Pasangan Capres-Cawapres Dideklarasikan, Bagaimana Reaksi Pelaku Pasar Modal?
Bagaimana reaksi pasar modal saat ketiga bakal pasangan calon presiden dan calon wakil presiden dideklarasikan?
Tantangan perekonomian saat ini dan ke depan semakin tidak mudah. Dunia diliputi ketidakpastian. Dalam situasi itulah pemilihan umum dan pemilihan presiden tahun 2024 akan berlangsung.
Munculnya tiga bakal pasangan calon presiden dan calon wakil presiden memberi reaksi pasar berbeda-beda. Mana yang lebih sesuai dengan ekspektasi pasar modal?
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Bisnis dan pasar modal menaruh harapan pada capres-cawapres yang akan terpilih dapat membawa Indonesia lebih baik di tengah situasi dunia yang penuh ketidakpastian. Mata uang rupiah terhadap dollar Amerika Serikat terus melemah sejak pertengahan tahun.
Per 26 Oktober kemarin, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) berada di posisi Rp 15.933. Kurs rupiah bahkan sempat mencapai Rp 15.943 pada 23 Oktober lalu. Posisi tersebut jika dibandingkan dengan awal Oktober menunjukkan rupiah terdepresiasi sebanyak 2,73 persen.
Dalam merespons ketidakpastian global, Bank Indonesia pun pada 19 Oktober lalu telah menaikkan tingkat suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 6 persen. Kenaikan ini setelah BI mempertahankannya selama 10 bulan berturut-turut.
Kenaikan itu didorong oleh Bank Sentral AS (The Fed) yang telah lebih dulu menaikkan suku bunga acuannya pada Juli lalu. Sejak awal tahun, The Fed tercatat telah menaikkan suku bunga acuannya sebanyak empat kali menjadi 5,5 persen. Hal ini berdampak pada kenaikan suku bunga di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
Pendeklarasian pasangan capres-cawapres yang akan berkontestasi pada Pilpres 2024 tidak terlepas dari situasi pemburukan ekonomi yang tengah berlangsung saat ini.
Pelemahan rupiah dan kenaikan tingkat suku bunga akan berdampak pada kenaikan harga-harga. Lonjakan inflasi akan tak terhindarkan. Kehidupan masyarakat akan semakin sulit, bisnis pun akan terpengaruh.
Baca juga : Refleksi Panggung Politik di Lantai Bursa
Sentimen positif
Pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar merupakan pasangan pertama yang dideklarasikan dan mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum pada hari pertama pendaftaran dibuka. Pendeklarasian pasangan ini sekitar 1,5 bulan sebelum pendaftaran ke KPU.
Setelah dideklarasikan pada Sabtu, 2 September 2023, pasar modal merespons pasangan ini secara positif. Di hari Senin setelah perdagangan saham kembali dibuka, indeks saham berada pada posisi 6.996,75. Indeks ini naik 19,1 poin atau 0,27 persen dibandingkan dengan saat indeks ditutup pada Jumat, pekan sebelumnya.
Kenaikan ini menunjukkan pasangan yang disingkat dengan Amin ini disambut pelaku pasar dengan cukup baik. Setidaknya ada beberapa hal yang mendorong sentimen positif ini, terlepas sebelumnya ada peristiwa keluarnya Partai Demokrat dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan dan berlabuh di Koalisi Indonesia Maju.
Pertama, sudah ada kepastian siapa yang menjadi cawapres pendamping Anies Baswedan sekaligus menjadi pasangan pertama yang deklarasi. Sementara capres lain masih berhitung memilih cawapresnya.
Kedua, cawapres Muhaimin Iskandar adalah sosok yang sudah dikenal publik, memiliki basis massa pendukung besar, dan rekam jejak yang relatif baik, punya pengalaman di legislatif dan eksekutif.
Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa, partai yang dikenal sebagai pendukung pemerintah, menjadi simbolis yang seolah menepis keraguan publik soal apakah Anies Baswedan akan melanjutkan program pemerintahan Presiden Joko Widodo atau tidak.
Baca juga : Pasar Modal dan Pelaku Bisnis Harapkan Tahun Politik Kondusif
Sentimen negatif
Selanjutnya, deklarasi pasangan capres-cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud MD pada 18 Oktober 2023, sehari sebelum pendaftaran ke KPU resmi dibuka, disambut dengan kurang antusias di lantai bursa. Bahkan, pasar modal bereaksi negatif.
Indeks saham pada hari pasangan ini deklarasi berada di posisi 6.927,91. Indeks ini turun 11,71 poin atau minus 0,17 persen dibandingkan indeks hari sebelumnya.
Pada hari setelah deklarasi (H+1), penurunan indeks saham masih berlanjut. Karena itu, jika indeks H+1 dibandingkan dengan sehari sebelum deklarasi (H-1), terjadi penurunan indeks yang cukup besar, yakni turun 93,19 poin atau minus 1,34 persen.
Sentimen negatif yang diterima Ganjar bersama pasangan cawapresnya ini berbeda dengan ketika pertama kali Ganjar dideklarasikan sebagai capres oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
Setelah dideklarasikan menjadi capres sehari menjelang Idul Fitri 1444 H (21 April 2023), indeks saham H+1 tercatat di posisi 6.910,14. Indeks ini naik 88,33 poin atau 1,29 persen. Kenaikan ini adalah yang tertinggi dibandingkan saat deklarasi dua capres lainnya.
Penurunan indeks setelah pengumuman cawapres bagi Ganjar ini agaknya menunjukkan sosok yang terpilih tidak sepenuhnya sesuai dengan ekspektasi pelaku bisnis yang melantai di bursa saham.
Pemilihan Mahfud MD tentunya baik menurut publik secara umum karena sepak terjangnya dalam penegakan hukum. Akan tetapi, sepak terjang itu pula agaknya yang membuat pebisnis khawatir. Hal itu oleh karena selama ini banyak pebisnis atau pengusaha yang tertangkap karena terlibat kasus suap.
Pengumuman atau deklarasi cawapres yang mendampingi capres Prabowo Subianto juga menimbulkan sentimen negatif di pasar saham. Prabowo Subianto, bersama para ketua umum partai Koalisi Indonesia Maju, menjatuhkan pilihan pada Gibran Rakabuming Raka, putra Presiden Joko Widodo, untuk menjadi cawapresnya.
Hal itu disampaikan Prabowo kepada publik pada tanggal 22 Oktober lalu di kediamannya di Jakarta, selang kurang dari seminggu setelah Mahkamah Konstitusi (MK) membacakan putusan fenomenal.
MK memutuskan usia minimal capres dan cawapres paling rendah 40 tahun atau pernah/sedang menduduki jabatan yang dipilih melalui pemilihan umum, termasuk pemilihan kepala daerah.
Pengumuman itu menyebabkan indeks saham pada H+1 dibandingkan sehari sebelum pengumuman turun sebanyak 107,21 poin atau minus 1,57 persen. Pasangan Prabowo-Gibran ini mendaftar ke KPU pada hari terakhir tanggal 25 Oktober 2023, bersamaan dengan deklarasi secara resmi kedua pasangan ini.
Sehari setelah pendaftaran ke KPU tersebut (H+1), indeks saham masih turun dibandingkan H-1, yaitu sebanyak 92,24 poin atau minus 1,36 persen. Sentimen negatif ini muncul karena kekhawatiran di kalangan pelaku pasar terkait ketidakpastian hasil pilpres nanti.
Meski demikian, sentimen pasar masih akan berubah-ubah mengikuti dinamika atau manuver politik yang terjadi menjelang hari pencoblosan tiba. Terutama setelah terselenggaranya debat capres-cawapres dan dimulainya masa kampanye.
Publik dan pelaku pasar tentunya berharap pemilu berjalan jujur dan damai sehingga dapat mengurangi tekanan akibat situasi ekonomi yang didera ketidakpastian global ini. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga : IHSG Anjlok di Hari Pertama Pendaftaran Capres dan Cawapres