Sutradara dan penulis Hwang Dong-hyuk berbekal angan-angan di masa sulit hidupnya memilih hanyut dalam arus ”hallyu” menggaungkan karyanya untuk menyuarakan kegetirannya hingga berbuah pengakuan.
Oleh
RIANA A IBRAHIM
·4 menit baca
Gelombang itu masih terus bergulung. Kehadiran layanan menonton daring semakin membuat alirannya kian deras. Sutradara dan penulis Hwang Dong-hyuk berbekal angan-angan di masa sulit hidupnya memilih hanyut dalam arus yang menggaungkan karyanya untuk menyuarakan kegetirannya hingga berbuah pengakuan.
”Saya pikir, saya tidak perlu penerjemah. Di layar itu, waktu saya hanya sekitar 41 detik,” ucap Dong-hyuk ketika mengawali pidato kemenangannya di perhelatan Primetime Emmy Awards Ke-74 di Microsoft Theatre, Los Angeles, Amerika Serikat, Senin (12/9/2022) waktu setempat.
Dengan latar belakangnya mengenyam pendidikan magister di University of Southern California, Los Angeles, AS, selama dua tahun, berbicara bahasa Inggris sebenarnya memang bukan menjadi masalah baginya meski ia selalu meyakini karyanya tidak harus berbahasa Inggris untuk bisa menembus gerbang internasional dan bersaing secara global.
Dong-hyuk pun membuktikan dengan ragam karyanya. Bahkan, serial Squid Game (2021) yang ditayangkan melalui Netflix membawanya mengukir sejarah sebagai sutradara asia pertama yang meraih gelar Outstanding Directing for A Drama Series pada ajang Primetime Emmy Awards Ke-74 ini.
Lewat episode pertama yang bertajuk Red Light, Green Light, Dong-hyuk meredam dominasi serial Succession yang tiga sutradaranya, yakni Mark Mylod, Cathy Yan, dan Lorene Scafaria, mengisi tiga daftar nomine berurutan untuk kategori penyutradaraan. Selain ketiganya, Dong-hyuk juga menyisihkan Ben Stiller lewat serial Severance, Karyn Kusama lewat serial Yellowjackets, dan peraih gelar penyutradaraan pada Emmy Awards 2019, yaitu Jason Bateman lewat serial Ozark.
”Banyak orang yang mengatakan saya mengukir sejarah. Saya rasa, kita semua yang mengukir sejarah ini bersama. Karena kalianlah yang membuka pintu kepada saya untuk bisa berada di sini,” ucap Dong-hyuk melanjutkan pidato kemenangannya.
Ini memang bukan penghargaan internasional pertama bagi Squid Game. Di Golden Globe Award 2021, pemeran pendukung perempuannya, yaitu O Yeung-su, lebih dulu meraih penghargaan. Kini, giliran Dong-hyuk dan aktor Lee Jung-jae sebagai pemeran aktor terbaik untuk kategori drama pada ajang penghargaan untuk serial ini. Total keseluruhan, ada 6 piala yang diboyong dari 14 kategori nominasi untuk serial sebanyak sembilan episode ini.
Rasa personal
Keberhasilan Dong-hyuk kali ini pun tidak lepas dari pengalaman pribadinya semasa hidupnya. Gagasan skenario Squid Game pun berawal dari kisahnya yang secara finansial bermasalah di tengah kondisi Korea Selatan yang problematik kala itu.
Selain untuk menanggung biaya pendidikan jurusan jurnalisme di Seoul National University, ia juga harus menanggung nenek dan ibunya yang baru saja terkena pemutusan hubungan kerja dari perusahaannya. Dong-hyuk yang juga aktivis pro-demokrasi gencar menyuarakan keresahan, selain memunculkan inspirasi baginya.
Skenario tentang permainan anak-anak yang kemudian beralih menjadi ajang orang-orang yang membutuhkan uang untuk bertahan hidup dengan cara apa pun ini ditulisnya pada 2009. Nama tokoh utama Seong Gi-hun yang diperankan Lee Jung-jae pun berasal dari rekan aktivisnya semasa kuliah.
Parasite
”Dari situ, saya yakin bahwa saya juga mampu. Baru kemudian pada 2020, Netflix melirik. Sejalan juga dengan kondisi pandemi, di mana perekonomian banyak negara bermasalah. Ada juga persoalan kelas yang makin terlihat. Ketimpangan ekonomi. Contohnya saja masalah vaksin. Negara berkembang itu terlihat dinomorduakan dan harus bertarung untuk memperoleh vaksin. Mirip seperti yang saya tulis,” kata Dong-hyuk.
Hal ini juga sejalan dengan persepsi banyak orang untuk bisa menembus pasar global harus menciptakan karya berbahasa Inggris agar diterima. Karya awalnya yang berupa film pendek berjudul Miracle Mile (2005) yang berdasarkan pengalaman keluarganya juga dibesutnya menggunakan bahasa Korea dan bahasa Inggris. Saat itu, film pendek itu diputar di Festival Film Cannes dan 40 negara lain dengan respons yang bagus.
Bertepatan dengan gelombang hallyu di seluruh dunia yang kian membesar, keyakinannya akan kekuatan tema terjawab. Squid Game yang memerlukan waktu lebih dari 10 tahun untuk merampungkannya mampu menjadi salah satu yang terlaris di Netflix. Bahkan, disebut-sebut mengungguli serial Bridgerton Season 1. Dari biaya produksi sebesar 20 miliar won atau Rp 241 miliar untuk sembilan episode, Squid Game memperoleh keuntungan hingga Rp 12,8 triliun. Untuk mencapai ini, Dong-hyuk pun sempat mengalami stres yang mengakibatkannya kehilangan enam giginya.
Jatuh bangunnya itu pun menjadi catatan penting dalam kisah hidupnya. Bukan membuatnya menyerah, melainkan mendorongnya untuk makin berupaya. Terlebih Squid Game tengah memasuki masa untuk beralih ke musim kedua. Dong-hyuk pun menjanjikan temanya tak akan jauh berbeda, bahkan akan lebih mendalam. Karyanya memang ditujukan untuk membuka mata dunia lewat Asia.
”Ini tidak akan menjadi piala saya yang terakhir di sini. Tunggu saya kembali lagi,” tutupnya disambut tepuk tangan meriah hadirin pada malam itu. (The Guardian/New York Times)
Hwang Dong-hyuk
Lahir : Seoul, 26 Mei 1971
Pendidikan: Jurusan Jurnalisme Seoul National University
Jurusan Film Produksi University of Southern California
Prestasi:
- Best Director Baeksang Arts Award (2022)
- Best Director in Series Director's Cut Awards (2022)