Rekor Baru Taj Yasin dan Persaingan dengan Casytha Kathmandu pada Pemilu DPD Jateng
Hasil Pemilu 2024 DPD Dapil Jateng diwarnai persaingan suara antara Taj Yasin dan Casytha Kathmandu.
Hasil penghitungan suara Pemilihan Umum Legislatif DPD Dapil Jateng pada 5 Maret 2024 pukul 06.00 sudah mencapai 99.370 dari 117.299 TPS. Dari jumlah suara yang sudah 84,72 persen tersebut, sejumlah fenomena baru tercipta.
Fenomena pertama ialah jumlah suara caleg terbanyak. Berdasarkan hasil penghitungan sementara (84,72 persen data masuk), calon anggota DPD, Taj Yasin Maimoen, memperoleh 3.190.474 suara. Dengan perolehan suara ini, Taj Yasin berada di posisi teratas caleg DPD daerah pemilihan Jateng pada Pemilu 2024 ini.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Dukungan suara Taj Yasin ini juga merupakan yang terbesar dalam sejarah pemilihan anggota DPD dapil Jateng. Perolehan tertinggi sebelumnya dicapai Denty Eka Widi Pratiwi pada Pemilu 2019 dengan mendapatkan 2.347.604 suara. Pada pemilu-pemilu sebelumnya, perolehan suara caleg DPD tertinggi berada di bawah 2 juta suara.
Pada Pemilu 2004, caleg peraih suara terbanyak adalah Hj Nafisah Sahal yang mendapat 1.767.178 suara. Selanjutnya, Sulistiyo memperoleh 1.174.554 suara pada Pemilu 2009 dan pada 2014 Denty Eka Widi Pratiwi meraup 1.901.163 dukungan sebagai caleg peraih suara tertinggi.
Selain rekor suara caleg terbanyak, fenomena kedua yang terlihat dari pileg DPD dapil Jateng ialah terpilihnya Denty Eka Widi Pratiwi untuk keempat kalinya sebagai senator Jateng. Hasil penghitungan sementara (84,72 persen data masuk) memperlihatkan Denty Eka sudah mendapatkan 1.616.433 suara.
Dengan perolehan ini, Denty Eka menduduki peringkat keempat daftar caleg DPD dapil Jateng. Keberhasilan Denty Eka menduduki posisi keempat menjadi peluang bagi dirinya untuk kembali menjabat anggota DPD yang diraihnya sejak 2009.
Fenomena ketiga yang dapat diamati dari pileg DPD dapil Jateng ialah menguatnya dominasi petahana. Hasil penghitungan sementara (84,72 persen data masuk) memperlihatkan enam caleg DPD mendapatkan suara terbanyak.
Keenam caleg tersebut ialah Taj Yasin (caleg baru) dengan 3.190.447 suara, Casytha A. Kathmandu (caleg petahana) dengan 2.955.663 suara, Abdul Kholik (caleg petahana) dengan 1.820.045 suara, Denty Eka Widi Pratiwi (caleg petahana) dengan 1.618.954 suara, Muhdi (caleg baru) dengan 1.360.708 suara, dan Bambang Sutrisno (caleg petahana) dengan 1.271.174 suara.
Dengan perolehan ini, peluang munculnya caleg baru yang lolos sebagai anggota DPD Jateng pada Pemilu 2024 ini ialah satu orang. Jumlah ini menurun dibanding pemilu-pemilu sebelumnya. Pada tiga pemilu sebelumnya, minimal ada dua caleg baru yang terpilih sebagai anggota DPD.
Pada Pemilu 2014, ada dua caleg baru yang berhasil terpilih. Sementara pada Pemilu 2019 mendatangkan tiga caleg baru mampu lolos sebagai senator dari Jateng. Bahkan, pada Pemilu 2009, seluruh anggota DPD yang terpilih merupakan wajah baru.
Persaingan caleg baru dan petahana di DPD Jawa Tengah
Menguatnya sosok petahana ini tidak terlepas dari kekuatan sosok dan jaringan yang dimiliki. Potensi ini bermuara pada penebalan perolehan suara dibandingkan pemilu-pemilu sebelumnya. Sepanjang pileg DPD dapil Jateng 2004-2014 tidak ada caleg terpilih yang memperoleh suara di atas 2 juta. Minimal suara caleg terpilih pun ada yang mendapat suara kurang dari 1 juta dukungan.
Pada Pemilu 2024 kali ini, dari total 11 caleg yang bersaing, hanya enam caleg yang mampu mendapatkan suara lebih dari 1 juta suara. Namun, empat dari enam caleg tersebut merupakan petahana. Lima caleg baru lainnya belum mampu meraup dukungan kompetitif atau masih di bawah 1 juta suara. Meski demikian, lima caleg baru tersebut berhasil meraup dukungan di atas syarat pendaftaran caleg DPD dengan mendapat 371.284-907.042 suara.
Di sisi lain, sosok-sosok baru yang kompetitif dan populer muncul pada setiap pergelaran pemilu menjadi ancaman bagi petahana dengan perolehan suara yang mampu bersaing. Akibatnya, perebutan kursi senator Jateng terlihat lebih dinamis.
Pada Pemilu 2009, misalnya, muncul nama baru Sulistiyo yang mampu meraih suara terbanyak. Latar belakang Sulistiyo merupakan Rektor IKIP PGRI Semarang sekaligus Ketua Umum PGRI Pusat. Selain Sulistiyo, saat itu muncul pula nama baru Denty Eka Widi Pratiwi yang merupakan aktivis PKK Kabupaten Temanggung. Denty Eka merupakan istri Heri Ibnu Wibowo, birokrat di Pemkab Temanggung yang kemudian menjadi Wakil Bupati Temanggung.
Popularitas Denty Eka semakin moncer pada Pemilu 2014 dan Pemilu 2019 dengan meraih suara terbanyak pileg DPD dapil Jateng. Selain Denty Eka, pada Pemilu 2014 juga muncul nama politisi Golkar, Bambang Sadono. Bambang pernah menjadi Wakil Ketua DPRD Jateng, Ketua Golkar Jateng, dan cawagub Jateng pada Pilkada 2008. Popularitas dan kekuatan jaringan Bambang Sadono membuatnya berhasil bersaing dengan petahana pada Pemilu 2014.
Sementara pada Pemilu 2019 muncul nama baru Casytha A. Kathmandu dan Abdul Kholik. Abdul Kholik merupakan doktor ilmu hukum yang pernah menjadi dosen dan staf ahli DPR. Dalam daftar calon tetap caleg DPD Jateng, Abdul Kholik berada di urutan pertama DCT.
Sementara Casytha A Kathmandu memiliki modal dukungan politik karena merupakan anak dari Bambang Wuryanto, Ketua DPD PDI-P Jateng. Selain itu, Casytha A Kathmandu juga tercatat menjadi Ketua KNPI Jateng periode 2022-2025.
Kekuatan jaringan dan pengalaman para petahana ini membuat dukungan suaranya semakin besar dibandingkan sebelumnya. Pada Pemilu 2019, Denty Eka memecahkan rekor meraih suara terbanyak dengan mendapatkan 2.347.604 suara. Sementara tiga caleg terpilih lainnya mendapat minimal 1.420.065 suara. Dukungan minimal suara caleg terpilih 2019 tersebut lebih tinggi dibandingkan seluruh caleg terpilih pada Pemilu 2009 dan juga lebih tinggi dibanding tiga caleg terpilih pada Pemilu 2014.
Karena itu, diperlukan kekuatan jaringan dan popularitas untuk menembus dominasi petahana yang cenderung menguat di peta politik DPD dapil Jateng. Kombinasi kekuatan jaringan dan popularitas tersebut diperlukan untuk bersaing di kontestasi pemilu yang mulai mengarah pada pertarungan loyalitas antarcaleg.
Perolehan suara Taj Yasin dan Casytha Kathmandu di DPD Jateng
Latar belakang Taj Yasin atau Gus Yasin memiliki kombinasi yang lengkap dari aspek popularitas sosok, pengalaman, dan jejaring politik. Taj Yasin merupakan putra dari (alm) KH Maimun Zubair, tokoh agama di Jateng yang pernah menjabat Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Taj Yasin sendiri pernah menjabat Wakil Ketua DPW PPP Jawa Tengah periode 2010-2012. Ia juga pernah menjadi anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah (2014-2018). Sebelum mencalonkan sebagai anggota DPD, Taj Yasin merupakan Wakil Gubernur Jawa Tengah periode 2018-2023.
Lumbung suara Gus Yasin pada Pemilu 2024 ini berada di Kabupaten Jepara (240.242 suara), Pati (210.576 suara), Demak (163.734 suara), Tegal (152.706 suara), Magelang (144.966 suara), dan Kota Semarang (125.096 suara).
Pada Pemilu DPD Jateng 2024 ini, Taj Yasin bersaing dengan Casytha A. Kathmandu. Dukungan suara Casytha banyak didapat dari Kabupaten Banyumas (238.189 suara), Boyolali (240.753 suara), Cilacap (140.834 suara), Karanganyar (175.983 suara), Klaten (145.943 suara), Sukoharjo (146.647 suara), dan Wonogiri (231.695 suara).
Melihat wilayah persebarannya, persaingan kedua caleg tersebut cenderung terlihat di basis-basis pemilih loyalnya. Taj Yasin banyak menuai dukungan di wilayah Pati, kantong-kantong suara PPP dan NU di Jawa Tengah. Sementara Casytha lebih banyak mendapat dukungan di kantong-kantong wilayah PDI-P.
Adapun caleg lain, Abdul Kholik, unggul di wilayah lain, yaitu Cilacap (192.985 suara), Kebumen (100.950 suara), dan Pemalang (77.804 suara). Meski demikian, perolehan suara Abdul Kholik di wilayah-wilayah tersebut masih masih di bawah Taj Yasin dan Casytha A Kathmandu.
Baca juga: Penghitungan Sementara KPU: Persaingan Fahira Idris dan Happy Djarot di DPD DKI Jakarta
Sementara wilayah penguasaan Denty Eka terpusat di Kabupaten Temanggung yang menjadi kampung halamannya dengan 149.150 suara. Denty Eka juga banyak meraup dukungan suara di Kabupaten Cilacap (93.629 suara), Klaten (79.463 suara), Magelang (73.335 suara), Sragen (39.494 suara), Sukoharjo (38.335 suara), dan Wonogiri (35.916 suara).
Meski demikian, di luar wilayah Temanggung, penguasaan suara Denty Eka masih di bawah Taj Yasin dan Casytha Kathmandu. Munculnya caleg-caleg yang kian populer dan menguat menjadi tantangan bagi Denty Eka untuk mempertahankan suaranya di luar Temanggung. Terlebih, perolehan suaranya kali ini cenderung menurun dibandingkan Pemilu 2019 dan Pemilu 2014.(LITBANG KOMPAS)
Baca juga: Antusiasme Menjadi Senator DPD Terus Menurun