Steve Kerr, Pria Beruntung di Bola Basket
Steve Kerr merasa beruntung karena dikelilingi para pemain basket hebat.
Steve Kerr menyebut raihan sembilan cincin juara miliknya hanyalah keberuntungan karena berada di sekeliling pemain hebat. Namun, sebenarnya, dia lebih dari sekadar pria beruntung. Sepanjang karier sebagai pemain dan pelatih basket, dia dikelilingi talenta terbaik, mulai dari Michael Jordan, Tim Duncan, hingga Stephen Curry.
Pelatih Golden State Warriors ini baru saja memenangi cincin juara ke-9 di Final NBA 2022, Jumat (17/6/2022). Dia empat kali meraihnya sebagai pelatih bersama Warriors dan lima kali juara sebagai pemain, tiga di Chicago Bulls dan dua bersama San Antonio Spurs.
Sepanjang sejarah NBA, belum ada seorang pun yang bisa meraih setidaknya empat gelar juara masing-masing sebagai pemain dan pelatih. Bill Russell dan Phil Jackson dengan kombinasi 13 gelar juara memang mengoleksi cincin lebih banyak, tetapi Russell dominan saat menjadi pemain, sedangkan Jackson berjaya saat menjadi pelatih.
Ketika ditanya resep menjadi juara, Kerr berkata sambil tersenyum, ”Cukup bergaul dengan orang yang tepat. Anda bergaul dengan megabintang, maka Anda akan terkena serpihan kesuksesan yang jatuh.”
Mantan shooting guard ini terlibat dalam tiga dinasti juara paling dominan. Di Bulls (1993-1998) bersama trio legendaris Jordan, Scottie Pippen, dan Dennis Rodman. Di Spurs (1998-2001 dan 2002-2003) dengan duo pemain raksasa penghuni Hall of Fame, David Robinson dan Tim Duncan.
Pria 56 tahun ini membangun dinasti sendiri di Warriors bersama trio paling berpengaruh dalam bola basket modern, yaitu Curry, Klay Thompson, dan Draymond Green. Mereka bersama-sama menjuarai NBA empat kali dalam delapan musim terakhir, termasuk musim ini.
Kerr sebenarnya merendah. Dia tidak seberuntung itu. Tidak ada pemain yang bisa bertahan dalam klub NBA, apalagi sebuah dinasti, tanpa kemampuan mumpuni. Dia bisa bertahan karena punya kemampuan berkomunikasi dan beradaptasi serta pengetahuan bola basket seluas samudera.
Tonjokan Jordan
Pelatih murah senyum ini pandai menempatkan diri. Dia bisa jadi sosok keras atau lembut untuk mendapatkan rasa hormat. Salah satu kisah yang bisa menggambarkan sosok itu adalah perkelahian Kerr dengan Jordan di pusat pelatihan Bulls pada 1995.
Ketika itu, Kerr hanyalah butiran debu dibandingkan Jordan, ikon tim. Namun, dia dengan tubuh kecilnya berani berduel fisik dan beradu kata dengan Jordan. Kerr yang terus diintimidasi, menarik dan memukul dada sang megabintang. Jordan lalu membalas dengan pukulan ke wajah.
Di titik itulah Kerr yang selalu direndahkan mendapat rasa hormat dari Jordan. Kisah itu berujung indah pada gim keenam Final 1997 lawan Utah Jazz. Jordan yang terkenal egois memberi kepercayaan kepadanya untuk menembak di detik-detik terakhir. Bulls juara berkat lemparan Kerr.
Pendekatan berbeda lagi digunakan saat melatih Warriors. Dia menyesuaikan diri dengan karakter para pemain. Curry yang minim ego, Thompson yang penuh gairah, dan Green yang emosional. Kerr bisa mengeluarkan kemampuan terbaik mereka, tanpa memicu konflik satu sama lain.
Sebagai mantan pemain pelengkap, dia juga fokus menangani para pemain bukan bintang dan cadangan. Kerr sukses membuat lingkungan tim yang sehat, saling dukung seperti sebuah keluarga. Wajar jika mereka lolos final 6 kali dalam 8 musim terakhir. ”Dia tahu bagaimana caranya menyatukan banyak bakat,” puji Thompson.
Kemampuan Kerr itu tidak lepas dari masa kecilnya. Dia lahir di Beirut, Lebanon, mengikuti ayahnya, Malcolm Kerr, yang merupakan akademisi spesialis Timur Tengah. Dia menghabiskan masa kecil di Lebanon dan beberapa negara Timur Tengah sampai akhirnya kembali ke AS untuk bersekolah di Palisades Charter High School.
Tempat tinggal terpisah benua itu berbeda dari sisi budaya hingga bahasa. Kemampuannya beradaptasi pun lebih baik daripada orang yang hanya tinggal di satu negara. Juga, dia banyak belajar dari ayahnya yang sering bertemu rekan dari berbagai negara untuk membicarakan tentang politik.
”Ayah adalah orang yang lebih mengamati. Dia membiarkan saya belajar dan mengalami sendiri. Saya melakukan itu juga dalam melatih. Pengaruh ayah saya sangat besar,” ujar Kerr dalam wawancara dengan The New York Times pada 2016.
Malcolm, Presiden American University of Beirut, dibunuh dalam insiden penembakan teroris pada 18 Januari 1984 di kantornya. Kerr, sebagai anak laki-laki berusia 18 tahun, punya jiwa kepemimpinan lebih besar sejak kejadian itu. Dia juga semakin serius bermain bola basket, sebab permainan itu bisa menghilangkan rasa sedihnya.
Penembak jitu
Kemampuan Kerr dalam melatih tidak perlu diragukan. Dia anak didik dari dua pelatih tersukses, Phil Jackson di Bulls dan Gregg Popovich di Spurs. Mereka sama-sama ahli dalam manajemen pemain dan strategi di dalam lapangan.
Warriors dengan duet ”splash brothers”, Curry dan Thompson, disebut merevolusi permainan bola basket jadi penuh dengan lemparan tiga angka. Mereka memang berbakat melempar dari jarak jauh, tetapi keduanya jauh lebih berkembang setelah kehadiran Kerr pada 2014.
Kerr, sebagai mantan penembak jitu, tahu betul cara mengoptimalkan talenta Curry dan Thompson. Dia memberikan kebebasan anak asuhnya itu melempar tiga angka. Sebelumnya, banyak pelatih lebih mementingkan efisiensi dengan lemparan jarak dekat. Hingga pada akhirnya, seluruh tim NBA turut terbuai dengan lemparan jauh.
Salah satu penemuan terbaik Kerr adalah rotasi serangan Warriors yang didominasi pergerakan tanpa bola. Para penembak tidak stagnan menunggu bola. Curry dan Thompson terus mencari ruang untuk menemukan posisi terbaik. Pola permainan ini menjadikan NBA lebih menarik dan kolektif, tidak hanya didominasi duel satu lawan satu.
Baca juga :Andrew Wiggins Penebusan Sang Maple Jordan
Selain itu, Kerr memang seperti dilahirkan untuk jadi pemenang. Dia terbukti tahan tekanan selama playoff. Dia tidak takut mengganti pemain atau strategi saat momen krusial. Hal itu membuat Warriors menang 22 kali dari 24 seri di playoff sepanjang eranya.
Kerr mungkin beruntung bisa bekerja sama dengan pemain-pemain terhebat dalam setiap generasi. Namun, hal itu tidak seberapa. Keberuntungan terbesarnya adalah punya kemampuan untuk membantu para pemain tersebut menjadi lebih hebat dan membentuk dinasti juara. (AP/REUTERS)
Stephen Douglas Kerr
Lahir: Beirut, Lebanon, 27 September 1965
Jabatan: Pelatih Golden State Warriors (2014-sekarang)
Prestasi sebagai pelatih:
- Juara NBA 4 kali (2015, 2017, 2018, dan 2022)
- Gelar NBA Coach of The Year 2016
Prestasi sebagai pemain:
- Juara NBA 5 kali 1996-1998 (Bulls) dan 1999 dan 2003 (Spurs)
- Juara kontes tembakan tiga angka All-Star 1997