Danny Christian, Dokter di Lahan Kering Sumba
Nama Danny Christian tidak asing di kalangan masyarakat Sumba. Dia bukan saja dikenal sebagai pemilik RSU Swasta Imanuel Waingapu, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Akan tetapi, dokter itu pula yang membangun lahan pertanian seluas 2 hektar, di kawasan padang gersang dan tandus, 25 kilometer dari RSU Imanuel. Lahan tersebut menjadi pusat studi dan inspirasi petani. Hasil pertaniannya pun dibagikan kepada pasien, sambil sosialisasi tentang makanan sehat.
Kamis (17/5) pukul 17.00 Wita lalu, di rumah kediaman Danny Christian, beberapa kursi di pajang di teras rumah. Rumah tersebut sekaligus merupakan tempat praktik dokter Danny. Namun sore itu, praktik sore dia percayakan kepada isterinya yang juga seorang dokter, Andry Widiaty.
“Sudah 21 tahun saya melayani pasien di Sumba. Salah satu masalah dasar dihadapi pasien adalah kurang gizi yang menyebabkan masyarakat mudah terserang berbagai penyakit. Kurang asupan gizi juga menyebabkan sumber daya warga Sumba juga lambat berkembang,”kata Danny.
Ia menyadari, Sumba dikenal sebagai daerah kering dan gersang. Tanaman sangat sulit tumbuh dan berkembang terutama musim hujan. Untuk itu masyarakat perlu contoh langsung dari lapangan. Harus ada sistem pertanian sederhana yang mudah dikerjakan petani yang memiliki sumber daya terbatas.
Pria yang dikenal selalu ringan tangan dan membantu dalam kesulitan ini, mencari kawasan tanah yang benar-benar gersang, kering, dan dibiarkan terlantar oleh pemilik. Dengan ini ia mau membuktikan bahwa tanah setandus dan segersang apa pun, dapat berproduksi, asal dikerjakan dengan kesabaran.
Sejumlah literatur tentang sistem pertanian lahan kering dipelajari Danny. Ia pun mengenal jenis dan karakter tanah, dan tanaman yang cocok dibudidayakan di atas tanah itu. Pengetahuan ini mirip dengan mendiagnosa penyakit pasien yang berobat di RSU Imanuel.
Dengan cara ini, ia mau mengajak masyarakat Sumba untuk bertani secara efektif dan efisien mungkin, menghasilkan produk-produk yang benar-benar dibutuhkan tubuh. Prioritas pertama dari tanaman itu, yakni mengajarkan pasien tentang produk makanan sehat.
“Saat ini hampir semua masyarakat menjual hasil pertanian, kemudian membeli bahan-bahan penyedap rasa buatandengan berbagai rasa. Padahal, sayur-sayur yang diproduksi, cukup dimasak dengan sedikit garam, dan bawang merah, bawang putih jauh lebih sehat,” katanya.
Danny membeli lahan seluas 2 hektar di Laipori Kecamatan Umalulu sekitar 25 kilometer dari Waingapu. Lokasi ini pun langsung digarap tahun itu juga, 2012. Ia membuat pagar keliling menghindari ternak warga masuk. Diikuti pembersihan lahan dan penggalian sebuah sumur dengan kedalaman sekitar 25 meter.
Dibangun pula sebuah rumah panggung, berukuran 10 kali 10 meter persegi untuk tempat beristirahat, sekaligus menyimpan hasil panen. Bagian lantai tanah dari bangunan itu diperlihara ternak ayam, babi, dan sapi. Masing-masing berisi 2-3 ekor ternak, sekedar memberi contoh kepada petani. Ternak-ternak ini diberi makan dengan sisa-sisa hasil pertanian yang diambil dari lahan pertanian itu.
Hampir sebagian besar jenis tanaman hidup dan berkembang di areal itu. Ada zaitun, kurma, pepaya, terung, bawang merah, bawang putih, sayur kol, sawi, kacang-kacangan, sirsak, jambu, nangka, mangga, jagung, padi, wortel, sere, kemangi, jahe, dan kunyit. Danny memprioritaskan tanaman jenis lokal termasuk padi sumba yang terancam punah. Padi ini memiliki wangi yang sangat khas.
Jenis-jenis tumbuhan ini ditanam secara bertahap. Ketika Kompas berkunjung, kebun itu sedang ditanam tanaman bawang merah, jagung, cabe, dan pepaya. Tanaman keras seperti zaitun, mangga, sirsak, kurma, dan jambu air tampak hijau dan rimbun meski di tengah kekeringan.
“Saya cari jenis yang mudah ditemukan dan dikenal di Sumba. Hanya kurma dan zaitun sebagai pengetahuan kepada mereka bahwa disebut kurma atau zaitun, pohonnya seperti itu,” kata Danny.
Bimbing petani
Kebun ini dikerjakan Danny bersama tujuh karyawan di RSU Imanuel, yang memiliki minat dan hobi serupa. Mereka bekerja sore hari, hari Minggu usai ibadah, atau hari libur.
Setiap bulan 2-3 kelompok tani sekitar datang belajar tentang cara bertani di lahan kering, termasuk cara mengatasi hama. Hari biasa selalu ada petani datang belajar. Salah satu petugas kebun yang disiapkan Danny membimbing petani. Jika ingin bertemu Danny, boleh atur waktu bersama.
Produksi bawang merah rata-rata setiap musim panen 10 ton, pepaya sekitar 600 kilogram, sayur sawi dan kol rata-rata 500 kilogram, tomat dan terung juga masing-masing sekitar 500 kilogram. Sementara ikan nila unggul dipeihara di sebuah kolam berukuran 4 kali 4 meter persegi. Ikan ini pun diambil penjaga kebun, kemudian dijual untuk kepentingan dia.
Danny tidak menikmati hasil pertanianya sendiri. Dia membagi-bagikannya kepada pasiennya yang berpenghasilan rendah. Ia juga mengajarkan pasien bagaimana cara mengolah sayur, bumbu dapur, umbi-umbian, dan buah-buahan itu agar lebih sehat dikonsumsi.
“Saya jelaskan kepada mereka mengenai manfaat dari masing-masing tanaman. Biar mereka paham akan manfaat setiap hasil produksi pertanian organik, sekaligus berusaha menanam dan mengonsumsi sendiri,” kata Danny.
Bagi petani sederhana, mereka tidak paham mengenai manfaat dari bawang merah, putih, kol, kacang panjang, wortel, tomat, dan seterusnya. Kadang, mereka memproduksi, tetapi tidak konsumsi sendiri. Hasil pertanian itu dijual di pasar dengan harga murah. Uang digunakan untuk belanja mie instan, penyedap rasa atau kebutuhan lainnya.
Menurut Danny, penyakit yang sering diderita masyarakat Sumba Timur antara lain sakit mata, kurang darah, gangguan hati, jantung, maag, penuaan dini, malaria, TB paru, ginjal, dan kolesterol. "Penyakit-penyakit ini punya hubungan dengan pola makan. Tetapi kebanyakan masyarakat kurang paham," katanya.
Hasil produksi pertanian, khususnya pertanian organik, sangat penting bagi kesehatan. Bagi kebanyakan masyarakat desa, mengonsumsi makanan dengan penyedap rasa tinggi, secara status sosial meningkat, dibanding makanan tanpa penyedap dan pewarna buatan pabrik.
“Saya mengajarkan mereka untuk kembali ke alam. Saat ini banyak generasi muda termasuk orangtua, merasa tidak terhormat kalau mengonsumsi produk pertanian dengan sistem tradisional, mengonsumsi makanan yang direbus. Memang mulut tidak rasa enak tetapi bagi kesehatan sangat berharga,”katanya. Untuk itu dia menjalankan pertaniannya dengan pola organik.
Danny Christian
Lahir : Waikabubak, Sumba Barat, 17 Juli 1969
Istri : Andry Widiaty
Anak :
-Yudistira Bertrand Christian (6)
-Stefani Andhara Christian (2)
Pendidikan Terakhir : FK Universitas Kristen Indonesia, Jakarta 1996
Jabatan : Direktur RSU Imanuel Waingapu