Samara Joy, Jazz Anak Sekarang
Penghargaan dari ajang Grammy bukanlah pengakuan besar pertama yang diperoleh Joy. Pada 2019, dia memenangi Sarah Vaughan International Jazz Competition yang bergengsi. Sejak itulah namanya mulai mencuri perhatian.
Musik telah mendarah daging bagi Samara Joy (23). Penyanyi jaz muda berkulit hitam asal Amerika Serikat ini mempersembahkan jaz berkualitas dengan promosi digital gaya anak zaman sekarang. Hasilnya, ia merebut dua piala Grammy Awards 2023, salah satunya sebagai Artis Pendatang Baru Terbaik.
Linger Awhile
”Kalian semua telah menginspirasi saya karena siapa kalian. Kalian mengekspresikan diri sebagai diri sendiri, secara otentik. Untuk berada di sini, hanya dengan menjadi diri saya sendiri, menjadi diri saya sebagaimana saya lahir, saya sangat berterima kasih,” kata Joy dalam acara Grammy Awards Ke-65 di Crypto.com Arena, Los Angeles, Amerika Serikat, Minggu (5/2/2023).
Joy mengalahkan sembilan artis lainnya, seperti Anitta, Omar Apollo, dan Wet Leg. Sedikit tak terduga seperti perhelatan Grammy Awards tahun-tahun lalu yang punya kandidat kuat. Selain Joy, musisi jaz yang pernah menang dalam kategori ini adalah Esperanza Spalding pada 2011. Joy juga menggondol pulang piala Grammy dalam kategori Album Vokal Jazz Terbaik.
Lahir dan tumbuh di Bronx, New York, Joy sudah dikelilingi oleh para musisi. Keluarganya mempunyai sejarah di musik gospel, motown, dan soul. Kakek dan nenek dari pihak ayah, Elder Goldwire dan Ruth McLendon, bernyanyi dalam kelompok soul gospel Philadelphia yang terkenal, yakni The Savettes.
Ayah Joy adalah Antonio McLendon, seorang penyanyi dan pemain bas yang melakukan tur selama bertahun-tahun dengan bintang gospel, mendiang Andraé Crouch.
Beranjak remaja, Joy bersekolah di Fordham High School for the Arts. Di sinilah tempat pertama dirinya terekspose dengan genre jaz. Ia tampil dengan grup jaz, lalu menang sebagai vokalis terbaik di kompetisi Essentially Ellington yang diadakan Jazz at Lincoln Center.
Setelah itu, perempuan ini belajar jaz di Purchase College, State University of New York, mengambil jurusan vokal. Pada 2020, ia menjadi penerima Beasiswa Ella Fitzgerald sehingga bisa kuliah secara gratis.
Penghargaan dari Grammy bukanlah pengakuan besar pertama yang diperoleh Joy. Pada 2019, dia telah memenangi Sarah Vaughan International Jazz Competition yang bergengsi. Sejak itulah namanya mulai mencuri perhatian.
Joy debut dengan album Samara Joy (2021). Album ini menampilkan sejumlah lagu klasik, termasuk ”Lover Man” dan ”Stardust”. Dia lanjut berkarya dengan merilis Linger Awhile (2022) di bawah label Verve Records yang terkenal di genre jaz. Pada album kedua ini, ia menyanyikan lagu klasik lainnya, seperti ”Guess Who I Saw Today” dan ”Can't Get Out of This Mood”.
Ia juga telah menggelar tur di Amerika Serikat dan Eropa serta tampil di Monterey Jazz Festival 2022. Selebritas seperti Timbaland, LaKeith Stanfield, dan Regina King merupakan penggemarnya.
Akan tetapi, dia mengakui, menjadi seorang nomine Grammy Awards kian melambungkan namanya. ”Selama beberapa bulan terakhir, makin banyak orang mulai menelepon,” kata Joy sambil tertawa.
Inspirasi legenda
Musikalitas Joy terpengaruh sejumlah perempuan penyanyi jaz legendaris, antara lain Sarah Vaughan, Ella Fitzgerald, dan Carmen McRae. Menurut dia, Vaughan bisa mengungkapkan emosi yang langka, sedangkan Fitzgerald mempunyai cara sendiri saat menyanyi dan melakukan scat.
Joy tersentuh dengan karya mereka meskipun mereka menyampaikan cerita yang berbeda lewat musik. Ia seolah melihat dirinya sendiri dalam mereka. Tak pelak, para legenda itu membuka jalannya untuk bermusik di genre ini.
”Cara mereka bernyanyi dan lagu yang mereka nyanyikan, saya dapat memahaminya dan mudah-mudahan saya bisa membawa dan menyebarkannya sehingga tidak ada yang melupakan mereka sebagai perempuan penyanyi kulit hitam yang memiliki dampak dan pengaruh besar pada musik secara keseluruhan,” kata Joy.
Namun, Joy memiliki warnanya sendiri meski relatif baru berkecimpung di jaz. Ada yang berbeda dari bakat, pesona, dan gaya komunikasi yang dia pancarkan. Suaranya mulus, lembut, dan kaya. Sebagai anak generasi Z, Joy juga piawai memanfaatkan kekuatan media sosial untuk berpromosi.
Video Joy berduet virtual dengan Pete Malinverni, kepala studi jaz di Purchase College, pernah viral. Waktu itu, ia menyanyikan lagu ”Take Love Easy” sebagai ucapan terima kasih atas beasiswa dari Yayasan Ella Fitzgerald. Setelah itu, dia meluncurkan kampanye GoFundMe untuk membiayai ongkos album pertamanya.
Joy termasuk sosok yang aktif di TikTok dengan 246.000-an pengikut. Video-videonya sering viral dengan lebih dari 2,5 juta like. Dirinya sering mengikuti tren baru untuk mempromosikan pertunjukan, pencapaian, dan kegiatan sehari-hari.
”Orang-orang mendatangi saya, berkata ’Saya melihat Anda di Tiktok, dan kemudian saya tahu Anda datang ke kota saya, dan saya segera membeli tiket hanya karena seberapa besar suara Anda memengaruhi saya’,” tutur Joy.
Baca juga: Sepenggal Cerita Sunyi dari Bonnie Raitt
Tak disangka, perjalanan Joy di musik dan jaz mengantarkannya pada penghargaan Grammy. Dalam setiap langkahnya, ia tak pernah lupa mengucapkan terima kasih atas dukungan dan pengaruh keluarganya sejak kecil.
”Jadi, bisa mewakili genre sekaya jaz sambil menghormati warisan musik di keluarga saya adalah berkah sejati. Saya sangat berterima kasih kepada semua orang atas dukungan mereka dan saya harap saya terus membuat keluarga saya bangga,” katanya. (AFP/CNN/Grammy.com/CBS News)
Samara Joy McLendon
Lahir: Bronx, New York, 11 November 1999
Pendidikan: Studi Jazz di Purchase College, State University of New York (lulus 2021)
Penghargaan:
- Vokal Jazz Terbaik untuk Linger Awhile, Grammy Awards, 2023
- Artis Pendatang Baru Terbaik, Grammy Awards, 2023
- Pemenang Sarah Vaughan International Jazz Vocal Competition, 2019