Michael Emenalo, Biang Pijar Liga Arab Saudi
Selain pernah membela tim nasional negaranya, kariernya sebagai pemain profesional juga terbentang sejak 1985 hingga 2000.
Di balik gairah Liga Arab Saudi yang kini menjadi buah bibir di kancah dunia, ada peran Michael Emenalo (58). Pelatih asal Nigeria ini sosok penting di balik kehadiran bintang-bintang kelas dunia di Saudi.
Nama Michael Emenalo jarang terdengar meski ia mantan pesepak bola profesional asal Nigeria, yang kemudian berkarier cukup panjang sebagai pelatih. Selain pernah membela tim nasional negaranya, kariernya sebagai pemain profesional juga terbentang sejak 1985 hingga 2000. Setelah mengawali karier untuk klub Nigeria, Enugu Rangers, Emenalo hijrah ke sejumlah klub di Belgia, Jerman, Inggris, Amerika Serikat, Spanyol, dan Israel.
Emenalo 14 kali tampil untuk ”Elang Super”, sebutan tim nasional Nigeria. Bermain sebagai bek kiri, namanya juga kalah gemerlap dibandingkan sejumlah nama besar lain dari Nigeria, seperti Jay Jay Okocha, John Obi Mikel, Nwankwo Kanu, dan bintang kekinian seperti Kelechi Iheanacho. Bisa dibilang, namanya tak tenar sebagai pesepak bola.
Karier Emenalo terbukti lebih mengilap sebagai pelatih dan direktur teknik. Semua itu bermula dari penunjukannya sebagai anggota tim pelatih Chelsea oleh Avram Grant, pelatih Chelsea periode 2007-2008, yang pernah melatih Emenalo saat membela klub Maccabi Tel Aviv, Israel. Grant merekrut Emenalo pada 2007, saat pria kelahiran Aba, Nigeria, pada 14 Juli 1965 itu sedang menjadi direktur pengembangan pemain di Tucson Soccer Academy, Arizona, Amerika Serikat.
Tiga tahun berikutnya, pada pertengahan November 2010, Emenalo dipromosikan sebagai pelatih tim utama Chelsea, seiring dengan pengunduran diri Ray Wilkins. Berselang delapan bulan kemudian, Juli 2011, Emenalo ibarat menjalani loncatan karier saat ditunjuk menjadi Direktur Teknik Chelsea. Ini penghargaan luar biasa manajemen ”The Blues” terhadap pelatih asal Benua Afrika, yang selama ini masih dianggap sebagai ”dunia ketiga” di sepak bola, bersama Asia. Afrika dan Asia masih berada di bawah bayang-bayang Eropa dan Amerika, terutama Amerika Selatan, sebagai kiblat sepak bola dunia.
Baca juga: Cristiano Ronaldo, Duta Mimpi Besar Arab Saudi
Laman Quartz Africa menulis, dalam tempo kurang dari 10 tahun, Emenalo berubah dari semata anggota staf tim pelatih menjadi salah satu sosok terpenting di kepelatihan Chelsea, dan menunjukkan kesuksesan pula. Semangat Emenalo membara dalam penugasan itu, meski ia diguncang kritik keras oleh suporter The Blues yang masih belum rela akan kepergian pelatih Jose Mourinho, yang memandu Chelsea meraih dua trofi juara Liga Inggris hingga 2010.
Sebagai direktur teknik, Emenalo menjalankan restrukturisasi Akademi Sepak Bola Chelsea (Chelsea Football Club Academy), juga sistem pencarian bakat, sistem peminjaman pemain ke klub lain, dan peningkatan kualitas tim putri Chelsea. Bersamaan dengan itu, Emenalo juga berada di balik perekrutan sejumlah pemain top, seperti Juan Mata, Thibout Courtuis, Kevin De Bruyne, Mohamed Salah, N’Golo Kante, Eden Hazard, dan Cesc Fabregas.
Berbagai pembenahan di Chelsea semasa dia menjadi direktur teknik, periode 2011-2017, melambungkan nama Emenalo sebagai tokoh penting dalam pembinaan sepak bola profesional. Saking berharganya Emenalo bagi Chelsea, niatnya mengundurkan diri dari The Blues demi kembalinya Jose Mourinho, pada Juni 2013, ditolak mentah-mentah. Kala itu, nama Emenalo terjamin di Chelsea karena dipercaya pemilik klub, Roman Abramovich.
Baca juga : Simone Biles, Sang Pesenam Legendaris, Kembali
Bikin cemas Eropa
Kesuksesan di Chelsea itu membawa Emenalo dikontrak manajemen Liga Profesional Arab Saudi atau Saudi Pro League (SPL), sebagai direktur persepakbolaan, pada 12 Juli 2023. Tak berselang terlalu lama, SPL menjadi buah bibir di kancah persepakbolaan dunia dengan kehadiran bintang-bintang top sepak bola masa kini.
Misi Emenalo salah satunya mendatangkan pemain-pemain top dunia di awal musim kompetisi 2023-2024, salah satunya dengan mengoptimalkan suntikan modal ratusan juta pound sterling (triliunan rupiah) dari Pemerintah Saudi melalui lembaga Public Investment Fund yang dimotori Pangeran Mohammed bin Salman. Tak berselang lama, benar juga, pemain-pemain top dunia berlabuh di SPL, mulai dari Cristiano Ronaldo, Karim Benzema, Jordan Henderson, Riyad Mahrez, Roberto Firmino, N’Golo Kante, Fabinho, hingga Sadio Mane.
Terkini, Al Ittihad juga meminang Mohamed Salah, bintang Liverpool asal Mesir. Penolakan Liverpool terhadap banderol transfer perdana senilai 150 juta pound (Rp 2,8 triliun) tak menyurutkan Al Ittihad. Wajar adanya, karena Al Ittihad termasuk salah satu klub Saudi yang disokong dana oleh Public Investment Fund.
Seperti diberitakan The Times dalam artikel ”Transfer Deadline Day is Over, but Saudis May Still Get Mohamed Salah”, tawaran senilai 175 juta pound hingga 200 juta pound, atau berkisar Rp 3,3 triliun hingga Rp 3,8 triliun, sudah dikirimkan ke manajemen Liverpool pada Jumat (1/8/2023) malam. Sudah barang tentu, ada peran Emenalo di balik upaya mendatangkan Salah ini.
Baca juga: Adu Kuat Liverpool dan Al-Ittihad demi Mo Salah
”Dalam beberapa tahun ke depan, SPL akan menjadi liga yang hanya akan diikuti pemain-pemain luar biasa. Ini akan menjadi liga bagi mereka yang sedang dalam performa terbaik dalam kariernya. Kami punya sumber daya itu, dan akan mengoptimalkannya,” kata Emenalo, dikutip dari artikel Tom Kershaw di The Times berjudul ”All the Top Players Will End Up in Saudi Pro League, Says Director Michael Emenalo”, 13 Agustus 2023.
Geliat di SPL bahkan memunculkan kepanikan di kalangan pelatih klub-klub elite Eropa, tak terkecuali mereka yang berkiprah di Liga Inggris. Tawaran banderol transfer yang menggiurkan berikut gaji yang menawan membuat bintang-bintang top hadir di Liga Saudi dan cuek terhadap tawaran klub-klub Eropa yang liganya masih lebih bergengsi.
Baca juga : Nandhira Mauriskha, Penyelamat Indonesia di Pentas Dunia
SPL, berkat Emenalo, kini tidak lagi setara dengan liga-liga di negara-negara yang menjadi ”pelabuhan terakhir” pemain-pemain senior menjelang gantung sepatu. Beberapa liga yang masuk kategori ini adalah Liga Amerika Serikat (Major League Soccer/MLS), Liga Australia (A-League), Liga Jepang (J-League) dan Liga China. MLS kini disemarakkan Lionel Messi yang membela Inter Miami, sementara J-League sempat dihuni Andres Iniesta yang pernah lima tahun di klub Vissel Kobe.
Liga Arab Saudi terbukti bukan liga ”parkiran” pemain jelang gantung sepatu, melainkan juga panggung bagi para bintang yang belum lama beranjak dari usia emas mereka. Fabinho, misalnya, yang kini bermain untuk Al Ittihad, masih 29 tahun. Roberto Firminho di klub Al Ahli juga baru 31 tahun. Artinya, mereka masih bisa mempertunjukkan keahlian olah bola kelas dunia demi kemeriahan dan popularitas SPL.
Bahkan Cristiano Ronaldo, megabintang asal Portugal penerima lima penghargaan FIFA Ballon d’Or, masih bisa mengundang decak kagum berkat aksinya di Al Nassr, meski sudah berusia 38 tahun. Bersama Ronaldo, Al Nassr berpeluang bersinar di Liga Champions Asia. Ronaldo menjadi salah satu trisula penyerang Al Nassr bersama Sadio Mane dan Anderson Talisca, ditopang Marcelo Brozovic sebagai motor serangan di lini tengah.
Emenalo menegaskan, tiada kemauan dari SPL untuk menggoyang kemapanan liga-liga Eropa, terutama Liga Inggris. ”Liga-liga di Eropa, khususnya Liga Inggris, itu sangat kuat, mereka tak punya alasan untuk khawatir. Saya pikir ada kepanikan di beberapa sisi, tetapi ini muncul dari kesalahpahaman terhadap apa yang sedang kami usahakan (di Liga Arab Saudi),” kata Emenalo.
Pencinta sepak bola dunia tak pernah menduga, ada tokoh asal Nigeria di balik geliat Liga Arab Saudi. Namanya tak segemerlap Cristiano Ronaldo dan sederet bintang sepak bola kelas dunia yang berkarier di SPL. Namun, dengan bekerja dalam diam, Emenalo membuktikan upayanya menerbitkan pijar pesona Liga Arab Saudi telah mewujud dan mengundang decak kagum dunia.
Michael Emenalo
Lahir: Aba, Nigeria, 14 Juli 1965
Posisi sebagai pemain: bek kiri
Karier pesepak bola:
1985 Enugu Rangers (Nigeria)
1989-1993 Racing White Daring Molenbaek (Belgia)
1993-1994 EintrachtTrier (Jerman)
1994-1995 Notts County (Inggris)
1996-1997 San Jose Clash (Amerika Serikat)
1997-1998 Lleida (Spanyol)
1998-2000 Maccabi Tel Aviv (Israel)
Karier di tim nasional:
1985-1995 Nigeria (14 penampilan, tanpa gol)
Karier sebagai pelatih:
2010-2011 Chelsea (asisten pelatih)
2011-2017 Chelsea (direktur teknik)
2017-2019 AS Monako, Perancis (direktur teknik)
Juli 2023-sekarang Liga Arab Saudi (direktur persepakbolaan)