Amerika Serikat dan sejumlah negara Barat terus mewaspadai pesatnya perkembangan teknologi China. Salah satu yang paling mencolok adalah perlengkapan militer dan persenjataannya yang terus dikembangkan oleh China.
Oleh
YOHANES ADVENT KRISDAMARJATI
·4 menit baca
Amerika Serikat dan China terus bersaing menjadi jawara industri semikonduktor dunia. Bahkan, sejak 2022, AS melancarkan ”perang cip” untuk menghambat perkembangan teknologi China. Namun, China berhasil menerobos belenggu AS dengan merilis ponsel pintar Huawei Mate 60 Pro.
Amerika Serikat dan beberapa negara Barat terus mewaspadai pesatnya perkembangan teknologi China. Salah satu yang paling mencolok yaitu pada aspek perlengkapan militer dan persenjataannya. Pihak Barat khawatir bahwa China dapat mengimbangi bahkan terbuka kemungkinan mengungguli kecanggihan teknologi militer mereka.
Saat ini, AS bersaing ketat dengan China, Iran, Rusia, dan Korea Utara dalam persaingan industri cip dunia. Pihak AS sudah memberlakukan pelarangan ekspor produk semikonduktor serta segala teknologi dan mesin pendukung industri tersebut ke China pada Oktober 2022.
Aturan tersebut dikenakan pada semua pelaku undustri terkait di AS. Kemudian pada Januari 2023, Jepang dan Belanda sepakat mendukung langkah AS untuk menghadang perkembangan teknologi China dalam percaturan industri semikonduktor global.
Untuk membendung China, AS bahkan menjangkau perusahaan semikonduktor terbesar di dunia, yakni Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC). Walaupun TSMC memiliki pabrik di China, pengoperasian dan arus komoditasnya dikendalikan oleh kebijakan AS.
Produk semikonduktor menjadi komoditas kunci penentu geopolitik dunia saat ini. Semikonduktor merupakan sebuah komponen yang memiliki sifat konduktivitas listrik yang terletak antara isolator dan konduktor. Sifat dari kedua kelistrikan ini tidak mudah berubah meskipun ada paparan pengaruh dari suhu, cahaya, hingga medan magnet. Keunggulan ini membuat perangkat semikonduktor atau cip menjadi sangat dibutuhkan dalam pengembangan industri berbasis teknologi.
Dalam kehidupan sehari-hari, cip memegang fungsi vital pada perangkat elektronik. Misalnya pada lingkup rumah tangga, cip tertanam dalam microwave, penanak nasi, pembuat kopi, dan mesin cuci. Cip dengan kemampuan lebih canggih diperuntukkan bagi telepon pintar (smartphone) serta perangkat komputer pribadi.
Pemanfaatan cip dengan kemampuan sangat canggih biasanya disematkan pada superkomputer. Perangkat tersebut menjadi tulang punggung dari kecerdasan buatan (artificial intelligence). Lebih jauh lagi cip dimanfaatkan untuk membuat perangkat militer dan beragam alutsista modern. Misalnya pada pesawat tempur, drone, hingga misil.
Terobosan China memproduksi cip
Menghadapi tekanan dari AS dan berbagai negara sekutunya, China merespons cepat. Respons China ini terlihat dari dokumen ”Report to Congress of US-China Economic and Security Review Commission” yang dirilis pada November 2023. Dalam dokumen setebal 741 halaman ini terungkap bahwa pihak China dalam bermanuver memanfaatkan celah pada selisih waktu pemberlakuan larangan ekspor antara AS, Jepang, dan Belanda untuk menimbun mesin-mesin vital bagi industri semikonduktor.
Pihak AS sudah memberlakukan larangan ekspor mesin dan produk semikonduktor ke China sejak akhir 2022. Namun, Jepang dan Belanda baru menyepakati mendukung AS pada 28 Januari 2023. Sementara itu, larangan ekspor dari Jepang baru berlaku mulai Juli 2023. Pemberlakuan larangan ekspor oleh Belanda bahkan baru efektif September 2023.
Pihak China melihat adanya celah kesempatan untuk mengimpor mesin dan produk dari Jepang dan Belanda. Dalam dokumen laporan yang sama menunjukkan bahwa pada periode Januari-Agustus 2023 China mengimpor mesin produksi semikonduktor senilai 3,2 miliar dollar AS dari Belanda. Angka tersebut melonjak 96,1 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022 dengan nilai belanja 1,7 miliar dollar AS.
Selain dari Belanda, China juga berbelanja modal produksi semikonduktor dari berbagai negara pada kurun waktu delapan bulan pertama tahun 2023 dengan nilai belanja 13,8 miliar dollar AS. Respons cepat China tersebut menjadi penanda bahwa kebijakan AS untuk menekan China sudah kebobolan.
Momen puncak yang menyebabkan AS kebakaran jenggot adalah ketika diluncurkannya ponsel pintar Huawei Mate 60 dengan kemampuan jaringan 5G. Sebab, ponsel tersebut memiliki otak semikonduktor dengan ukuran 7 nanometer (nm). Hal ini membuat AS berang. Pasalnya, tujuan memberi tekanan terhadap China supaya tidak dapat memproduksi semikonduktor dengan ukuran kurang dari 14 nm.
Peluncuran ponsel pintar Huawei Mate 60 bisa dimaknai sebagai pernyataan simbolik dari China bahwa mereka berhasil lolos dari tekanan AS. Ponsel tersebut dirilis pada September 2023 mengingat bahwa pada bulan tersebut larangan ekspor Belanda ke China baru saja berlangsung pada bulan yang sama.
Lompatan perkembangan teknologi cip China
Misi utama AS memojokkan China bertujuan supaya teknologi industri semikonduktor China tetap tertinggal delapan tahun dari teknologi AS dan negara sekutunya, termasuk di dalamnya terdapat Korea Selatan dan Taiwan. Namun, dengan keberadaan Huawei Mate 60, misi tersebut dapat dikatakan kurang berhasil dijalankan. Peluncuran telepon pintar Huawei Mate 60 menjadi penanda bahwa teknologi China hanya tertinggal kurang dari lima tahun saja.
Padahal, AS telah berupaya membatasi kemampuan China untuk dapat memproduksi semikonduktor 14 nm. Apabila hal itu terwujud, China akan mengalami kendala yang cukup berarti untuk membangun mesin-mesin dengan kemampuan tinggi. Misalnya mesin yang dapat diaplikasikan pada perangkat pendukung kecerdasan buatan. Namun, kenyataannya China dapat mengatasi tekanan tersebut.
Dalam laporan Kongres AS dijelaskan bahwa cip terbaru yang tersemat dalam Huawei Mate 60 adalah cip Kirin 9000 yang diproduksi oleh pabrik semikonduktor milik China, yakni Semiconductor Manufacturing International Company (SMIC) dan dirancang oleh anak perusahaan Huawei, yaitu HiSilicon.
Kirin 9000 dilengkapi cip berukuran 7 nm yang sebelumnya hanya bisa diproduksi oleh Samsung, Intel, dan TSMC. Dengan keberhasilan tersebut, China hanya tertinggal 2 generasi jika mengacu pada teknologi terkini, yakni cip berukuran 3 nm yang tersemat dalam iPhone 15 Pro dan Galaxy Z Fold 5.
Sebagai gambaran lompatan perkembangan teknologi cip secara global mulai dari 14 nm tercapai pada tahun 2015, kemudian 7 nm pada 2018, ukuran 5 nm di tahun 2020, dan 3 nm pada 2023. Keberhasilan China memproduksi tersebut bukan hanya menjadi penanda kemampuan China melewati hambatan AS, melainkan juga menandai keberadaan China dalam kekuatan geopolitik dunia di masa depan yang ditentukan oleh kemampuan memiliki industri semikonduktor dunia. (LITBANG KOMPAS)