Perhelatan MotoGP Mandalika dinilai lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu. Namun, persoalan mahalnya akomodasi dan transportasi mulai berpengaruh pada animo penonton ajang otomotif ini.
Oleh
TOPAN YUNIARTO
·5 menit baca
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Pebalap Ducati Lenovo, Francesco Bagnaia (tengah), memenangi balapan MotoGP seri Indonesia di Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika, Lombok Tengah, NTB, Minggu (15/10/2023). Posisi kedua diraih pebalap Aprilia Racing, Maverick Vinales (kiri), sedangkan Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha) berada di posisi ketiga.
Kejuaraan balap motor dunia MotoGP yang digelar di Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, tak hanya sekadar ajang balapan kelas dunia, tetapi juga merupakan bagian dari promosi pariwisata Indonesia. Lewat ajang ini, nama Indonesia semakin mendunia. Imbasnya, sektor pariwisata akan memetik manisnya dampak event internasional ini.
Direktur Utama Mandalika Grand Prix Association (MGPA) Priandhi Satria yang ditemui di Lombok Tengah, Rabu (18/10/ 2023), menyatakan, penyelenggaraan Pertamina Grand Prix of Indonesia 2023 berjalan baik dan benar, tanpa ada catatan berarti dari Federation Internationale de Motocyclisme (FIM) dan Dorna. ”Para pembalap pun menyampaikan langsung bahwa kualitas sirkuit di Mandalika sangat baik,” ujar Priandhi.
MotoGP Mandalika ini menjadi ajang yang sangat mendukung sport tourism di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Jadi, selain balapannya sukses, pariwisata dan ekonomi juga ikut terpacu. Lebih lanjut Priandhi menjelaskan, kesuksesan IndonesianGP 2023 menjadi momentum bagi pihaknya untuk menyiapkan penyelenggaraan MotoGP pada tahun depan dengan lebih baik.
Menurut data Dorna Sport dan MGPA, total penonton yang hadir pada MotoGP Mandalika 2023 sebanyak 102.929 selama tiga hari penyelenggaraan MotoGP Mandalika pada 13-15 Oktober 2023. Jika dirinci, pada hari Jumat (13/10/2023) sebanyak 8.516 penonton, Sabtu (14/10/2023) sebanyak 21.284 penonton, dan Minggu (15/10/2023) sebanyak 73.129 penonton.
KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA
Penonton mengantre untuk naik shuttle bus yang akan membawa mereka kembali ke area parkir usai menonton balapan MotoGP di Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika, Minggu (15/10/2023).
Persoalan akomodasi di Mandalika
Kehadiran para penonton ini membuktikan daya tarik kejuaraan dunia MotoGP Mandalika. Namun, di sisi lain, antusiasme penonton ini juga menjadi tantangan bagi penyelenggaraan event dunia tersebut.
Pada tahun lalu, Peraturan Gubernur (Pergub) Nusa Tenggara Barat Nomor 9 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Usaha Jasa Akomodasi diterbitkan untuk mengatur batas atas tarif jasa akomodasi seperti perhotelan dan penginapan. Namun, dalam praktiknya, mekanisme harga pasar yang terjadi melebihi batas yang telah ditetapkan dalam peraturan tersebut.
Taufan Rahmadi selaku anggota Tim Akselerasi, Monitoring, dan Evaluasi Pengembangan KEK Pariwisata dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyatakan, melambungnya harga akomodasi penginapan dan transportasi selama event MotoGP membuat ”kapok” penonton. Mahalnya tiket pesawat pun, menurut dia, membebani penonton untuk datang ke Lombok.
Dua persoalan ini jelas menghambat upaya memajukan dan meramaikan KEK Pariwisata. Taufan menambahkan, harus ada kebijakan khusus dari pemangku kepentingan termasuk pemerintah terkait harga tiket pesawat dan akomodasi jika menginginkan keberlanjutan MotoGP Mandalika tetap ramai ditonton oleh banyak penggemar.
KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA
Para penumpang mengantre untuk naik ke pesawat di Bandara Internasional Lombok, Praya, Lombok Tengah, NTB (25/10/2023).
Hal senada diungkapkan Nicholas Veri selaku pengamat dan race komentator MotoGP, yang menyatakan akomodasi menjadi persoalan utama bagi calon penonton. ”Bayangkan, saya menginap di Kota Mataram yang cukup jauh dari Sirkuit Mandalika, harga kamar per malamnya Rp 4,5 juta dari harga normal Rp 550.000 per malam,” ujarnya.
Nicholas menambahkan, tidak mengherankan jika banyak penggemar MotoGP lebih memilih menonton MotoGP di Sepang, Malaysia, karena jauh lebih murah dibandingkan dengan menonton MotoGP di Mandalika.
”Dengan anggaran Rp 8 juta, saya bisa berdua menyaksikan langsung MotoGP di Sepang. Pengeluaran tersebut sudah termasuk harga tiket pesawat, penginapan, tiket menonton, dan biaya konsumsi selama MotoGP di Sepang,” ujar Nicholas.
Temuan serupa tampak dari hasil riset yang dilakukan Jason Axellino selaku Co-Commentator MotoGP Mandalika 2023. Alumnus Program Studi Manajemen dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada ini dalam riset tentang Penyusunan Kebijakan Pariwisata Berkelanjutan Pada Penyelenggaraan MotoGP 2022 tahun lalu menyebutkan, payung hukum Pergub Nusa Tenggara Barat Nomor 9 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Usaha Jasa Akomodasi dinilai kurang efektif.
Peraturan tersebut tidak mengakomodasi pihak ketiga yang ditengarai menaikkan harga akomodasi seperti penginapan dan perhotelan secara signifikan. Ditinjau dari naskah kebijakannya, tidak ada sanksi bagi pelanggar dan tidak ada petunjuk jelas untuk keperluan pengawasan, membuat kebijakan tersebut kurang efektif. Pada pergub tersebut hanya tertulis hotel boleh menaikkan harga hingga 1, 2, atau 3 kali lipat tanpa standardisasi harga yang jelas.
Harga sewa transportasi juga menjumpai tantangan serupa, keputusan gubernur pun diterbitkan untuk menanggulangi lonjakan harga, tetapi lemahnya pengawasan dan tidak adanya konsekuensi hukum dari aturan ini membuat aturan tidak efektif.
Karena itu, sangat dinanti keaktifan pemerintah daerah dalam mengevaluasi serta meningkatkan kualitas kebijakan. Upaya ini untuk menjaga iklim usaha pariwisata agar tetap kondusif, dampaknya akan menarik minat calon penonton MotoGP dalam jangka panjang.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO (TOK)
Bendera Merah Putih dibentangkan penonton di tribune saat balapan MotoGP seri Indonesia di Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika, Lombok Tengah, NTB, Minggu (15/10/2023). Luapan penonton membuat harga hotel dan sewa kendaraan melonjak berlipat-lipat.
Keberlanjutan MotoGP
Pada Kamis (26/10/2023), Dorna Sport mengeluarkan kalender resmi Kejuaraan Dunia Superbike (WSBK) musim kompetisi 2024. Di kalender resmi tersebut tidak tercantum negara Indonesia dan Sirkuit Mandalika sebagai salah satu tuan rumah WSBK tahun depan. Artinya, penyelenggaraan WSBK yang sudah tiga tahun berjalan di Indonesia selama ini, yakni WSBK 2021, 2022, dan 2023, tidak dilanjutkan di Mandalika tahun depan.
Padahal, sirkuit ini menjadi saksi sejarah secara beruntun, yakni pada musim 2021 mahkota juara dunia jatuh ke tangan pebalap Toprak Razgatlioglu dari Turki. Setahun berikutnya, pada musim 2022, juara dunia direbut pebalap Alvaro Bautista dari Spanyol, juga terjadi di Sirkuit Mandalika.
Sejumlah narasumber yang ditemui setelah event MotoGP digelar mengungkapkan sejumlah penilaian terkait MotoGP Mandalika. Litbang Kompas kemudian merangkum dalam beberapa aspek, mulai dari logistik hingga pengaturan lalu lintas.
Dalam hal logistik MotoGP Mandalika 2023, penanganannya berjalan lancar dan mulus, tidak ada kasus-kasus di luar standar operasional prosedur. Secara umum logistik tepat waktu sehingga segala sesuatu persiapan di sirkuit dapat dilakukan sesuai jadwal.
Bagi penonton, manajemen tiket terkait lokasi penukaran tiket yang tersebar di beberapa tempat dengan sistem digitalisasi tiket telah berhasil mengantisipasi antrean yang panjang. Saat MotoGP tahun ini, penonton juga lebih nyaman dengan area parkir kendaraan karena infrastruktur lahan parkir sudah memadai dan luas.
Pengaturan lalu lintas menuju sirkuit untuk penonton yang datang dari Kota Mataram ataupun dari Bandara Internasional Lombok tersistem dengan baik. Penonton yang akan menyaksikan MotoGP diarahkan melalui jalur bypass bandara menuju sirkuit, sementara pemakai jalan umum diarahkan ke jalan provinsi. Hasilnya tidak ada kemacetan ataupun penumpukan pengguna jalan di ruas jalan menuju sirkuit.
Meski demikian, pengaturan penonton yang akan naik shuttle bus masih harus diperbaiki. Sebab, seusai balapan, penonton yang akan naik shuttle bus berebut naik, tanpa adanya pengaturan antrean agar tertib.
Menghadirkan event berkelas dunia semestinya dilakukan dan dipersiapkan secara matang, termasuk dalam hal promosi event. MotoGP Mandalika 2023 terbilang masih minim promosi event. Dari aspek waktu, promosi ini juga lebih banyak diakukan menjelang hari penyelenggaraan kejuaraan.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO (TOK)
Penonton memenuhi tribun terbuka saat balapan MotoGP seri Indonesia di Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika, Lombok Tengah, NTB, Minggu (15/10/2023).
Berkaca dari tidak dilanjutkannya kejuaraan dunia Superbike di Mandalika tahun depan, penyelenggaraan MotoGP yang terjadwal pada 27-29 September 2024 mendatang harus lebih dipersiapkan secara matang sejak awal.
MotoGP merupakan atraksi sport tourism yang memiliki value dan mendatangkan magnet bagi wisatawan. Terpenting adalah event internasional ini mampu menarik penggemar dan wisatawan dengan biaya akomodasi dan transportasi terjangkau. Jika dikelola secara tepat, keberlanjutan MotoGP di Mandalika dipastikan akan berlangsung dalam jangka panjang dan memiliki dampak ekonomi semakin luas. (LITBANG KOMPAS)