Kim Petras mencatat sejarah di Grammy Awards 2023 sebagai transjender pertama yang menang dalam kategori Penampilan Duo/Grup Pop Terbaik.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·5 menit baca
Sejarah baru terjadi di Grammy 2023. Kim Petras (30) menjadi penyanyi transjender pertama yang menang dalam kategori Penampilan Duo/Grup Pop Terbaik. Kemenangan itu menjadi tonggak pengakuan terhadap Kim setelah sekian tahun berjuang.
Petras merupakan kolaborator Sam Smith dalam lagu ”Unholy”. Mereka menang dalam kategori Penampilan Duo/Grup Pop Terbaik. Ini merupakan nomine Grammy pertama untuk Petras yang berasal dari Jerman dan nomine kelima untuk Smith yang berdarah Inggris.
Duo tersebut mengalahkan sejumlah nama besar lainnya. Nomine lainnya adalah ABBA untuk lagu ”Don’t Shut Me Down”, Camila Cabello dan Ed Sheeran untuk ”Bam Bam”, Coldplay dan BTS untuk ”My Universe”, serta Post Malone dan Doja Cat untuk ”I Like You (A Happier Song)”.
Tampil bersama dengan kostum merah menyala, Smith memberikan panggung sepenuhnya kepada Petras. Para hadirin acara Grammy Awards Ke-65 di Crypto.com Arena, Los Angeles, Amerika Serikat, Minggu (5/2/2023), lantas memberikan tepuk tangan dan sorakan meriah.
”Saya adalah transpuan pertama yang memenangi penghargaan ini. Saya ingin berterima kasih kepada semua artis transjender yang mendobrak pintu agar saya bisa berada di sini malam ini,” kata Petras.
Dalam pidato tersebut, Petras secara khusus menyebut nama temannya, mendiang Sophie Xeon. Sophie merupakan musisi aliran pop eksperimental transpuan dari Skotlandia yang juga pernah mendapat nomine Grammy. Selain itu, Petras turut mengapresiasi Ratu Pop, Madonna, dan berterima kasih pada sang ibu.
Petras bukanlah artis transjender pertama yang menerima nomine atau menang Grammy. Hanya saja, bisa dibilang dia adalah salah satu pemenang di kategori yang paling menonjol. Wendy Carlos, dulu bernama Walter, pernah menang tiga piala pada tahun 1969 untuk album Switched-On Bach kategori klasik.
Setelah lebih dari satu dekade bekerja keras, Petras menemukan momentum lewat kolaborasi bersama Smith. Lagu ”Unholy”, singel kedua untuk album Smith yang berjudul Gloria (2022) sukses besar tahun lalu.
Petras dan Smith telah bolak-balik mengirim lagu selama empat tahun. Mereka mempertimbangkan banyak lagu. ”Kami hanya menunggu saat dan lagu yang tepat untuk datang, dan itu benar-benar terbayar. Kami tahu lagu itu spesial sejak kami menciptakannya,” ujar Petras.
Di AS, lagu sensual tersebut debut di peringkat ketiga Billboard Hot 100 dan mencapai peringkat pertama di minggu keempat. Ketika rekor ini terwujud, Petras menjadi transpuan pertama yang melakukannya. Mendapat peringkat pertama sudah menjadi impiannya sejak lama.
”Prestasi ini adalah balasan kepada semua label rekaman yang mengatakan mereka tidak tahu bagaimana cara memasarkan saya dan untuk semua orang yang meragukan saya karena identitas jender saya. Lihatlah saya sekarang,” tutur Petras.
Penuh penolakan
Dibesarkan di Cologne, North Rhine-Westphalia, Jerman, Petras hidup terpencil sehingga hanya melihat sapi di sekitarnya. Ibunya seorang koreografer dan artis, sedangkan sang ayah adalah arsitek. Di sekolah, dia mengalami perundungan. Musik pop menjadi pelipur lara bagi bocah ini.
”Saya sangat terobsesi dan penggemar berat. Saya merasa bisa melarikan diri setiap kali saya tidak ingin memikirkan masalah atau membenci hidup saya. Sangat membantu saya sebagai seorang anak untuk memiliki mimpi itu dan memiliki sesuatu yang benar-benar dinanti-nantikan,” katanya.
Nama besar seperti Madonna, Gwen Stefani, Kylie Minogue, dan Britney Spears adalah inspirasinya. Pada usia 12 tahun, Petras mulai menulis lagu di kamar tidur.
Pada usia 16 tahun, Petras menjalani operasi transisi jender dengan dukungan orangtua yang ramai dibahas media. Saat berusia 19 tahun, Petras pindah ke Los Angeles, AS, sendirian untuk mengejar mimpi sebagai bintang pop. Uang tiket berasal dari hasil kerja sebagai pelayan. Rupanya jalannya tak mudah.
Setelah mendapatkan kesepakatan penerbitan, Petras mencoba untuk mendapatkan kontrak dengan label rekaman di awal karier. Upaya ini tidak berhasil.
”Sepuluh tahun yang lalu, dunia sangat berbeda. Saat itulah saya mulai berkeliling ke label rekaman, dan banyak hal yang dikatakan kepada saya. Saya diberi tahu bahwa saya akan selalu menjadi artis niche karena saya transjender,” ujar Petras.
Ada banyak waktu ketika Petras ingin menyerah. Meskipun begitu, dia terus berusaha. Ia merilis lagu secara mandiri. Sukses pertama Petras adalah ketika merilis lagu singel pop-dansa ”I Don’t Want It at All” (2017) yang berlanjut ke perilisan ”Heart to Break” (2018). Petras merilis debut album debut mixtape, Clarity, pada 2019.
Selanjutnya, dia merilis album debut Turn Off the Light (2019) melalui label sendiri, BunHead Records. Petras pernah berkolaborasi dengan nama besar, seperti ”Broken Glass” (2020) dengan Kygo dan ”Unlock It” (2017) dengan Charli XCX. Pada 2021, ia akhirnya masuk label rekaman besar Republic Records dan merilis album mini Slut Pop (2022) yang kontroversial dan sejumlah lagu singel.
Kolaborasinya dengan Smith dalam ”Unholy” memberi napas baru pada karier Petras. Gelar pemenang Grammy telah masuk dalam biografinya.
Petras bahagia menjadi bagian dari representasi kelompok minoritas dalam musik. Akan tetapi, dirinya ingin terkenal karena musiknya, bukan karena identitas sebagai seorang transpuan semata.
”Saya seorang artis transjender. Namun, bisakah Anda membandingkan saya dengan rekan-rekan saya? Bisakah kita berbicara tentang penulisan lagu saya, seberapa keras saya bekerja keras, dan seberapa bagus pertunjukan saya? Saya hanya ingin diperlakukan sama sebagai bintang pop lainnya,” katanya. (CNN/EW/People/BBC)
Biodata
Nama: Kim Petras
Lahir: Cologne, Jerman, 27 Agustus 1992
Prestasi: Penampilan Duo/Grup Pop Terbaik untuk lagu ”Unholy” bersama Sam Smith, Grammy Awards, 2023