Isandra Matin Ahmad, Aga Khan Award untuk Blimbingsari
Andra Matin mengolah karya arsitekturalnya dengan inspirasi rumah adat masyarakat Osing yang tinggal di Banyuwangi. Rumah adat masyarakat Osing sebetulnya memiliki kecenderungan sama dengan masyarakat lain di Pulau Jawa.
Arsitek kelahiran Bandung, Isandra Matin Ahmad (60), menerima penganugerahan bergengsi dunia Aga Khan Award for Architecture 2022, Senin (31/10/2022) di Oman, Arab Saudi. Isandra, yang akrab disapa Andra Matin atau Aang, mengulang prestasi yang pernah diraih arsitek asal Indonesia terakhir kali 30 tahun silam.
Karya arsitektural untuk penilaian penghargaan Aga Khan yang dibuat Andra Matin ialah Bandara Blimbingsari di Banyuwangi, Jawa Timur. Ia merancang dan merealisasikan gagasannya pada 2013 hingga bandara tersebut selesai dan mulai dipergunakan sejak 2016.
Sebelumnya, 30 tahun lalu, penghargaan Aga Khan Award diberikan kepada YB Mangunwijaya atau lebih dikenal dengan sapaan Romo Mangun atas karya arsitektural rumah masyarakat di Kampung Kali Code, Yogyakarta, pada 1992.
Pada 1995, penghargaan sama juga diserahkan untuk karya arsitektural di Indonesia, yaitu Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Akan tetapi, arsiteknya, Paul Andreu, berasal dari Perancis.
Sebelum Kampung Kali Code, Indonesia telah lima kali menerima Aga Khan Award. Lima penghargaan itu diberikan bagi Proyek Perbaikan Kampung di Jakarta (1980) dan Surabaya (1986), peremajaan daerah urban di Samarinda, Kaltim yang lebih dikenal dengan Proyek Citra Niaga (1989), Pondok Pesantren Pabelan (1980) dan Madjid Said Na’um Jakarta (1986) (Kompas, 19/9/1992).
Aga Khan Awards for Architecture mulai dikenalkan sejak 1977. Inisiatornya Aga Khan IV yang lahir di Swiss dan menjadi pengusaha terkenal di dunia. Namun, penerima penghargaan tidak sebatas arsitek Muslim. Rohaniwan Katolik seperti Romo Mangun terbukti juga menerima anugerah penghargaan ini. Itu karena daerah yang dibangun Romo Mangun berada di bantaran Kali Code dengan sebagian besar dihuni umat Islam.
Untuk karya arsitektural Bandara Blimbingsari, Andra Matin melihat ada satu poin penting yang relevan dengan kategori memberi sumbangan besar terhadap umat Muslim. Waktu itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas (2010-2021) meminta supaya ada bagian di lantai dua bandara yang bisa digunakan pengantar melambaikan tangan kepada yang diantar, ketika sudah berada di dalam pesawat yang akan lepas landas.
”Bandara Banyuwangi juga digunakan untuk memberangkatkan calon jemaah haji dari Banyuwangi dan wilayah kabupaten lain di sekitarnya. Biasanya, rombongan masyarakat mengantar para jemaah tersebut,” ujar Andra Matin, beberapa hari sebelum keberangkatannya ke Oman.
Seperti di bandara-bandara lama, selalu ada bagian tertentu di lantai atas yang bisa dipergunakan pengantar untuk melambaikan tangan kepada yang diantar di saat lepas landas. Andra Matin mencontohkan Bandara Kemayoran, Jakarta. Azwar Anaz ketika itu melihat banyak bandara baru yang dibangun di Indonesia sudah tidak lagi membangun sarana tersebut. Bangunan bandara baru mulai meninggalkan aspek sosiologis tersebut.
”Ini salah satu poin penting, mengapa Bandara Blimbingsari memberikan kontribusi penting bagi umat Islam. Saya kira, poin penting selebihnya pada aspek lokal dengan karakter arsitektural yang rendah hati dan menyatu dengan lingkungan di sekitarnya,” kata Andra Matin, yang mengalahkan 20 finalis Aga Khan Award for Architecture dari 16 negara di dunia.
Beratap rumput
Bangunan Bandara Blimbingsari yang dibangun kembali dengan rancangan arsitektural Andra Matin memiliki konsep menyatu dengan lingkungan sawah di sekitarnya yang menghijau. Andra Matin pun membuat bangunan bandara dua lantai itu dengan beratap rumput.
”Ketika dilihat dari kejauhan, arsitektural bangunan bandaranya seperti menghilang. Dengan beratap rumput, bangunan bandara hanya akan tampak seperti gundukan tanah yang menghijau,” ujar Andra Matin, arsitektur lulusan Universitas Katolik Parahyangan, Bandung ini.
Tidak seperti bangunan bandara baru di Indonesia pada umumnya yang sering kali merupakan ruang tertutup rapat yang terpisah dari lingkungannya. Bandara Blimbingsari mengaitkan ekologi dan lanskap setempat.
Bandara Blimbingsari menjulang di tengah area persawahan. Ini seperti memperluas lanskap alami dengan berbagai fungsi yang menyatu. Bandara ini modern dan efisien dalam berbagai aspek, tetapi tidak terasa asing.
Profil bangunannya dibuat rendah horizontal dan dipecah menjadi dua segmen untuk menandai ruang kedatangan dan keberangkatan. Bangunan itu pun dirancang berongga penuh. Ini memungkinkan aliran udara yang terus bergerak dan tidak terhambat. Atap beton dengan tanah dan rerumputan di atasnya juga mengurangi panas dan melindungi dari sengatan matahari.
Andra Matin mengolah karya arsitekturalnya dengan inspirasi rumah adat masyarakat Osing yang tinggal di Banyuwangi. Rumah adat masyarakat Osing sebetulnya memiliki kecenderungan sama dengan masyarakat lain di Pulau Jawa, yakni bangunan yang berbentuk limasan.
Baca juga: Bandara Banyuwangi dari Udeng Suku Osing hingga Aga Khan Award
Karakter rumah limasan menunjang bentuk bangunan yang langsing. Bentuk bangunan langsing akan mendapatkan sumber energi cahaya dan udara secara alami lebih banyak.
”Secara keseluruhan Bandara Blimbingsari menjadi hemat energi. Di Indonesia pernah saya dengar akan membutuhkan sekitar 250 sampai 300 bandara baru sehingga pembangunannya harus mempertimbangkan kondisi yang hemat energi,” ujar Andra Matin.
Andra Matin merancang Bandara Blimbingsari tanpa pendingin udara. Akan tetapi, pihak pengelola akhirnya meminta khusus untuk ruang tunggu calon penumpang diberi pendingin udara.
Ditentukan kebijakan
Konsep menyatu dengan lanskap di sekitar bandara sangat ditentukan adanya kebijakan Bupati Azwar Anas. Ia mulai memimpin pemerintah Kabupaten Banyuwangi sejak 2010 dan berhasil menjadi bupati selama dua periode hingga 2021.
”Sebelum ada bisik-bisik tentang rencana pembangunan kembali bandara, Bupati Azwar Anas mengeluarkan kebijakan agar wilayah dengan radius 5 kilometer dari bandara tidak boleh diubah peruntukannya. Para spekulan akhirnya tidak bisa bermain di situ,” ujar Andra Matin.
Pada akhirnya, kondisi sawah di sekitar bandara tetaplah sawah sampai sekarang. Keberadaan Bandara Blimbingsari tidak mengganggu sosiokultur masyarakat.
”Sejauh ini saya belum pernah mendengar ada pelanggaran terhadap kebijakan tersebut. Atau mungkin ada, tetapi saya tidak pernah mengetahuinya,” kata Andra Matin, yang memperoleh proyek pembangunan kembali Bandara Blimbingsari itu sebagai proyek keempat di Banyuwangi.
Proyek pertama, Bupati Aswar Anaz pada 2012 pernah meminta dirinya membangun kembali Wisma Blambangan sebagai tempat penginapan milik Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Konon, Presiden Soekarno pernah menginap di wisma itu.
Ruang kamar yang pernah digunakan Soekarno diubah menjadi kafe. Bagian belakangnya ditambah ruang penginapan lainnya. ”Sekarang Wisma Blambangan mulai ramai dan mendatangkan penghasilan lebih besar,” ujar Andra Matin.
Proyek kedua, membangun kembali gedung rektorat sebuah politeknik milik pemerintah daerah setempat. Semula gedung tersebut tercerabut dari akar budaya Banyuwangi. Andra Matin mengubah dengan menyesuaikan rumah adat setempat.
”Proyek ketiga, membangun kembali sebuah mushala di depan rumah Dinas Bupati Banyuwangi. Kemudian dilanjutkan proyek Bandara Blimbingsari ini,” ujar Andra Matin.
Andra Matin dengan ideologi rancangan hijau dan hemat energi itu pun terus berproses. Setelah proyek Bandara Blimbingsari selesai dan mulai beroperasi kembali pada 2016, Andra Matin masih menerima banyak proyek berikutnya. Masih ada sekitar 12 proyek lagi di Banyuwangi sampai sekarang. Berikut pula, proyek rancangan lainnya di kota-kota lain masih terus membanjir.
Isandra Matin Ahmad
Lahir: Bandung, 16 Agustus 1962
Pendidikan terakhir: Program Studi Arsitektur, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung (1981-1988)
Penghargaan dari kompetisi:
- Juara Pertama, rancangan arsitektural Terminal 4 Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, Banten (2019)
- Juara Pertama, Revitalisasi Taman Ismail Marzuki, Jakarta (2007)
Pekerjaan:
2021
- Master Plan Cimelati, Jawa Barat
- Perkebunan Lada, Belitung
- Townhouse Prefab Cityville, Jakarta
2020
- Women & Children Hospital, Jakarta
-Hotel di Bromo, Probolinggo
2019
- Masjid Apung Ancol, Jakarta
- Revitalisasi Taman Ismail Marzuki, Jakarta
2018
- Aquatic Gelora Bung Karno, Jakarta
- Syech Yusuf Discovery Park, Makassar