Tingkatkan Pengawasan dan Keamanan Destinasi Wisata Saat Libur Lebaran
Tingkatkan pengawasan dan keamanan guna mengantisipasi tingginya arus wisata Lebaran.
Oleh
DEBORA LAKSMI INDRASWARI
·4 menit baca
Pemerintah daerah dan pengelola destinasi wisata harus bersiap untuk menerima kunjungan wisatawan pada masa libur Lebaran tahun ini. Selain menyediakan atraksi hiburan yang menarik, pihak pengelola juga dituntut meningkatkan pengawasan dan keamanan yang optimal guna mengantisipasi kepadatan kunjungan wisatawan.
Libur lebaran menjadi kesempatan masyarakat untuk rehat sejenak dari kesibukan sehari-hari. Dengan durasi libur yang cukup panjang saat ini, ada sebagian besar masyarakat yang memanfaatkannya untuk pulang kampung ataupun berwisata. Hasil Survei Potensi Pergerakan Angkutan Lebaran 2024 yang dilakukan oleh Badan Kebijakan Transportasi (BKT), Kementerian perhubungan menunjukkan aktivitas mobilitas masyarakat selama masa liburan hari raya tahun ini.
Sebanyak 71,7 persen responden menyatakan akan bepergian saat libur lebaran. Sebagian besar yakni 52 persen memang berencana untuk mudik dan merayakan Idul Fitri di kampung halaman. Beberapa di antaranya (35,2 persen) berencana mengunjungi orang tua atau sanak saudara di daerah asal. Selain itu, 10,6 persen responden juga mengungkapkan akan berlibur ke lokasi wisata. Proyeksi tersebut merepresentasikan sekitar 29 juta orang yang akan berwisata pada libur Lebaran.
Proyeksi tersebut perlu menjadi perhatian, terutama para pemangku kebijakan di sejumlah daerah tujuan mudik. Dengan durasi libur hari raya yang sekitar 10 hari maka kemungkinan besar sejumlah obyek wisata di daerah-daerah akan melonjak jumlah kunjungannya. Waktu libur yang relatif singkat ini mendorong sebagian masyarakat untuk tetap mendatangi destinasi wisata meskipun penuh sesak.
Pada periode libur Lebaran 2023 lalu, jumlah kunjungan wisata naik 47 persen dibanding hari biasa. Di sejumlah daerah tujuan mudik, kunjungan wisatawannya membludak. Di Daerah Istimewa Yogyakarta, jumlah wisatawan yang berkunjung saat libur lebaran mencapai 1,7 juta. Di Jawa Tengah, jumlah pelancong yang berwisata ke daerah itu lebih tinggi lagi mencapai 3,95 juta orang. Jumlah itu belum termasuk wisatawan mancanegara yang kebetulan juga dating saat momen Lebaran.
Tingginya animo kunjungan membuat arus lalu lintas menuju lokasi wisata di kedua provinsi itu tersendat. Antrean panjang kendaraan mengular mendekati tempat wisata. Selain itu, terdapat sejumlah kecelakaan di destinasi wisata yang sebagian di antaranya berakibat fatal. Misalnya saja seperti kecelakaan laut di Gunung Kidul, D.I. Yogyakarta dengan korban jiwa mencapai 19 orang
Prioritas keamanan wisatawan
Tingginya mobilitas masyarakat, terutama di sejumlah lokawisata saat libur Lebaran itu patut menjadi perhatian bersama. Kepadatan arus lalu lintas harus diantisipasi dengan sejumlah rekayasa agar arus kendaraan lancar dan minim risiko kecelakaan. Selain itu, perlu dukungan sarana dan prasarana lainnya agar pihak keamanan dan juga instansi terkait dapat memberikan rasa aman dan kenyamanan para pengunjung obyek wisata.
Hasil Jajak Pendapat Kompas pada 25 - 29 Maret 2024 lalu menyebutkan mayoritas responden sebanyak 52,3 persen setuju bahwa pemerintah harus memprioritaskan jaminan keamanan objek dan wahana wisata yang didatangi para pengunjung. Hal lain yang tidak kalah penting untuk diupayakan adalah pengaturan kepadatan lalu lintas di destinasi wisata seperti yang diungkapkan 49,6 persen responden.
Untuk mengantisipasi fenomena itu, pihak kepolisian sudah menyiapkan sejumlah strategi. Beberapa di antaranya adalah mendirikan pos pelayanan terpadu, mengatur sirkulasi arus keluar masuk destinasi wisata, serta mengatur dan menyediakan kantong parker. Selain itu, juga memberikan asistensi manajemen keamanan, menyediakan patroli rutin, serta sarana prasarana tanggap darurat bencana.
Pihak kepolisian juga siap siaga di sejumlah titik lokasi wisata di Pulau Jawa yang berpotensi macet. Total ada 541 lokasi wisata di jalur arteri yang rawan macet saat libur Lebaran 2024. Mayoritas berada di DKI Jakarta sebanyak 171 titik lokasi, Jawa Barat 180 titik, dan Jawa Tengah 72 lokasi.
Peluang pariwisata
Menurut survei Kementerian Perhubungan, ada sepuluh provinsi yang menjadi daerah tujuan mudik. Daerah tersebut adalah Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, Banten, Sumatera Utara, Lampung, Sumatera Selatan, dan Sumatera Barat.
Selain mendorong perputaran ekonomi lebih cepat, tingginya kunjungan ke sejumlah provinsi itu dapat menjadi peluang untuk meningkatkan popularitas potensi daerah dalam jangka panjang. Apalagi, terdapat beberapa lokasi wisata yang menjadi bagian 10 destinasi prioritas pariwisata Indonesia di daerah tujuan utama pergerakan Lebaran secara nasional. Destinasi wisata itu di antaranya adalah Danau Toba di Sumatera Utara; Borobudur di Jawa Tengah; Kepulauan Seribu di DKI Jakarta; Tanjung Lesung di Banten; dan Bromo di Jawa Timur. Momen Lebaran ini dapat dijadikan wadah untuk kembali menggaungkan potensi wisata di sejumlah destinasi tersebut.
Dengan kian terkenalnya lokawisata unggulan nasional itu harapannya dapat mendorong kemajuan wisata secara umum di daerah bersangkutan. Para wisatawan yang hadir menjadi tertarik untuk menjelajah lebih luas lagi berbagai potensi wisata di sekitar daerah unggulan wisata itu. Apalagi, di sejumlah destinasi prioritas tersebut memiliki beragam potensi wisata yang melimpah. Di antaranya seperti Provinsi Jawa Timur yang memiliki sebanyak 555 desa wisata, Sumatera Barat 512 desa wisata, Jawa Tengah 462 desa wisata, dan Jawa Barat dengan potensi desa wisata sebanyak 414 desa.
Dengan banyaknya kunjungan pemudik dan wisatawan dalam masa Lebaran tahun ini, harapannya sejumlah destinasi wisata di daerah dapat meraup keuntungan. Dengan demikian dapat turut serta memajukan daerah, termasuk mendorong omzet usaha-usaha kecil di wilayah bersangkutan. Hal ini sejalan dengan harapan publik di mana 15,9 persen responden Jajak Pendapat Kompas merasa pentingnya melibatkan dan mengembangkan UMKM serta usaha kecil warga di sekitar destinasi wisata pada libur Lebaran tahun ini.
Dengan demikian, tingginya mobilitas masyarakat Indonesia pada masa hari raya tahun ini turut berdampak signifikan pada beragam usaha masyarakat kecil.
Tentu saja, untuk mendukung beragam harapan tersebut perlu kerja sama berbagai pihak untuk menjamin kelancaran dan kenyamanan para pengunjung di seluruh destinasi wisata. Para pemangku kebijakan, pihak keamanan, dan instansi terkait perlu menyiapkan segenap skenario demi menjamin kelancaran arus lalu lintas menuju lokawisata dan juga keamanan seluruh pengunjung. Dengan demikian, Lebaran tahun ini akan menjadi liburan yang berkesan dan sekaligus mendorong kemajuan ekonomi di daerah. (LITBANG KOMPAS)