JAKARTA, KOMPAS - Komunikasi politik antara Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan partai-partai politik koalisi berlanjut, sembilan hari menjelang tenggat pendaftaran calon presiden dan wakil presiden. Besok, Jumat, Prabowo akan bertemu dengan Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera Salim Segaf Al-Jufri.
Salim adalah salah satu nama bakal cawapres dari total sembilan nama yang diajukan PKS untuk mendampingi Prabowo. Belakangan ini, di internal PKS, namanya semakin mencuat di antara delapan nama lainnya untuk menjadi cawapres.
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, mengatakan, pertemuan tersebut menjadi inisiatif antara kedua pihak untuk membahas perkembangan dinamika politik terkini terkait pilpres 2019.
Khususnya, pasca pertemuan antara Prabowo dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, Selasa lalu. Dalam pertemuan itu, peluang Demokrat bergabung dengan Gerindra, semakin terbuka lebar. Nama Agus Harimurti Yudhoyono, putra sulung SBY, juga mencuat sebagai nama cawapres yang disodorkan Demokrat untuk mendampingi Prabowo.
"Jadi besok Pak Prabowo akan bertemu Pak Salim Segaf, tempatnya di mana sedang dibicarakan, belum diputuskan," kata Muzani.
Ia mengatakan, Prabowo akan mengkomunikasikan semua perkembangan terakhir dengan partai-partai yang berpotensi berkoalisi dengan Gerindra, sebelum mengadakan pertemuan bersama antara keempat partai. Keempat partai itu, selain Gerindra, adalah PKS, Partai Amanat Nasional, dan Demokrat.
"Kami sedang bicarakan rencana pertemuan multilateralnya. Tapi untuk sekarang pertemuan bilateral dulu saja satu per satu," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, partai-partai politik pendukung Prabowo saat ini masih memiliki usulan sendiri-sendiri terkait nama cawapres. PKS yang menjadi partai pertama yang merapat ke Gerindra menyodorkan sembilan nama cawapresnya yang kini mulai mengerucut ke nama Salim Segaf. PAN menyodorkan nama Ketua Umumnya Zulkifli Hasan. Sementara, Demokrat menginginkan AHY menjadi cawapres Prabowo.
PKS sebagai partai politik yang paling pertama merapat ke Partai Gerindra, sebenarnya tidak masalah jika anggota koalisi bertambah dengan peluang bergabungnya Partai Demokrat yang kini terbuka lebar. Namun, Ketua Dewan Pimpinan Pusat PKS Mardani Ali Sera, mengatakan, keempat partai politik yang mungkin berkoalisi itu tidak bisa memaksakan kehendak masing-masing.
Dalam waktu dekat, PKS meminta agar ada pertemuan bersama antara Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Presiden PKS Sohibul Iman, Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan, dan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.
“Mari kita kumpulkan semua nama yang ada. Itu etikanya, karena kita ini gerbong politik, bukan hanya lokomotif saja. Kalau Pak Prabowo deal dengan Demokrat tanpa memberitahu yang lain, itu bukan sikap negarawan. Namun, kami yakin Pak Prabowo itu negarawan,” katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Mardani melanjutkan, opsi memilih calon di luar kader partai politik, dapat menjadi jalan tengah jika pembahasan mencapai titik buntu. Ia menyebut sejumlah nama yang potensial seperti mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. (Age)