Penentuan bakal calon wakil presiden menjadi babak penting pemilihan presiden. Hasil survei Litbang ”Kompas” terbaru menangkap figur-figur yang dinilai ideal mendampingi bakal calon presiden yang telah dideklarasikan.
Oleh
Eren Masyukrilla
·6 menit baca
KOMPAS
Sandiaga Uno, Ridwan Kamil, dan Agus Harimurti Yudhoyono menjadi tiga nama yang muncul dalam bursa bakal calon wakil presiden di survei Litbang Kompas.
Peta persaingan untuk mendapatkan tiket pengusungan oleh partai politik sebagai pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) dalam Pemilihan Presiden 2024 masih terbaca dinamis. Sampai saat ini, poros partai maupun koalisi masih menjajaki proses pencarian figur yang dianggap paling ideal untuk melengkapi pasangan kandidat.
Sejatinya, posisi para bakal cawapres tersebut diharapkan memang dapat menggenapi sosok bakal capres yang didampingi. Bukan hanya menyangkut perluasan dukungan, tetapi kehadiran bakal cawapres pun sudah semestinya dapat semakin memperkuat karakter kandidat, tentunya sesuai dengan visi dan misi yang dibawa. Hal itulah yang menjadikan pertimbangan untuk memutuskan posisi sang wakil ini terbaca dilakukan dengan kehati-hatian oleh koalisi partai.
Dalam hal ini, hasil survei Kompas periode Mei 2023 ini turut membaca peta penjaringan sosok potensial yang dinilai publik ideal menjadi cawapres. Sosok Sandiaga Salahuddin Uno dan Ridwan Kamil sejauh ini masih yang paling mendominasi tingkat keterpilihan publik untuk bakal cawapres.
Pada survei Litbang Kompas terbaru ini, Sandiaga kembali berhasil bertahan untuk tetap berada pada elektabilitas tertinggi sebesar 11,9 persen, sekalipun sedikit turun dari temuan survei periode Januari 2023.
Sementara elektabilitas Ridwan Kamil sebagai cawapres masih membayangi dengan tetap pada urutan kedua. Potensi keterpilihan Ridwan Kamil sebagai cawapres ini menyentuh 9,3 persen, sedikit menurun dibandingkan survei periode sebelumnya.
Elektabilitas keduanya untuk posisi cawapres memang bisa dikatakan begitu kompetitif. Selain memiliki tingkat keterpilihan yang tinggi dan terpaut jauh dari tokoh-tokoh lain, setidaknya dalam tiga periode survei terakhir, elektabilitas Sandiaga dan Ridwan Kamil terus bersaing beriringan dengan selisih yang tidak terlampau besar.
Kondisi ini tidak terlepas dari keberhasilan Ridwan Kamil dalam membangun komunikasi kepada elite politik, termasuk menjaga popularitasnya hingga dapat terkonversi menjadi dukungan publik. Secara tren, sosok Gubernur Jabar ini mengalami kenaikan elektabilitas sebagai cawapres secara signifikan pada Oktober 2022 sampai melejit lebih dari dua kali lipat menjadi 11,5 persen.
Peningkatan keterpilihan saat itu berselaras dengan penurunan angka elektabilitas Sandiaga sebagai cawapres pilihan publik. Sebelumnya, pada awal 2022, elektabilitas Sandiaga yang juga Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ini terus menjadi yang paling dominan dari lebih seperenam bagian responden.
Tren elektabilitas untuk figur bakal cawapres ini, secara garis besar pun tidak banyak berubah dari survei yang dilakukan sebelumnya. Selain Sandiaga dan Ridwan Kamil, tokoh lain yang sejauh ini cukup banyak dinilai publik layak menjadi bakal cawapres adalah Erick Thohir dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Sekalipun demikian, elektabilitas Erick maupun AHY masih berada di bawah 5 persen.
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno
Proporsi publik untuk secara terbuka dapat memberikan penilaian terhadap figur yang layak untuk menjadi cawapres terbilang tetap rendah. Hal itu kian mengkhawatirkan dengan peningkatan jumlah responden yang cenderung tidak tahu atau enggan menjawab. Jika dilihat secara tren, angka ini terus melonjak dua kali lipat sejak awal tahun 2022 lalu dan kini menyentuh 43,4 persen.
Hal ini tentu tak dapat dilepaskan pula dari dinamika politik yang berjalan. Stagnasi yang terlihat pada kondisi saat ini sebetulnya juga tidak terlepas dari alotnya proses politik untuk menentukan sosok bakal cawapres. Terhitung sejak dideklarasikannya pengusungan terhadap bakal capres, poros partai dan koalisi seperti sangat berhati-hati untuk menentukan bakal cawapres.
Kondisi ini dilengkapi pula dengan berbagai manuver politik yang dilakukan oleh elite dan partai, yang mempertontonkan dengan gamblang tentang berbagai kemungkinan perubahan poros dukungan yang dapat terjadi di tengah sudah terbentuknya koalisi dan deklarasi bakal capres.
Berselaras dengan itu pula, empat sosok yang disebut di atas, yakni Sandiaga, Ridwan Kamil, Erick, dan AHY masih yang paling banyak disebutkan responden dalm survei ini untuk mendampingi sosok potensial yang akan maju diusung sebagai capres.
Hasil survei Litbang Kompas periode Mei 2023 ini sendiri juga kembali menempatkan tiga besar sosok bakal capres pada tingkat keterpilihan paling besar, yakni Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan.
Berdasarkan hasil survei untuk melengkapi nama Sandiaga dan Ridwan Kamil sangat sering diungkap publik untuk diharapkan dapat mengisi bakal cawapres, baik untuk mendampingi Anies, Ganjar, maupun Prabowo.
Hasil survei mengungkapkan, jika Anies maju sebagai bakal capres, maka sebagian besar responden (5,3 persen) menilai Ridwan Kamil paling layak untuk mendampinginya sebagai bakal cawapres.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ridwan Kamil saat memberikan kuliah umum dengan tema Kepemimpinan Transformatif yang Berbasis Karya di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Senin (13/3/2023).
Proporsi tersebut bahkan terbaca meningkat dari periode survei Januari 2023 lalu, di mana baru sekitar 4,9 persen responden yang mengungkapkan hal demikian. Sementara cukup membayangi temuan itu, ada sekitar 4,6 persen responden lainnya berpandangan justru sosok Sandiaga lebih layak menjadi bakal cawapres yang menemani pencapresan Anies.
Tak jauh berbeda, Sandiaga dan Ridwan Kamil pun beriringan untuk diproyeksikan sebagai bakal cawapres yang tepat bagi Ganjar. Sejak survei pada Januari 2023 lalu, ada sekitar 5 persen bagian dari responden yang menyatakan Ridwan Kamil sangat layak untuk mendampingi Ganjar. Sementara beriringan dnegan kondisi itu, sekitar 4,7 persen responden menyatakan Sandiaga lebih layak menjadi bakal cawapres Ganjar.
Pada kondisi pencapresan Prabowo, nama kedua figur itu pun kembali muncul sebagai sosok yang sangat diharapkan untuk menjadi bakal cawapres. Tak kurang dari 4,5 persen responden menyatakan Sandiaga layak mendampingi Prabowo. Besaran proporsi penilaian itu terbaca konsisten sejak survei Januari 2023.
Sementara 3,6 persen responden lainnya mengharapkan kehadiran Ridwan Kamil sebagai bakal cawapres untuk Prabowo. Meskipun dalam hal ini, sosok Ganjar juga dominan diungkap oleh responden (4,8 persen) yang dinilai layak menjadi bakal cawapres Prabowo.
Melihat dinamika berjalan sampai saat ini, peta persaingan pengusungan kandidat dalam pilpres mendatang memang akan begitu ketat dan terbuka. Dengan segenap keunggulannya, baik dari sisi popularitas dan keterpilihan, di luar sosok bakal cawapres potensial yang didambakan publik tersebut, tentunya penjajakan perlu membuka peluang bagi figur-figur alternatif yang juga tidak kalah potensial.
Ridwan Kamil maupun Airlangga Hartarto merupakan sosok ketua umum partai yang sebetulnya juga masuk dalam deretan sosok potensial untuk mendampingi para bakal capres meskipun penilaian publik di survei ini terhadap keduanya belum cukup bersaing dengan dua nama teratas, yaitu Sandiaga dan Kamil.
AHY, misalnya, dalam tren yang terbaca, keterpilihan sebagai cawapres potensial cenderung mengalami penurunan. Saat ini elektabilitasnya untuk menjadi bakal cawapres berada di angka 4,1 persen. Sebelumnya pada Oktober 2022, tingkat keterpilihannya sebagai bakal cawapres sempat menyentuh di atas enam persen.
Sosok lain yang juga cukup berpotensi untuk hadir sebagai bakal cawapres adalah Erick Thohir. Menteri BUMN ini tercatat memiliki elektabilitas mencapai 4,5 persen.
Capaian ini sangat positif bagi keterpilihan Erick yang secara tren memang terus menunjukan peningkatan sejak Oktober 2022. Meskipun demikian, baik AHY maupun Erick, jika dipasangkan untuk menjadi wakil untuk mendampingi pencapresan Prabowo, Ganjar, atau Anies belum dapat menyaingi angka penilaian positif yang didapat oleh Sandiaga dan Ridwan Kamil.
AHY dan Erick pada kondisi dipasangkan untuk menjadi bakal cawapres Anies, Ganjar atau Prabowo, rata-rata baru dinilai layak oleh setidaknya tak lebih dari tiga persen responden.
AHY mendapatkan penilaian cukup positif jika dipasangkan menjadi bakal cawapres Anies, yaitu sebesar 3,6 persen. Sementara ada 2,5 persen bagian responden yang menilai Erick layak untuk menjadi wakil bagi Ganjar maupun Prabowo.
Di luar itu, tentulah masih pula terbuka kesempatan bagi figur-figur lain yang dapat dimunculkan sebagai bakal cawapres alternatif. Hal ini menjadi penting, mengingat saat ini manuver penentuan bakal cawapres terbaca begitu terbuka dan sangat berpotensi mengubah peta politik yang ada.
Termasuk pula sosok alternatif yang berlatar di luar partai politik atau pun elite pemerintahan. Tentunya, kehadiran figur bakal cawapres sudah sepatutnya dapat saling melengkapi sebagai satu pasangan kandidat ideal yang akan diusung dalam pemilihan. (LITBANG KOMPAS)