logo Kompas.id
RisetWilayah Persaingan Caleg DPD ...
Iklan

Wilayah Persaingan Caleg DPD DKI Jakarta pada Pemilu 2024

Meski diwarnai kekuatan petahana, sejumlah wilayah di DKI Jakarta masih terbuka diperebutkan para caleg DPD yang lain.

Oleh
ANDREAS YOGA PRASETYO
· 6 menit baca
Warga melintasi baliho foto diri daftar calon anggota Dewan Perwakilan Daerah daerah pemilihan Provinsi DKI Jakarta di kolong tol dalam kota, Slipi, Jakarta Pusat (9/1/2024).
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Warga melintasi baliho foto diri daftar calon anggota Dewan Perwakilan Daerah daerah pemilihan Provinsi DKI Jakarta di kolong tol dalam kota, Slipi, Jakarta Pusat (9/1/2024).

Selain memilih calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR RI, DPRD provinsi, dan pasangan presiden-wakil Presiden, para pemilih yang berdomisili di Ibu Kota Jakarta juga akan memilih anggota Dewan Perwakilan Daerah atau DPD pada Pemilu 2024.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD menyebutkan, DPD merupakan lembaga perwakilan daerah yang berkedudukan sebagai lembaga negara. DPD terdiri atas wakil daerah provinsi yang dipilih melalui pemilihan umum.

Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Kunjungi Halaman Pemilu

Basis wilayah yang menjadi daerah pemilihan anggota DPD ialah provinsi. Adapun jumlah anggota DPD untuk setiap provinsi ditetapkan empat orang. Calon anggota DPD adalah perseorangan yang dapat memenuhi syarat dukungan minimal dari pemilih di daerah pemilihan yang bersangkutan.

Untuk daerah pemilihan DKI Jakarta, syarat jumlah dukungan ini paling sedikit 3.000 pemilih. Mereka yang memenuhi syarat ini akan ditetapkan oleh KPU dalam daftar calon tetap (DCT) anggota DPD. DCT anggota DPD ini disusun berdasarkan abjad pada surat suara.

Ketua Umum Bang Japar yang juga senator DKI Jakarta, Fahira Idris, bersama sejumlah tokoh lintas partai menghadiri milad pertama Bang Japar di Kalibata, Jakarta, Minggu (25/2/2018).
DOKUMENTASI BANG JAPAR

Ketua Umum Bang Japar yang juga senator DKI Jakarta, Fahira Idris, bersama sejumlah tokoh lintas partai menghadiri milad pertama Bang Japar di Kalibata, Jakarta, Minggu (25/2/2018).

Empat calon terpilih anggota DPD diambil berdasarkan pada calon yang mendapatkan suara terbanyak pertama, kedua, ketiga, dan keempat. Namun, jika perolehan suara calon terpilih pada peringkat keempat terdapat jumlah suara yang sama, KPU akan melihat calon yang memperoleh dukungan yang lebih merata penyebarannya di seluruh kabupaten/kota untuk kemudian ditetapkan sebagai calon terpilih. Karena itu, penting bagi para caleg DPD untuk mendapatkan dukungan suara yang tinggi dengan tingkat persebaran yang merata.

Dalam sejarahnya, sejak Pemilu 2004, warga Ibu Kota sudah memilih calon anggota DPD. Dalam empat kali pemilu tersebut terpetakan sejumlah gambaran kekuatan dan pola persaingan para caleg DPD dalam memperebutkan suara warga Jakarta.

Gambaran peta kekuatan itu mulai dari tren dukungan suara kepada caleg terpilih, persaingan antarcaleg, hingga penguasaan wilayah caleg dalam meraup dukungan suara warga Jakarta.

Calon wakil gubernur DKI Jakarta Sylviana Murni saat berkampanye di kawasan Sukabumi Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Kamis (8/12/2016). Sylviana  saat ini merupakan anggota DPD RI dari dapil DKI Jakarta.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Calon wakil gubernur DKI Jakarta Sylviana Murni saat berkampanye di kawasan Sukabumi Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Kamis (8/12/2016). Sylviana saat ini merupakan anggota DPD RI dari dapil DKI Jakarta.

Caleg petahana DPD DKI Jakarta

Fenomena pertama terkait dengan kecenderungan peningkatan dukungan suara kepada empat calon anggota DPD terpilih. Pada Pemilu 2004, empat caleg yang berhasil lolos menjadi anggota DPD ialah Mooryati Soedibyo, Sarwono Kusumaatmadja, Biem Benjamin, dan Marwan Batubara. Jika digabungkan suaranya, keempat caleg terpilih ini meraup 1.590.638 suara.

Pada Pemilu 2009, empat caleg terpilih, yaitu Dani Anwar, AM Fatwa, Djan Faridz, dan Pardi, berhasil mendapatkan 1.333.588 suara. Tingkat dukungan pemilih kepada anggota DPD terpilih di Ibu Kota ini meningkat menjadi 1.772.250 suara pada Pemilu 2014. Saat itu, anggota DPD yang berhasil terpilih ialah AM Fatwa, Fahira Idris, Dailami Firdaus, dan Abdul Azis Khafia.

Dukungan tersebut semakin meningkat pada Pemilu 2019. Empat caleg yang berhasil menjadi anggota DPD ialah Jimly Asshiddiqie, Sabam Sirait, Fahira Idris, dan Sylviana Murni dengan total meraup 2.306.971 suara. Sebagai catatan, pada 2021, Sabam Sirait meninggal dan posisinya digantikan oleh peringkat kelima, Dailami Firdaus.

Merujuk laman DPD, Dailami Firdaus merupakan cucu KH Abdullah Syafi’I, ulama besar Jakarta yang pernah menjabat Ketua MUI DKI Jakarta (1977-1984). Dailami juga Ketua Yayasan Perguruan Tinggi As-Syafi’iyah.

Petugas Panitia Pemilihan Kecamatan Kecamatan Matraman beristirahat sejenak setelah pengelompokan kotak suara per kelurahan di tempat penyimpanan logistik Pemilu 2024, Selasa (26/12/2023).
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Petugas Panitia Pemilihan Kecamatan Kecamatan Matraman beristirahat sejenak setelah pengelompokan kotak suara per kelurahan di tempat penyimpanan logistik Pemilu 2024, Selasa (26/12/2023).

Di satu sisi, peningkatan dukungan suara ini memberikan gambaran kemampuan caleg-caleg terpilih dalam meyakinkan pemilih dan berbuah konversi dukungan suara. Peningkatan dukungan suara ini juga menjadi oase di tengah semakin berkurangnya kepesertaan jumlah caleg.

Jumlah calon DPD di Jakarta pada Pemilu 2024 adalah 25 orang. Jumlah ini mengalami penurunan dibandingkan dengan dua pemilu sebelumnya. Pada Pemilu 2019, ada 26 caleg DPD, sedangkan saat Pemilu 2014 ada 35 caleg DPD untuk daerah pemilihan DKI Jakarta.

Namun, di sisi lain, dukungan suara ini juga mencerminkan dinamika persaingan caleg dalam merebut pemilih mengingat makin menebalnya pilihan warga DKI pada beberapa sosok caleg. Pengerucutan suara pada sosok ini menjadi fenomena kedua yang dapat dicermati pada peta kekuatan caleg DPD di Jakarta. Dominannya dukungan suara ini antara lain tergambar pada bertambahnya caleg petahana yang terpilih dari masa ke masa.

Pada Pemilu 2009, hanya satu petahana yang mencalonkan diri, yaitu Biem Benjamin. Tiga anggota DPD lainnya, yaitu Mooryati Soedibyo, Sarwono Kusumaatmadja, dan Marwan Batubara, tak mencalonkan kembali.

Iklan
Anggota Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi memperlihatkan contoh surat untuk calon Dewan Perwakilan Daerah kepada pengunjung dalam acara sosialisasi melawan hoaks terkait pemilu di Gedung Sarinah Jakarta, Minggu (24/12/2023).
KOMPAS/ZULKARNAINI

Anggota Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi memperlihatkan contoh surat untuk calon Dewan Perwakilan Daerah kepada pengunjung dalam acara sosialisasi melawan hoaks terkait pemilu di Gedung Sarinah Jakarta, Minggu (24/12/2023).

Keberadaan satu petahana membuat dinamika persaingan DPD saat itu menjadi terbuka. Hasil pemilu saat itu memunculkan wajah baru anggota DPD dari Jakarta, yaitu Dani Anwar, AM Fatwa, Djan Faridz, dan Pardi. Adapun Biem Benjamin tidak terpilih lagi pada 2009. Di tengah perjalanan terjadi pergantian antarwaktu, Djan Faridz dilantik menjadi Menteri Perumahan Rakyat pada 2011. Djan Faridz kemudian digantikan oleh Vivi Effendy.

Pada Pemilu 2014, tiga petahana ikut mencalonkan kembali. Mereka ialah AM Fatwa, Pardi, dan Vivi Effendy, sedangkan Dani Anwar menjadi caleg DPR RI dari PKS di daerah pemilihan DKI Jakarta II. Dari tiga petahana yang maju, hanya satu orang yang berhasil terpilih kembali, yaitu AM Fatwa, dengan meraih 475.601 suara.

Ia terpilih bersama Fahira Idris, Dailami Firdaus, dan Abdul Azis Khafia. Namun, pada 2017, AM Fatwa meninggal. Posisinya digantikan politisi senior Sabam Sirait yang menempati posisi kelima dengan meraih 237.273 suara.

Baca juga: Antusiasme Menjadi Senator DPD Terus Menurun

Pada Pemilu 2019, empat petahana anggota DPD tersebut kembali mencalonkan diri. Di luar keempat nama petahana, muncul caleg-caleg potensial, seperti mantan Ketua MK Jimly Asshiddiqie dan mantan calon wakil gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2017 Sylviana Murni. Sylviana dikenal sebagai birokrat berpengalaman di DKI Jakarta. Ia pernah menjadi Wali Kota Jakarta Pusat, kemudian Asisten Sekretaris Daerah Bidang Pemerintahan, serta Deputi Gubernur Bidang Budaya dan Pariwisata.

Petahana yang berhasil terpilih kembali pada Pemilu 2019 adalah Sabam Sirait dan Fahira Idris. Dua caleg terpilih lainnya ialah Jimly Asshiddiqie dan Sylviana Murni.

Untuk Pemilu 2024 ada tiga petahana anggota DPD yang kembali mencalonkan diri, yaitu Fahira Idris, Sylviana Murni, dan Dailami Firdaus. Sementara Jimly Asshiddiqie tidak mencalonkan lagi.

https://cdn-assetd.kompas.id/PraQP-NesvJIVWXmEf44K_0iHCE=/1024x3214/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F01%2F29%2F9415fda2-bfc5-4fc7-bacb-bd0618402a4d_png.png

Peluang caleg baru DPD DKI Jakarta

Tren menguatnya keterpilihan petahana ini akan menjadi tantangan bagi caleg-caleg lain. Terlebih para petahana ini memiliki tabungan elektoral yang relatif mapan. Di atas kertas, ketiga petahana memiliki modal politik. Ini karena ada tabungan elektabilitas dari Pemilu 2019.

Dari aspek modal elektabilitas, Fahira Idris menjadi petahana yang paling berpotensi karena dua peraih suara terbanyak, yaitu Jimly Asshiddiqie tidak mencalonkan lagi dan Sabam Sirait telah meninggal.

Baca juga: Laga Para Petahana Caleg DPR RI Dapil DKI Jakarta 1

Pada Pemilu 2019, jumlah suara yang didapatkan Fahira mencapai 581.108 suara. Adapun Jimly Asshiddiqie mendapat 644.063 suara diikuti Sabam Sirait yang meraih 626.618 suara. Fahira yang dikenal sebagai pengusaha dan pegiat sosial ini merupakan anak dari mantan menteri Fahmi Idris dan cucu dari mantan Ketua Umum MUI KH Hasan Basri. Lumbung suara Fahira Idris terutama berada di Jakarta Selatan (167.962 suara), Jakarta Timur (161.970 suara), dan Jakarta Barat (114.337 suara).

Sementara itu, petahana lain, Sylviana Murni, mendapat 455.182 suara di Pemilu 2019. Dukungan suara terbanyak bagi Sylviana Murni datang dari warga Jakarta Timur dengan 183.608 suara dan pemilih di Jakarta Selatan dengan 85.623 suara. Adapun dukungan suara Dailami Firdaus dominan di Jakarta Timur (132.960 suara) dan Jakarta Selatan (95.546 suara).

Happy Farida dan Djarot Saiful Hidayat saat acara pelepasan gubernur DKI Jakarta dengan pegawai dan BUMD serta masyarakat sebelum diarak menggunakan kereta kencana saat acara pelepasan di Depan Balai Kota DKI Jakarta, Minggu (15/10/2017).
KOMPAS/ALIF ICHWAN

Happy Farida dan Djarot Saiful Hidayat saat acara pelepasan gubernur DKI Jakarta dengan pegawai dan BUMD serta masyarakat sebelum diarak menggunakan kereta kencana saat acara pelepasan di Depan Balai Kota DKI Jakarta, Minggu (15/10/2017).

Meski mulai didominasi petahana, sejumlah peluang masih terbuka bagi caleg-caleg lain. Karena Jimly Asshiddiqie tidak ikut mencalonkan diri lagi, satu kursi DPD menjadi lowong dan bakal diperebutkan calon lainnya. Jika merujuk pada hasil Pemilu 2019, ada sejumlah calon anggota DPD di Pemilu 2024 yang berpeluang mengisi kursi itu, seperti Alwiyah Ahmad dan Ardi Putra Baramuli.

Nama-nama caleg berpotensi lainnya ialah Happy Farida, Ilyas, Pardi, dan Syamsidar Siregar. Happy Farida atau Happy Djarot merupakan istri mantan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat. Sementara Ilyas merupakan Ketua Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila DKI Jakarta. Adapun Pardi merupakan mantan anggota DPD DKI Jakarta, sedangkan Syamsidar pernah menjadi anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta.

Peluang bagi caleg lain bisa diwujudkan dengan mencermati sejumlah wilayah yang masih terbuka meraup dukungan. Dari hasil pemetaan sebaran dukungan suara pada Pemilu 2019, setidaknya ada tiga wilayah yang berpeluang diperebutkan caleg-caleg lain. Wilayah itu adalah Jakarta Pusat, Jakarta Utara, dan Jakarta Barat. Di ketiga daerah itu ada dua caleg di luar petahana pada Pemilu 2019 yang mampu meraup suara lebih banyak dibandingkan dengan petahana.

Baca juga: Persaingan Caleg Dapil DKI Jakarta 2 di Teritorial Petahana

Terlebih, pada Pemilu 2019 ada dua caleg baru yang mampu bersaing dengan perolehan suara caleg petahana dan lolos sebagai anggota DPD. Bahkan, satu dari dua caleg baru itu mampu meraup suara terbanyak.

Kompetitifnya sebagian caleg baru ini juga terlihat dari syarat dukungan saat mendaftarkan diri ke KPU. Dari 25 caleg tetap DPD yang diumumkan di laman KPU, ada tiga caleg yang menyertakan dukungan pemilih di atas satu petahana. Faktor-faktor tersebut menunjukkan masih terbukanya peluang caleg-caleg baru untuk mendapatkan dukungan pemilih Ibu Kota pada Pemilu 2024 nanti.(LITBANG KOMPAS)

Baca juga: Peluang Caleg Merebut Suara di Dapil DKI Jakarta 3

Editor:
YOHAN WAHYU
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000