Analisis Debat Capres: Persaingan Pertajam Diskursus soal Pertahanan
Debat ketiga antarcalon presiden berjalan cukup dinamis. Meningkatnya tensi dalam diskusi ini berefek positif sehingga tema hubungan internasional, pertahanan, keamanan, dan geopolitik dibahas dengan makin tajam.
Satu hal yang tampak menonjol dalam ajang debat ketiga yang dilaksanakan di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024), ialah diskusi yang berlangsung sengit. Menariknya, ketegangan antarcalon presiden yang terkulminasi dalam debat kali ini justru bersifat produktif.
Semangat para capres untuk adu gagasan pun dibarengi dengan tingkat antusiasme masyarakat dalam menyaksikan debat ketiga. Hasil jajak pendapat Litbang Kompas saat debat berlangsung menunjukkan bahwa 63,3 persen dari responden survei menonton acara debat, baik sendiri, bersama keluarga, maupun dalam acara menonton bersama dengan kawan atau komunitas.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Dibandingkan dengan debat capres dan cawapres sebelumnya, tingkat antusiasme kali ini memang sedikit menurun. Pada debat cawapres lalu, sebanyak 66,5 persen dari responden menyatakan menonton. Namun, dibandingkan dengan debat perdana, tingkat antusiasme ini mengalami kenaikan. Antusiasme publik pada debat perdana di bawah 60 persen.
Analisis diksi
Dari 2.959 kata yang diucapkan Anies Baswedan dalam durasi selama 25 menit 9 detik, kata yang tampak paling dominan diucapkan adalah ”Indonesia”, ”pertahanan”, dan ”negara”.
Kata ”rakyat”, ”pertahanan”, dan ”negara” muncul sebagai kata tertinggi yang diucapkan Prabowo Subianto dari total 2.441 kata yang diucapkan dalam durasi selama 25 menit 23 detik.
Selaras dengan itu, kata ”pertahanan” pun menjadi yang paling sering diucapkan Ganjar Pranowo di samping kata ”data” dan ”negeri”. Ketiga kata ini menjadi bagian paling dominan dari 3.174 kata selama 25 menit 48 detik durasi berbicara.
Pola diksi yang paling dominan ini menunjukkan pertahanan paling mendapat perhatian dalam jalannya debat dibandingkan dengan beberapa aspek lain, yakni hubungan internasional, keamanan, politik luar negeri, geopolitik, dan globalisasi.
Meskipun memiliki pendekatan yang beragam, ketiga capres sama-sama menyatakan komitmen mereka dalam beberapa hal. Pertama, segala upaya diplomasi dan kebijakan luar negeri Indonesia akan dilaksanakan dengan mengedepankan kepentingan nasional.
Kedua, selaras dengan salah satu tujuan negara Indonesia, ketiga capres juga menyatakan komitmen mereka untuk mendorong kebebasan bangsa Palestina dari penjajahan.
Terakhir, ketiganya sepakat akan pentingnya agenda untuk memperkuat pertahanan negara.
Penilaian performa
Tiga aspek yang dinilai ialah kemampuan menjawab pertanyaan dengan lancar dan jelas, penguasaan masalah yang didiskusikan, serta penampilan kandidat di atas panggung, termasuk pakaian, sikap, dan ekspresi yang ditunjukkan.
Hasilnya, baik Anies, Prabowo, maupun Ganjar sama-sama mendapatkan skor di kisaran angka 7. Skor ini merujuk dari jawaban responden (63 persen) yang terikat dengan margin of error penelitian.
Dilihat lebih detail, penilaian terhadap penampilan Ganjar dan Anies bersaing. Dalam melihat performa Ganjar, penampilan menjadi yang paling positif dinilai masyarakat dengan skor 7,8. Sementara dalam aspek penguasaan masalah dan kemampuan menjawab pertanyaan, calon nomor urut tiga ini mendapat skor 7,4.
Baca juga: Di Debat Capres, Beda Gaya Komunikasi Anies, Prabowo, dan Ganjar Makin Terlihat
Selaras dengan Ganjar, aspek penampilan Anies berada di angka 7,8. Aspek cara menjawab pertanyaan oleh Anies dalam debat kali ini pun dinilai setara dengan Ganjar, dengan skor penilaian sebesar 7,4. Sementara capaian skor pada aspek penguasaan materi sebesar 7,2.
Hal berbeda terhadap Prabowo. Pada aspek penguasaan materi dan penampilan, nilai yang diberikan responden masing-masing di angka 6,9 dan 7,1. Penilaian publik terhadap cara Prabowo dalam menjawab pertanyaan juga dianggap relatif senada, yaitu di angka 6,9. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga:Pengaruh Debat Capres-Cawapres terhadap Keputusan Pemilih