengumumkan sikap politik kami. Ini merupakan bentuk ikhtiar saya dan upaya menyalurkan aspirasi politik dari banyak sekali kader-kader Gusdurian,” ujar Yenny di Jakarta, Senin (24/9/2018).
Yenny menjelaskan, proses menentukan sikap politiknya telah dilakukan beberapa hari sebelum penetapan capres-cawapres oleh Komisi Pemilihan Umum pada 22 September 2018. Yenny juga telah intens menjalin komunikasi dengan kedua pasangan baik Joko Widodo-Ma’ruf Amin ataupun Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Dalam menentukan sikap politiknya, Yenny mempertimbangkan secara rasional dan spiritual. Pertimbangan rasional adalah dengan melihat dan mengkaji visi misi yang diusung setiap pasangan capres-cawapres.
Sementara pertimbangan spiritual adalah dengan menunggu istikharah atau shalat memohon petunjuk dari Allah yang dilakukan sembilan kiai dan ulama ternama dunia. Salah satu ulama tersebut merupakan murid dari anggota dewan pakar komite fikih di sejumlah negara, seperti Arab Saudi, India, Amerika Serikat, dan Sudan yang telah meninggal, yakni Syekh Wahbah az-Zuhaili.
Meski demikian, Yenny menegaskan, pilihannya mendukung salah satu pasangan capres-cawapres merupakan sikapnya secara pribadi. Pilihannya itu juga tidak merepresentasikan yayasan yang dipimpinnya, yakni Wahid Foundation atau Jaringan Gusdurian. Namun, Gusdurian yang terjun untuk berpolitik akan mengacu ke sikap politik yang diputuskan Yenny.
”Gusdurian sebagai sebuah jaringan dan Wahid Foundation tidak berpolitik. Ketika saya memutuskan aktif dalam politik, saya juga harus nonaktif atau mengundurkan diri dari Wahid Foundation,” ujar Yenny.
Selain itu, dia juga menegaskan bahwa ibunya, yakni Sinta Nuriyah Wahid, netral atau tidak mendukung salah satu pasangan dalam Pilpres 2019. ”Meski putrinya memiliki pilihan politik, tetapi ibu saya akan tetap netral karena beliau merupakan ibu bangsa dan harus mengayomi semua,” ungkapnya.
Sebelumnya, Yenny sempat diberitakan mendapat tawaran untuk masuk ke dalam struktur tim pemenangan Prabowo-Sandiaga. Namun, sampai batas waktu penetapan capres-cawapres oleh KPU, Yenny belum memberikan keputusan terkait arah dukungan dan sikap politiknya.
Sebagai seorang tokoh perempuan dan putri mantan Presiden RI, Yenny memang dinilai dapat memengaruhi suara masyarakat, termasuk jaringan Gusdurian yang merupakan kumpulan berbagai individu, komunitas, dan lembaga ataupun pengagum atau penerus pemikiran serta perjuangan Gus Dur.
Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa Abdul Kadir Karding tidak mempermasalahkan ke mana nantinya sikap politik dan dukungan dari Yenny Wahid. Karding menegaskan bahwa saat ini pintu bagi keluarga Gus Dur untuk mendukung Jokowi-Ma’ruf juga belum tertutup.