logo Kompas.id
SastraPerajin Kata
Iklan

Perajin Kata

Cemeeh yang sebenarnya bukan benar-benar cemeeh, tapi kesudahannya betul-betul merasuk ke dalam pikiran, kemudian membatu dalam hatinya.

Oleh
Ilham Wahyudi
· 6 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/JUIBr7RhJYiZAjdG4Ghlc-k8-VE=/1024x1300/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F08%2F04%2F4aead163-56e0-4eb6-bd69-f26ca94f2afd_jpg.jpg

Perajin kata itu akhirnya mati sebelum ia sempat memahat sebuah kata yang ia anggap baru (yang kelak ingin ia tuding miliknya sendiri). Yang paling mustajab bunyi dan baunya; yang ia temui dalam perjalanan panjangnya menelusuri lorong kata-kata.

Lima puluh tahun sepertinya bukan waktu yang singkat bergelut-menggeliat, bahkan kadang juga bersetubuh dengan kata-kata. Akan tetapi, perajin kata itu belum juga mampu menawarkan; menampilkan sesuatu yang benar-benar baru, atau paling tidak berbeda dari kata-kata yang selama ini ia tulis dalam puisi-puisinya. Oleh karenanya, bukan sekali-dua ia menerima cemeeh dari penyair-penyair seangkatan, juga angkatan di atas maupun di bawahnya.

Editor:
MARIA SUSY BERINDRA
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000