logo Kompas.id
SastraAnak Bajang Mengayun Bulan...
Iklan

Anak Bajang Mengayun Bulan (111)

Nyanyian burung-burung kepodang itu membawa Sumantri pulang ke Jatisrana. Ia teringat, saat Sukrosono terbaring di pangkuannya, setiap kali ia menyanyikan baginya kidung,

Oleh
Sindhunata
· 3 menit baca

https://cdn-assetd.kompas.id/94JziXoTfmSBWv_9UQzgkJ9efEA=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2022%2F01%2Fa7735526-b4a5-44ca-808e-48e0f88f77aa_jpeg.jpg
KOMPAS/Susilo Budi

Sumantri juga bertanya demikian, ketika tercium olehnya wangi kembang melati yang mekar di pagi hari. ”Adakah kicau burung prenjak itu lagu tentang datangnya penantianku?” tanya Sumantri sambil meragu. Sepasang burung prenjak itu terbang ke pohon campaka. Di sana burung itu terus berkicau bersama kawanannya. Pagi pun ramai dengan suara burung prenjak. Dalam kicau indah burung-burung itu Sumantri merasa, ia ragu akan penantiannya hanya karena ia sendiri tak berdaya. Justru karena ia tak bisa apa-apa, seharusnya ia hanya pasrah dan percaya. Sumantri menunduk malu, ”Mengapa aku harus memastikan apa yang sesungguhnya hanya bisa diberikan padaku?” Sesungguhnya sekarang ia hanya bisa berharap itu. Ia sadar, terwujudnya harapan itu tak tergantung padanya, tapi mengapa ia menuntut seakan ia sendiri yang dapat mengusahakannya?

Editor:
Marcellus Hernowo
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000