Bernardo Tavares, Pemilik Sentuhan Magis dari Portugal
Bernardo Tavares masuk dalam sejarah sepak bola Indonesia. Berkat sentuhan magisnya, PSM Makassar mengakhiri dahaga gelar Liga Indonesia selama 23 tahun.
Ketika PSM Makassar memperkenalkan Bernardo Tavares (42) sebagai pelatih untuk Liga 1 2022-2023, 11 April 2022, tidak terbayangkan juru taktik asal Portugal itu bisa mengakhiri dahaga gelar juara yang terakhir kali dirayakan pada tahun 2000. Lebih dari satu tahun berselang, tepatnya 16 April 2023, PSM menutup musim dengan mengangkat trofi juara.
Tavares datang ke PSM ketika klub berstatus sebagai kandidat degradasi pada liga edisi 2021-2022. Kala itu, PSM mengakhiri musim di peringkat ke-14 dan hanya berada dua poin di atas zona degradasi. Itu adalah posisi terburuk ”Juku Eja” di era Liga 1 yang dimulai pada 2017.
Keraguan terhadap Tavares untuk bisa mengembalikan PSM bersaing di papan atas diperkuat dengan materi pemain PSM yang tidak mahal dan mewah. Pada permulaan musim ini, nilai pasar skuad PSM tidak masuk dalam 10 besar tim termahal di Liga 1 2022-2023, bahkan PSM didominasi pemain muda sehingga memiliki tim dengan rata-rata usia termuda kedua.
Namun, kondisi yang terlihat tidak ideal itu bukan menjadi penghalang pelatih yang berasal dari Porenca-a-Nova, Portugal, itu untuk menghadirkan prestasi. Sebagai langkah awal, Tavares membawa PSM menembus babak final zona Asia Tenggara di ajang Piala AFC.
Itu adalah catatan tinta emas bagi keikutsertaan tim Indonesia di Piala AFC. Sebelum PSM, belum ada klub Indonesia yang bisa menembus babak final zona ASEAN pada kompetisi antarklub kasta kedua Asia itu.
Bersama pelatih memegang lisensi UEFA Pro itu, Juku Eja juga tidak pernah terlempar dari posisi empat besar di Liga 1 musim ini. Hingga puncaknya, PSM memastikan gelar juara ketika kompetisi memasuki laga ke-32 dari 34 laga yang dijalani dalam musim ini.
Menurut Tavares, pengalaman buruk PSM di musim lalu menjadi pelecut tim untuk bangkit di kompetisi 2022-2023. Ia memuji kerja keras semua pemainnya yang memiliki etos kerja tinggi untuk tidak kenal lelah tampil konsisten dalam satu musim.
”Musim lalu tim ini mengalami momen sulit. Pengalaman itu menciptakan pemain-pemain yang kuat, kemudian membentuk tim yang luar biasa. Gelar juara ini adalah hasil kerja kolektif tim,” ujar Tavares, Minggu (16/4/2023).
Tavares memuji habis pemainnya berkat raihan gelar Liga 1 di musim perdananya berkarier di Indonesia. Di satu sisi, ia juga tak henti-hentinya menyampaikan terima kasih atas dukungan pendukung PSM yang selalu hadir di mana pun mereka bermain, baik pada laga kandang di Parepare, pertandingan tandang di Indonesia, hingga laga di Malaysia untuk Piala AFC.
Musim lalu tim ini mengalami momen sulit. Pengalaman itu menciptakan pemain-pemain yang kuat, kemudian membentuk tim yang luar biasa.
”Kami adalah tim Indonesia yang menjalani paling banyak pertandingan dan menempuh perjalanan terjauh. Tanpa dukungan suporter, kami sulit memiliki energi dan motivasi ekstra untuk meraih capaian di musim ini,” kata Tavares yang telah merantau dari Portugal sejak 2013 untuk menjalani petualangan sebagai juru taktik di Timur Tengah, Asia Selatan, Asia Timur, hingga Asia Tenggara.
Selama musim 2022-2023, PSM menjalani 42 pertandingan. Juku Eja juga menjadi tim yang menjalani laga kandang terjauh di Liga 1 musim ini. Sebab, mereka harus menempuh perjalanan hampir empat jam dari Makassar untuk tampil di Stadion Gelora BJ Habibie, Parepare.
Meski menjalani musim yang tidak mudah, PSM menyamai prestasi Bali United di kompetisi edisi 2021-2022 yang mengoleksi poin terbanyak di era Liga 1 dengan torehan 75 poin. Tak hanya itu, tim yang didirikan pada 1915 itu juga mencatatkan rekor kekalahan terendah di Liga Indonesia karena hanya tiga kali menelan hasil negatif.
Bawa perbaikan
Tavares datang ke Indonesia bukan sekadar untuk membawa PSM berprestasi. Ia juga memiliki keinginan untuk membawa perbaikan bagi kompetisi kasta tertinggi di Tanah Air.
Ia adalah pelatih yang paling sering melakukan kritik langsung kepada kinerja wasit di Liga 1. Hampir di seluruh laga PSM pada putaran kedua musim ini, ia menyampaikan keluhan kepada wasit di sesi konferensi pers setelah laga.
Baca Juga: PSM Juara, Kerinduan 23 Tahun Warga Sulsel Pun Terbayar Lunas
”Ketika pemain bermain buruk bisa diganti, pelatih yang buruk bisa diganti. Tetapi, wasit yang tampil buruk, kenapa tidak ada perubahan? Wasit jangan sampai menghambat kualitas liga untuk berkembang,” kata Tavares yang dinobatkan sebagai Pelatih Terbaik Liga 1 2022-2023.
Puncaknya, pada laga PSM melawan Persita Tangerang, 13 Maret lalu, di Stadion Arena Indomilk, Tangerang, Banten, Tavares menghabiskan 26 menit sesi konferensi pers setelah laga untuk memprotes kinerja wasit. Pada laga itu, bek PSM, Yuran Fernandes, mendapat kartu merah kontroversial serta dua tekel pemain Persita kepada pemain PSM tidak diganjar hukuman tendangan penalti.
Ketika pemain bermain buruk bisa diganti, pelatih yang buruk bisa diganti. Tetapi, wasit yang tampil buruk, kenapa tidak ada perubahan? Wasit jangan sampai menghambat kualitas liga untuk berkembang.
Tidak hanya kepada wasit, Tavares juga memberikan ekspektasi tinggi kepada semua pemainnya. Ia selalu berusaha mendorong pemainnya untuk mencapai level permainan terbaik dan konsisten dalam performa maksimal itu.
Ramadhan Sananta, penyerang PSM, mengungkapkan, Tavares selalu memotivasi pemain, terutama pemain muda, untuk terus meningkatkan diri. Hasilnya, Sananta menjadi pemain lokal yang paling banyak mencetak gol di Liga 1 musim ini dengan catatan 11 gol.
”Pelatih memberikan kesempatan yang sama kepada pemain muda. Itu mendorong kami untuk terus mengasah dan memperbaiki diri,” kata Sananta yang berusia 20 tahun.
Proses panjang
Perjalanan Tavares untuk menjadi pelatih kepala melalui proses yang panjang. Sejak 2001, ia mulai berkarier sebagai pelatih tim U-12 Benfica, salah satu tim terbaik Portugal. Kemudian, Tavares juga kenyang pengalaman melatih tim akademi dua tim raksasa Portugal lainnya, yakni FC Porto dan Sporting Lisbon.
Selanjutnya, ia sempat menjadi pemandu bakat bagi klub Portugal, Gli Vicente, pada 2012. Ia pernah pula menjadi asisten pelatih bagi klub Divisi Tiga Liga Portugal, seperti AD Carregado dan Os Belenenses. Perjalanannya sebagai asisten pelatih berlanjut di Bahrain bersama klub Al-Hidd.
Kesempatan perdana Tavares menjadi pelatih kepala hadir ketika ditunjuk menangani FC Tisense di Divisi Dua Liga Portugal pada 2014. Setelah itu, ia memulai petualangan di kawasan Timur Tengah untuk menerima pinangan klub Oman, Al-Nahda, pada 2015.
Baca Juga: Sultan al-Neyadi, Impian Meraih Bintang ”Najmonaut”
Sempat berkarier di Afrika bersama raksasa Tanzania, African Lyon, pada 2016, Tavares memulai tahun 2017 dengan kembali ke Asia untuk melatih tim Maladewa, New Radiant. Bersama New Radiant, Tavares mulai menunjukkan sentuhan magisnya. Ia membawa New Radiant memenangi Liga Maladewa, Piala Presiden, dan Piala FA pada musim 2017.
Ia melanjutkan tradisi juara ketika hijrah ke Makau untuk menangani Benfica de Macau untuk kompetisi edisi 2018. Gelar Piala Super Makau dan Liga Primer Macau menjadi persembahan Tavares untuk tim asuhannya itu.
Saya secara jujur sangat ingin melatih klub seperti PSM, yang memiliki hasrat tinggi dan animo suporter besar.
Sebelum berjodoh dengan PSM, Tavares sempat menangani Churchill Brothers (India) dan HIFK (Finlandia). Di PSM, ia melanjutkan tangan magisnya untuk mengakhiri puasa juara liga selama 23 tahun.
Tavares mengungkapkan, pilihan menerima tawaran PSM hadir setelah berbincang dengan sahabatnya, Eduardo Almeida, yang menangani Arema FC periode 2022-2023. Ia pun tertarik PSM karena predikat tim tertua di Indonesia dan konsisten tampil di Asia.
”Saya secara jujur sangat ingin melatih klub, seperti PSM, yang memiliki hasrat tinggi dan animo suporter besar,” ungkap Tavares yang telah menandatangani perpanjangan kontrak dengan PSM hingga akhir 2026. Obrigado, Tavares!
Bernardo Tavares
Lahir: Proenca-a-Nova (Portugal), 2 Mei 1980
Klub saat ini: PSM Makassar
Prestasi di Indonesia: Juara Liga 1 2022-2023, Pelatih Terbaik Liga 1 2022-2023