Libur Lebaran, Kaum Muda Bidik Destinasi Wisata Alam di Kalbar
Sejumlah generasi muda Kalbar memilih mengisi libur Lebaran dengan mengunjungi wisata alam, dari pantai hingga sungai.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Memasuki masa libur Lebaran, masyarakat di Kalimantan Barat mulai menyusun jadwal liburan. Sejumlah generasi muda memilih mengisi waktu liburan dengan mengunjungi destinasi wisata alam di daerah, mulai dari pantai hingga susur sungai.
Toni Hidayat (22), mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Kota Pontianak, Kalbar, beserta beberapa rekannya berencana mengisi waktu liburan ke pantai di Kecamatan Jawai, Kabupten Sambas. Baginya, pantai di sana masih bersih dan terjaga.
”Liburan ke pantai sembari bersilaturahmi dengan rekan-rekan saat Lebaran,” kata Toni saat ditemui, Kamis (4/4/2024).
Sejak di bangku SMP, ia menyenangi wisata alam. Ia gemar berkemah dan mendaki di alam terbuka. Mengisi waktu liburan di alam bisa membawa ketenangan baginya sehingga ketika masuk kuliah kembali bugar.
Ia sering mengisi waktu liburan dengan menjelajah wisata alam, di antaranya Gubung Bawang di Kabupaten Bengkayang. Ia seminggu berkemah di sana.
”Saya memiliki cara melepas kepenatan dengan pergi ke alam terbuka. Kalau pulang dari alam terbuka itu rasanya segar dan siap mengerjakan tugas akhir kuliah,” tuturnya.
Zaen Abdi Muzaki (21), yang sehari-hari bekerja di salah satu lembaga di Kota Pontianak, saat libur Lebaran berencana berwisata susur sungai di kampung halamannya di Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau. Ia ikut memancing di Sungai Putat sembari melihat ekologis di perairan tersebut.
”Jadi aktivitas nanti susur sungai dengan speedboat,” tuturnya.
Zaen dan beberapa anggota keluarganya menyusuri sungai tersebut. Mereka akan bermalam di tepi sungai dengan membangun tenda. Mereka membawa bekal dari rumah untuk dimasak.
Untuk lauk-pauknya dari hasil memancing di sungai. Sementara sayur-mayur mengambil dari pangan lokal, seperti pakis, jamur kerang, dan umbut rotan. Bagi dia yang hidup di Kota Pontianak, mengisi waktu liburan seperti itu juga menghadirkan kesempatan untuk mengonsumsi pangan lokal yang lebih sehat dari alam.
”Ini kebetulan memasuki musim banyak ikan di sungai. Jadi liburannya susur sungai,” tutur Zaen.
Dewi Sapitri, salah satu pelaku usaha biro perjalanan wisata Kalbar, menuturkan, minat masyarakat berwisata ke destinasi lokal masih tinggi, khususnya untuk generasi muda, termasuk generasi Z (kelahiran 1997-2015) yang senang petualangan. Dalam dua pekan terakhir, ada 20 orang menanyakan tentang trip ke destinasi wisata.
Beberapa sudah ada yang membuat perencanaan menuju destinasi wisata minat khusus. Ada yang berencana berwisata dengan mendaki ke Bukit Kelam, bukit batu setinggi sekitar 600 meter di Kabupaten Sintang. Ada pula yang berminat berwisata arung jeram di Kabupaten Bengkayang dan wisata air terjun.
Beberapa hal yang ditanyakan antara lain akses ke destinasi wisata, jarak tempuh, dan perlengkapan apa yang diperlukan saat berlibur. Mereka yang bertanya merupakan anak-anak muda berasal dari Kalbar.
Kendati mereka hanya menanyakan informasi dan tidak menggunakan biro jasa perjalanan wisata miliknya, Dewi tetap melayani pertanyaan tersebut. ”Mereka berkisar 25-30 orang. Untuk pendakian perjalanan pertama, misalnya empat hingga enam orang,” katanya.
Pihak pengelola destinasi di 14 kabupaten/kota di Kalbar juga mulai menyiapkan diri menyambut libur Lebaran. Wisata pantai di daerah Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, perbatasan Indonesia-Malaysia juga diminati. Pengelola di sana telah menyiapkan fasilitas pendukung menghadapi libur panjang Lebaran.
”Bahkan, mereka ada menyiapkan sarana dan prasarana tambahan seperti tenda dan sebagainya karena permintaan cukup tinggi. Wisatawan langsung menghubungi operator destinasi,” kata Dewi.
Kalbar memiliki sejumlah destinasi wisata alam yang menarik untuk dikunjungi saat libur panjang di sejumlah kabupaten. Di Kabupaten Kapuas Hulu, misalnya, ada obyek wisata danau, riam, hutan, air rerjun, dan perbukitan.
Selain wisata alam, terdapat juga wisata budaya yang terdiri dari rumah-rumah adat khususnya rumah panjang suku Dayak dan berbagai kerajinan. Ada pula acara-acara adat budaya dari suku Melayu dan Dayak.
Di Kabupaten Bengkayang juga memiliki sejumlah destinasi wisata alam. Salah satunya bukit Jamur yang dikenal juga dengan sebutan Gunung Batu setinggi 500 meter di atas permukaan laut. Saat berada di atasnya, serasa berada di atas awan.