Siapakah calon gubernur berpenampilan paling menarik di mata warga Riau? Ternyata menurut survei lembaga Polmark Reseach Center pada awal Juni 2018, calon gubernur paling menarik adalah Lukman Edy (0,67), kedua Firdaus (0,58) baru kemudian Syamsuar (0,33). Namun warga tidak memilih hanya karena calonnya berpenampilan menarik.
Warga Riau juga tidak memilih calon gubernur karena faktor putra daerah. Kalau alasan itu dipakai menjadi penentu, maka Lukman Edy juga yang bakal terpilih, disusul Firdaus di posisi kedua dan Syamsuar di tempat ketiga.
Seperti diketahui, saat ini di seantero wilayah Riau, nyaris tidak ada lagi pembincangan yang membantah pasangan Syamsuar – Edy Nasution sebagai pemenang Pilkada Riau 2018. Meskipun KPU Riau belum mengumumkan hasil perhitungan resmi, tiga calon gubernur yang menjadi rival - yaitu petahana Arsyadjuliandi Rachman–Suyatno, Lukman Edy–Hardianto dan Firdaus–Rusli Effendi, - sudah memberikan ucapan selamat kepada Syamsuar.
Pengakuan dari lawan tentunya bukan ucapan tanpa dasar. Seluruh rival yang memiliki saluran perhitungan suara sendiri, mengakui perolehan suara Syamsuar tidak mungkin terkejar lagi. Apalagi berdasarkan perhitungan cepat versi lembaga Polmark Research Center pada 27 Juni 2018, Syamsuar–Edy mendapat 38,28 persen, disusul Arsyadjuliandi – Suyatno 24,35 persen, Firdaus – Rusli 20,23 persen dan Lukman–Hardianto 17,25 persen.
Mengapa Syamsuar unggul atas rivalnya, termasuk petahana Arsyadjuliandi?
Rakyat Riau sudah lebih cerdas. Alasan memilih Syamsuar ternyata bukan disebabkan faktor-faktor fisik atau bersifat primordial.
Masih berdasar survei Polmark, lebih dari seperlima warga Riau memilih Syamsuar karena sosoknya yang merakyat, kerja kerasnya (menjadi Bupati Siak) sudah terbukti, berpengalaman dalam memimpin, diyakini mampu membangun Riau lebih baik, jujur, baik, bijaksana dan amanah, tegas, berwibawa, bertanggung jawab dan religius.
Dari seluruh faktor yang sama diatas, Syamsuar memiliki angka yang 4 kali lebih baik dibandingkan rival-rivalnya.
Faktor religius juga menjadi kunci. Dalam perbincangan dengan Syamsuar di kediamannya di Pekanbaru, Minggu (1/7/2018), ia mengatakan warga Riau memang menuntut pemimpin yang akrab dengan masjid. Kemenangannya di Pekanbaru dengan meraup suara sampai 46,6 persen, kata Syamsuar, lebih disebabkan kedekatan mereka dengan masjid-masjid.
Perolehan suara Syamsuar di Pekanbaru sangat meyakinkan, karena mampu mengalahkan tokoh utama di ibu kota Provinsi Riau itu, yaitu Walikota Firdaus. Bahkan, total suara Firdaus (23,4 persen) ditambah petahana Arsyadjuliandi Rachman (20,93 persen), masih belum mengungguli perolehan suara Syamsuar.
Lebih dari 90 persen responden Polmark sebagai pemilih Riau menghendaki pemimpin Islam yang taat beragama. Itulah pertimbangan yang tertinggi warga dalam memilih.
Tidak mengherankan apabila Syamsuar mengatakan akan lebih memperhatikan kehidupan masjid di Riau. Ia berjanji akan memberikan beasiswa perguruan tinggi bagi murid-murid madrasah berprestasi dan para anak muda yang memiliki kemampuan tahfiz alquran.
Dalam penilaian responden terhadap kapabilitas kandidat, nilai Syamsuar juga jauh lebih tinggi dibandingkan rival. Ia dianggap lebih mampu mengelola pemerintahan dan menata provinsi lebih baik (28), dibandingkan Firdaus (12,7), Arsyadjuliandi (7,3) dan Lukman Edy (6,6).
Dalam hal komitmen kuat memberantas korupsi, Syamsuar memiliki angka 25,6. Adapun rival Firdaus hanya 10,5, Arsyadjuliandi 6,5 dan Lukman 6,2.
Siapakah pemilih Syamsuar?
Ternyata seluruh lapisan warga menjadi pemilihnya. Dari kelompok laki-laki 13,4 persen memilih Syamsuar. Adapun Firdaus hanya 7,1 persen, Lukman Edy 4,9 persen dan Arsyadjuliandi 4,6 persen. Suara perempuan juga lebih banyak mengalir kepada Syamsuar sebesar 14 persen. Sementara Firdaus 6,2 persen, Lukman 4 persen dan Arsyadjuliandi 3,9 persen.
Seluruh rentang usia adalah penentu kemenangan Syamsuar. Warga kelompok umur 17 tahun sampai 55 tahun mendominasi pemilih Syamsuar dengan total 24,4 persen. Firdaus 11,5 persen, Lukman Edy 8 persen dan Arsyadjuliandi 7,3 persen.
Syamsuar juga didukung oleh seluruh lapisan warga dari seluruh tingkat pendidikan. Lapisan warga lulusan Sekolah Dasar memilih Syamsuar (4,3), berpendidikan menengah (18,9) dan lulusan perguruan tinggi (4,2) atau (4,3/18,9 dan 4,2). Sementara rivalnya Firdaus hanya 2,5/ 8,9 dan 0,8. Lukman Edy 2,6/5,6 dan 0,6. Adapun Arsyadjuliandi 2,1/5,6 dan 0,8.
Melihat komposisi pemilih dan gendernya, kisah kemenangan Syamsuar di Riau memang menjadi lebih lengkap. Namun sekaligus menjadi utang kepada seluruh golongan. Hanya dengan kerja keras dan kesungguhan, Syamsuar dapat mewujudkan harapan para pemilihnya tersebut.