Melihat geliat industri perfilman Kolombia, Jaime E Manrique menyadari film pendek membutuhkan platform untuk eksis. Atas kesadaran itulah dia mendirikan Bogoshorts.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·5 menit baca
KOMPAS/ELSA EMIRIA LEBA
Pendiri Bogoshorts, Jaime E Manrique, melakukan salam jari kelingking yang berarti aya cinta film pendek seusai bercerita tentang perjalanan mendirikan Bogoshorts di sela-sela acara Minikino Film Week 8, Denpasar, Bali, Sabtu (10/9/2022).
Renjana pada film mengantarkan perjalanan Jaime E Manrique (44) ke industri film. Dari tangan laki-laki ini, Bogoshorts muncul sebagai salah satu festival film pendek terbesar di Amerika Latin yang memperkokoh ekosistem perfilman Kolombia selama dua dekade terakhir.
Lahir di Bogota, Manrique dan adik perempuannya dibesarkan oleh ibunya. Selaku orangtua tunggal, ibu Manrique yang bekerja sebagai perancang busana harus membanting tulang demi membesarkan anak-anaknya. Tidak ada uang untuk menyewa jasa pengasuh anak.
Mau tak mau Manrique harus berteman dengan film-film sewaan dalam format betamax atau VHS di rumah untuk melewatkan waktu. Segala film Hollywood bocah ini lahap, termasuk trilogi Back to the Future (1985-1990) yang dibintangi Michael J Fox.
”Itu adalah salah satu alasan mengapa saya sangat mencintai film. Karena masa kecil saya habiskan untuk menonton dan menonton film,” kata Manrique di sela-sela acara Minikino Film Week 8, Denpasar, Bali, Sabtu (10/9/2022).
Beranjak dewasa, Manrique ingin belajar soal film lebih jauh. Sayang, itu bukan pilihan yang baik di Kolombia di masa itu. Sinema di negara yang merdeka sejak tahun 1810 ini belum matang sehingga tidak banyak opsi profesi dalam industri. Bioskop saja belum tentu ada. Atas alasan itulah laki-laki ini belajar ilmu komunikasi di Universidad Externado de Colombia pada 1994.
Rupanya Manrique enggan jauh-jauh dari film. Memasuki usia 18 tahun, ia bekerja sebagai kritikus film di sebuah koran. Dimulai dari situ, aktivitasnya di dunia film selanjutnya merambah ke beragam peran lainnya selama lebih dari dua dekade ini.
Pada 1997, contohnya, Manrique mendirikan Laboratorios Black Velvet yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang audiovisual. Ia menyambi dengan menjalankan tugas sebagai kreator dan editor di Pantalla Colombia, sebuah buletin tentang industri film Kolombia.
Laki-laki ini turut mengemban tugas sebagai produser film pendek dan panjang (feature), konsultan komunikasi digital, dan kritikus film di lebih dari 15 majalah. Di sela-sela waktunya, Manrique mengajar di beberapa kampus di dalam dan luar negeri, antara lain Externado de Colombia serta International School of Film and TV (EICTV) di Kuba.
Manrique aktif mengampanyekan lebih dari 60 film dan festival film Kolombia, salah satunya Cartagena International Film Festival (FICCI). Dia juga mengemban peran juri dalam berbagai festival, seperti Midsummer Young Awards China, Tampere Film Festival, dan Interfilm Berlin International Short Film Festival.
ARSIP BOGOSHORTS - BOGOTÁ SHORT FILM FESTIVAL
Dokumentasi perhelatan acara Festival de Cortos de Bogotá (Bogotá Short Film Festival) atau yang lebih dikenal sebagai Bogoshorts.
Di dunia festival, Manrique terkenal sebagai pendiri Bogoshorts di bawah naungan Laboratorios Black Velvet pada 2003. Kelahiran Bogoshorts berdasarkan atas geliat perfilman Kolombia atas dukungan pemerintah dan kesadaran kebutuhan sineas muda akan ruang untuk menampilkan karya mereka.
Bogoshorts lahir di sebuah bar bernama In Vitro di Chapinero, Bogotá. ”Saya bersama teman-teman kala itu melihat apa yang sedang terjadi pada industri film pendek, film pendek, dan sutradara baru,” ujar laki-laki ini.
Ekosistem film pendek
Bogoshorts sejatinya merupakan platform yang mempromosikan pengembangan ekosistem film pendek lewat pengembangan talenta, produksi, dan konsumsi film pendek. Terdiri atas tiga pilar, salah satu pilar utamanya adalah Festival de Cortos de Bogotá atau Bogotá Short Film Festival.
Manrique menjelaskan, lebih kurang 5.000 film dari seluruh dunia, termasuk pernah Indonesia, masuk ke festival ini untuk berkompetisi setiap tahun. Dari ribuan jumlah tersebut, Bogoshorts menayangkan 300-400 film. Sekitar 30.000 orang menghadiri festival yang digelar di 15 lokasi setiap tahun.
Penerimaan film Bogoshorts tidak fokus pada tema tertentu, tetapi bagaimana sineas bercerita dalam film secara berkualitas. Aspek yang dinilai, antara lain, suara, sinematografi, cerita, skrip, penggunaan cahaya, dan akting, yang teramu menjadi satu kesatuan film.
Bogoshorts merupakan festival film kualifikasi untuk Academy Awards dari Amerika Serikat dan Goya Awards dari Spanyol. ”Bogoshorts berkembang seiring waktu. Sekarang, ini menjadi festival film pendek terbesar di Amerika Latin,” katanya bangga.
Di dalam festival ini terdapat Bogoshorts Film Market (BFM) yang menghubungkan para sineas dengan pelaku industri lain serta pendanaan untuk produksi dan distribusi film. Selama ini, pembuat film pendek kesulitan mendapatkan akses pendanaan dibandingkan dengan pembuat film panjang. Pada tahun ini, Bogotá Short Film Festival memasuki perhelatan yang ke-20, berlangsung pada 6-13 Desember 2022.
ARSIP BOGOSHORTS - BOGOTÁ SHORT FILM FESTIVAL
Dokumentasi perhelatan acara Festival de Cortos de Bogotá (Bogotá Short Film Festival) atau yang lebih dikenal sebagai Bogoshorts.
Bogoshorts bukan hanya festival. Platform ini juga bergerak sebagai agensi film yang memasarkan dan mendistribusikan film pendek Kolombia dan Amerika Latin ke berbagai platform di dunia. Selain itu, lanjut Manrique, mereka memiliki Bogoshorts Movement.
Bogoshorts Movement adalah aksi yang dilakukan sepanjang tahun untuk memperluas ekshibisi film pendek di Bogotá dan wilayah lainnya. ”Kami berusaha membangun budaya film pendek. Apa itu? Budaya film pendek adalah memberi tahu dunia tentang sejarah film pendek dan bahwa film pendek memiliki kualitas hiburan,” tuturnya.
Bogoshorts turut berkontribusi pada pertumbuhan industri film Kolombia. Setiap tahun, platform ini menjadi saksi permulaan karier para sineas berbakat yang eksis sampai hari ini, sebutlah Jhonny Hendrix, Oscar Ruiz Navia, Laura Mora, Simón Mesa Soto, dan Franco Loli. Produksi film di negara berbahasa Spanyol itu, termasuk film panjang, ikut bangkit dalam dua dekade terakhir.
Manrique ingin agar Bogoshorts mengangkat martabat film pendek. Film pendek sama bernilainya dengan film panjang. Yang membedakan, film ini lebih banyak memberi kebebasan kepada pembuatnya. Kebebasan mahal harganya.
Belum lagi, format film pendek membuatnya kerap menampilkan realitas yang riil. Apa adanya. Pendekatannya sedikit berbeda dengan film panjang yang dipoles untuk selera arus utama. Sudah saatnya, tuturnya, para pemangku kepentingan dalam industri film menyadari kekuatan film pendek. Film pendek juga bisa menghibur penonton sehingga memiliki nilai ekonomi yang bisa dimonetisasi.
Melihat tren saat ini, laki-laki berkacamata ini yakin masa depan film pendek cerah. ”Sekarang adalah momen yang bagus karena banyak platform muncul. Platform-platform ini membutuhkan konten dan orang muda semakin rajin mengonsumsi konten pendek karena waktu yang terbatas. Percayalah, film pendek adalah masa depan,” kata Manrique.
Salam film pendek, salam jari kelingking.
KOMPAS/ELSA EMIRIA LEBA
Pendiri Bogoshorts, Jaime E Manrique, berpose setelah bercerita tentang perjalanan mendirikan Bogoshorts di sela-sela acara Minikino Film Week 8, Denpasar, Bali, Sabtu (10/9/2022).
Jaime E Manrique
Lahir: Bogota, Kolombia, 10 Februari 1978
Pendidikan: Fakultas Social Communication di Universidad Externado de Colombia (1994-1999)
Karier, antara lain:
Pendiri dan Direktur Laboratorios Black Velvet (1997)