logo Kompas.id
RisetPrabowo-Gibran Unggul, Pemilih...
Iklan

Prabowo-Gibran Unggul, Pemilih Bimbang Meningkat

Pasangan Prabowo-Gibran unggul atas dua capres lain. Namun, pemilih bimbang meningkat. Mereka dapat menjadi penentu.

Oleh
BAMBANG SETIAWAN
· 5 menit baca
Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Ganjar Pranowo berfoto bersama seusai makan siang bersama Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, 30 Oktober 2023.
NINA SUSILO

Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Ganjar Pranowo berfoto bersama seusai makan siang bersama Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, 30 Oktober 2023.

Survei Kompas terbaru menunjukkan elektabilitas pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka mengungguli pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Namun, pemilih bimbang yang saat ini jumlahnya meningkat dapat menjadi penentu. Dinamika politik yang terjadi dalam dua bulan menjelang pemungutan suara akan sangat menentukan.

Pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mendapatkan 39,3 persen suara, sedangkan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar 16,7 persen dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD 15,3 persen. Sementara itu, pemilih yang masih bimbang (undecidedvoters) mencapai 28,7 persen.

Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Kunjungi Halaman Pemilu

Survei dilakukan secara tatap muka pada 29 November-4 Desember 2023 terhadap 1.364 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi Indonesia. Pada tingkat kepercayaan 95 persen, margin of error penelitian ini +/- 2,65 persen.

Pasangan Prabowo-Gibran unggul di hampir semua kategori sosio-demografis responden. Suara untuk pasangan ini lebih tinggi daripada dua pasangan calon lawannya, baik di perdesaan maupun perkotaan, serta dominan di kalangan perempuan dan laki-laki.

Suara untuk Prabowo-Gibran juga lebih tinggi pada hampir semua kelompok pemeluk agama. Keunggulannya juga tecermin pada semua strata pendidikan dan kelas sosial ekonomi. Suara Prabowo-Gibran menonjol di semua kategori usia, terlebih pada kalangan generasi Z dan Y (milenial). Dukungan dari generasi Z (17-25 tahun) bahkan mencapai 54,5 persen.

https://cdn-assetd.kompas.id/3E6d4vJrOtqgUJ4pCpa3-K_zE_8=/1024x853/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F12%2F10%2Fffab87c9-d288-4e2b-9941-308c7ed467be_jpg.jpg

Sementara itu, pada pertanyaan khusus tentang elektabilitas capres (tanpa pasangan) terjadi perubahan yang cukup besar. Saat ini Prabowo mendapatkan 39,7 persen, Ganjar 18 persen, dan Anies 17,4 persen.

Jarak keterpilihan antara Anies dan Prabowo yang semula 12,1 persen (Agustus 2023) sekarang menjadi 22,3 persen. Sementara Ganjar yang sebelumnya unggul tipis atas Prabowo dengan selisih 2,8 persen sekarang posisinya terbalik, lebih unggul Prabowo dengan jarak keterpilihan mencapai 21,7 persen. Sementara jarak Ganjar dengan Anies makin tipis. Sebelumnya, Ganjar unggul dengan jarak 14,9 persen atas Anies sekarang menyempit menjadi 0,6 persen.

Melebarnya jarak elektabilitas Ganjar dari Prabowo tak lepas dari pergeseran dukungan yang terjadi pada pemilih Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan pemilih Jokowi. Soliditas dukungan dari orang-orang yang pada Pemilu 2019 memilih PDI-P kepada Ganjar yang pada Agustus 2023 mencapai 60,6 persen sekarang tinggal 40,7 persen.

Sebaliknya, pemilih PDI-P yang memberikan suaranya kepada Prabowo cenderung meningkat, dari 22,1 persen menjadi 35,1 persen. Dukungan partai-partai koalisi pendukung Prabowo juga semakin solid, rata-rata meningkat signifikan ketimbang Agustus lalu, terutama dari Partai Golkar, Partai Demokrat, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dan Partai Bulan Bintang (PBB).

https://cdn-assetd.kompas.id/0m7NAeZZ1FdG-9kfgR6sIMB26lQ=/1024x1554/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F12%2F10%2Ff42d6535-ac06-432f-bf93-ae1f1e70dc14_jpg.jpg

Efek Jokowi

Meningkatnya elektabilitas Prabowo dan turunnya suara untuk Ganjar tak lepas dari perpindahan dukungan bekas pemilih Joko Widodo-Ma’ruf Amin. Pemilih Jokowi pada Pilpres 2019, yang pada Agustus 2023 masih dominan memilih Ganjar, saat ini terekam lebih banyak yang memilih Prabowo. Pada survei Agustus 2023, simpatisan Jokowi yang memilih Ganjar mencapai 48,1 persen dan hanya 22,9 persen yang memilih Prabowo. Sekarang yang terjadi sebaliknya, yang memilih Prabowo 39,8 persen dan yang memilih Ganjar 27,4 persen.

Sebaliknya, pemilih yang dalam Pilpres 2019 telah memilih Prabowo cenderung lebih banyak yang kembali memilihnya meskipun sepertiganya kemudian menjadi pemilih Anies. Prabowo juga mendapat aliran suara terbesar dari kelompok yang pada Pemilu 2019 tidak menggunakan hak pilih.

Iklan

Selain itu, Prabowo saat ini juga mendapatkan aliran suara yang lebih besar dari kelompok masyarakat yang merasa puas terhadap kinerja pemerintahan Jokowi. Situasi ini berbeda dengan sebelumnya. Pada survei Agustus 2023, dari total masyarakat yang puas terhadap kinerja Jokowi, 40,3 persen memilih Ganjar dan 30,9 persen memilih Prabowo. Sekarang 42,6 persen memilih Prabowo dan 21,5 persen memilih Ganjar. Sementara itu, mereka yang merasa tidak puas dengan kinerja Jokowi cenderung masih sama dengan sebelumnya, lebih banyak yang memilih Anies dan Prabowo.

https://cdn-assetd.kompas.id/SNi6JcR7mn9UoRsjPWCztZHNpag=/1024x1554/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F12%2F10%2F0fe6ade8-a1dc-4601-8dcf-263436332b92_jpg.jpg

Popularitas cawapres

Pada posisi calon wakil presiden, masuknya Gibran ke dalam kompetisi pemilu turut memberikan warna tersendiri. Setelah putusan Mahkamah Konstitusi membuka peluang kepadanya untuk maju sebagai cawapres dan setelah digandeng oleh Prabowo untuk mendampinginya, popularitas Gibran dengan cepat melesat. Pada Agustus 2023, nama Gibran nyaris tidak masuk ke dalam nominasi publik untuk menjadi calon wakil presiden, hanya 0,1 persen yang menyebutkan namanya.

Sekarang, dengan tingkat pengenalan masyarakat yang mencapai 85,1 persen, popularitas Wali Kota Surakarta sekaligus putra sulung Presiden Joko Widodo itu lebih tinggi daripada Mahfud MD yang 72,2 persen dan Muhaimin yang 55,3 persen. Sejajar dengan tingkat pengenalan, elektabilitas Gibran sebagai cawapres juga jauh di atas dua calon lain. Elektabilitas Gibran mencapai 37,3 persen, Mahfud MD 21,6 persen, dan Muhaimin 12,7 persen.

https://cdn-assetd.kompas.id/dk7K2Ds1TjUrIdq1652Tt3aacnA=/1024x1554/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F12%2F10%2Fb9ea1a67-8bd2-4b27-a6bb-f16bdda32216_jpg.jpg

Pemilih bimbang

Di luar dinamika elektabilitas capres dan cawapres, survei juga menangkap dinamika pemilih bimbang yang kian meningkat. Jumlah pemilih yang masih ragu-ragu menetapkan pilihannya kepada pasangan capres-cawapres, yang mencapai angka 28,7 persen, terbilang besar mengingat pemilu tinggal dua bulan lagi.

Persentase ini tak berbeda jauh dari angka massa mengambang pada pilihan terhadap capres (tanpa pasangan) yang mencapai 24,9 persen. Jika dibandingkan dengan angka sebelumnya yang hanya 15,4 persen, terlihat lonjakan yang cukup signifikan. Siapakah pemilih bimbang ini?

Kalangan yang termasuk ke dalam kelompok undecidedvoters ini adalah mereka yang belum punya ikatan ideologis ataupun kedekatan emosional terhadap sosok atau pasangan tertentu belum tahu siapa yang akan dipilih dan masih sangat rentan berubah pilihan.

https://cdn-assetd.kompas.id/I5Y_MY3B6Q6l8dCda81KkVQoz20=/1024x1258/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F12%2F10%2F8a6c9004-e850-4eea-9be3-4936062fa0d2_jpg.jpg

Kebanyakan dari kelompok ini merupakan bekas pemilih Joko Widodo-Ma’ruf Amin pada Pilpres 2019 dan sebagian lain merupakan orang-orang yang tidak menggunakan haknya atau merahasiakan pilihannya pada pemilu lalu.

Kebanyakan mereka merupakan generasi tua dalam rentang usia 41-60 tahun yang sebagian besar masuk ke dalam generasi X. Pada rentang usia tersebut, jumlah mereka mencapai 44,3 persen, lebih tinggi dari persentase populasi kelompok ini yang sekitar 36 persen.

Baca juga: Anies, Ganjar, Prabowo, dan Sketsa Politik Kita

Mayoritas kelompok ini merupakan kalangan perempuan, mencapai 54,2 persen. Di samping itu, terdeteksi bahwa kebanyakan pemilih ragu tinggal di perdesaan dan lebih banyak berpendidikan dasar. Kalangan Islam, terutama warga Nahdlatul Ulama, menjadi kelompok masyarakat yang lebih bimbang dibandingkan dengan kelompok pemeluk agama lain.

Terlebih di Jawa Timur yang menjadi wilayah perebutan pengaruh di antara dua tokoh kelahiran daerah ini, yaitu Muhaimin Iskandar dan Mahfud MD, derajat kebimbangan warga NU paling tinggi. Kelompok pemilih bimbang di atas dapat menjadi penentu, apakah pilpres akan berlangsung satu putaran atau dua putaran. (LITBANG KOMPAS)

Baca juga: Capres dan Cawapres Berebut Dukungan di Basis Suara Lawan

Editor:
MARCELLUS HERNOWO
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000