JAKARTA, KOMPAS — Partai Demokrat dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan membuka dialog terkait dengan Pemilu 2019. Dengan adanya pertemuan kali ini, Demokrat mulai melakukan penjajakan berkaitan dengan kemungkinan bergabung dengan partai koalisi pendukung Joko Widodo.
Pada Jumat (13/7/2018) siang, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Agus Hermanto mendatangi kantor PDI-P untuk memenuhi undangan Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto. Dalam pertemuan tertutup yang berlangsung sekitar 30 menit antar-kedua elite tersebut dibahas kerja sama antarpartai dan Pemilu 2019.
”Kunjungan ini merupakan pertemuan pertama kami dan menjadi tahap awal, khususnya di minggu-minggu politik menjelang batas akhir pendaftaran capres-cawapres. Kami berharap akan ada pertemuan berikutnya agar konstruksi pembicaraan semakin baik,” ujar Hermanto di kantor DPP PDI-P, Jakarta, Jumat (13/7/2018).
Bertalian dengan kemungkinan bergabungnya Demokrat ke dalam koalisi parpol pendukung Presiden Joko Widodo, Hermanto mengatakan, pertemuan ini diharapkan dapat memberikan sinyal positif terkait dengan upaya penjajakan kedua partai pada masa perpolitikan.
Hasto mengemukakan, dari hasil pertemuan pertama ini, menurut rencana akan ada pertemuan lanjutan antara Agus Harimurti Yudhoyono dan Puan Maharani setelah proses pendaftaran caleg selesai. Menurut Hasto, meskipun saat ini Demokrat berada di luar koalisi pemerintahan, dialog terkait dengan gagasan kebangsaan dan upaya membangun negara harus terus berjalan.
”Tadi juga sudah ada bendera Partai Demokrat yang terpasang di ruangan saya ketika pertemuan. Silakan ditafsirkan sendiri apa maksud dari adanya bendera tersebut,” ucap Hasto.
Pada Jumat (13/7/2018), Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri juga datang ke kantor DPP PDI-P untuk memimpin rapat berkaitan dengan pendaftaran caleg 2019. Megawati tidak memberikan keterangan apa pun kepada awak media.
Hasto mengatakan, pertemuannya dengan Hermanto juga telah disampaikan langsung kepada Megawati. ”Bu Mega hanya tersenyum. Namanya juga dialog, hal tersebut wajar bagi semua parpol,” ujar Hasto.
Poros ketiga
Hasto mengutarakan, ada pembahasan dengan Hermanto terkait dengan kemungkinan terbentuknya poros ketiga nanti dalam Pemilu 2019. ”Saya berdiskusi dengan Hermanto terkait dengan kemungkinan langkah Demokrat dalam membentuk poros ketiga. Namun, isi pembahasan ini sifatnya off the record,” ucap Hasto.
Sebelumnya, dalam pernyataan video berkaitan dengan hasil sidang majelis tinggi partai, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan, akan ada kemungkinan tiga opsi yang akan ditempuh Demokrat.
Kemungkinan pertama ialah bergabung dengan poros Jokowi. Opsi kedua ialah kemungkinan Demokrat bergabung dengan poros Prabowo Subianto dan opsi terakhir ialah membentuk poros ketiga dengan mencalonkan Agus Harimurti Yudhoyono sebagai capres.
Hasto mengatakan, sikap PDI-P saat ini menginginkan hanya ada dua poros dalam Pemilu 2019. ”Kami menilai, pemilu adalah cara untuk menentukan siapa pemimpin bangsa. Nantinya, setelah terpilih, presiden tersebut merupakan pemimpin bagi seluruh rakyat Indonesia. Kami berharap, dari dua poros ini akan terbentuk menjadi satu poros ketika presidennya telah terpilih,” ujar Hasto.
Sebelumnya, pada Selasa (10/7/2018), Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto melakukan pertemuan dengan Yudhoyono. Pertemuan itu memunculkan dugaan akan terbentuknya poros ketiga jika Airlangga tidak terpilih menjadi cawapres.
Menanggapi hal itu, Hermanto mengatakan, pertemuan tersebut memang untuk mencari tujuan yang terbaik antar-kedua partai. ”Jika ada yang menduga akan terbentuk poros ketiga, kami akan buktikan bahwa pertemuan ini akan menghasilkan hal yang terbaik,” katanya.
Hasto mengatakan, pada Senin (9/7/2018) malam, dirinya telah bertemu dengan Airlangga untuk membahas finalisasi koalisi parpol pendukung Jokowi. Menurut Hasto, nantinya perlu ada batas akhir untuk menutup pintu bagi partai yang ingin bergabung dengan koalisi pendukung Jokowi.
”Dari pertemuan itu, muncul pembahasan untuk membentuk proses finalisasi partai koalisi pendukung Jokowi. Setelah proses finalisasi, kami bisa lebih fokus untuk membicarakan arah kepentingan bangsa,” katanya.