Semifinal Liga Champions 2023, Misi Manchester City Merebut Takdir dari Real Madrid
Semifinal Liga Champions 2023 mengulang kembali episode semifinal tahun lalu, Real Madrid versus Manchester City. Mampukah ”The Citizens” menuntaskan dendam mereka tahun lalu dengan memulangkan ”El Real” lebih awal?
Oleh
VINCENTIUS GITIYARKO
·5 menit baca
Final terlalu dini. Sepertinya anggapan ini dapat mewakili panasnya laga semifinal Manchester City kontra Real Madrid. Terutama bagi City, untuk mencapai fase ini jalan yang dilalui tak mudah.Bagaimana tidak, setelah melumat RB Leipzig di babak 16 besar, ”The Citizens” harus berjibaku demi menghentikan langkah lawannya Bayern Muenchen di babak delapan besar. Setelah berhasil menyingkirkan dua klub wakil dari Jerman tersebut, bukannya makin lega kini City malah harus berhadapan dengan Real Madrid, sang juara bertahan, di laga semifinal.
”El Real” bukanlah lawan asing bagi The Citizens. Musim lalu kedua klub raksasa ini sempat bersua dalam fase dan kompetisi yang sama. Dalam dua laga semifinal Liga Champions tahun lalu, Real Madrid keluar sebagai pemenang setelah unggul agregat gol. Tak hanya itu, mengalahkan City dapat dipandang sebagai tiket bagi ”Los Galacticos” untuk akhirnya menjadi juara Liga Champions musim lalu.
Kuat
Kendati dalam semifinal tahun lalu pemenangnya adalah Real Madrid, hasil ini tak didapat secara mudah. Bahkan, jika menghitung menang kalah, kedua tim ini sama kuat. Manchester City menang di kandang dengan skor 4-3 di laga pertama. Sementara Real Madrid menang dengan skor 3-1 di Santiago Bernabeu di laga kedua melalui babak perpanjangan waktu.
Pada lagapertama, daftar pencetak gol Manchester City kala itu diisi oleh Kevin De Bruyne (2’), Gabriel Jesus (11’), Phil Foden (53’), dan Benardo Silva (74’). Sementara dua gol Real Madrid dicetak oleh Karim Benzema pada menit ke-33 dan ke-82. Satu gol lain dicetak oleh Vinicius Junior pada menit ke-55.
Pada lagakedua, pertandingan berjalan imbang secara agregat dalam waktu normal. Setelah 90 menit bermain, skor terkunci di angka 2-1 untuk Real Madrid melalui drama menegangkan. Bagaimana tidak, gol baru tercipta pada menit ke-73 untuk Manchester City dari kaki Riyad Mahrez yang mendekatkan City ke babak final. Namun, publik Bernabeulah yang bersorak pada menit ke-90 dan dan menit ke-90+1. Dalam waktu yang sangat tipis tersebut, Rodrygo mencetak dua gol untuk Real Madrid.
Pekik berbau kemenangan makin keras bergemuruh di Madrid malam itu setelah Karim Benzema dilanggar di kotak penalti setelah lebih kurang empat menit babak perpanjangan waktu bergulir. Pemain asal Perancis ini tak menyiakan kesempatan untuk kemudian membobol gawang Ederson melalui sepakan penalti pada menit ke-95. Tak ada lagi gol tercipta hingga babak perpanjangan waktu berakhir. Madrid menungguli City dengan agregat skor 6-5.
Serunya drama semi inal kedua tim ini tahun lalu berbuah manis bagi El Real, tetapi berujung pahit bagi City. Padahal jika tak menghitung babak perpanjangan waktu, bisa dikatakan belum ada pemenang dalam perjumpaan kedua tim ini tahun lalu.
Dengan begitu, terulangnya pertandingan antara Manchester City dan Real Madrid pada laga semifinal kali ini seakan menjadi takdir bahwa masih ada yang harus diselesaikan di antara mereka. Tentunya City, sebagai kesebelasan yang harus kalah tahun lalu, punya misi besar untuk membalas dendam dengan memulangkan lebih awal Real Madrid sekaligus menutup peluang bagi El Real untuk mengangkat piala Liga Champions yang ke-15.
Di atas kertas
Sama kuatnya kedua tim ini dalam perjumpaan mereka pada laga tahun lalu tampaknya menjadi cerminan hitung-hitungan di atas kertas dengan bekal pendekatan statistik. Bermodalkan sejarah perjumpaan kedua tim ini, tampak bahwa sulit memprediksi siapa yang akan menjadi pemenang laga panas ini nantinya.
Dalam sejarah Liga Champions, kedua klub ini sudah bertemu sebanyak delapan kali. Jumlah kemenangannya sama kuat, yakni tiga kali baik untuk Manchester City maupun Real Madrid. Sementara dua pertandingan lainnya berakhir seri. Dengan kata lain, pertandingan Rabu (10/5/2023) dini hari nanti akan menjadi pertandingan kesembilan kedua klub ini di Liga Champions. Berdasarkan data awal ini, kedua tim sama-sama mempunyai probabilitas kemenangan sebanyak 37,5 persen. Sementara kemungkinan laga ini berakhir seri sebesar 25 persen.
Apabila perhitungan di atas dilengkapi dengan performa mencetak gol, Madrid berada di posisi sedikit lebih unggul. Dari delapan perjumpaan, Manchester City berhasil mencetak 12 gol, sementara Real Madrid 13 gol. Artinya, City punya rasio gol 1,5 gol per pertandingan, sementara El Real 1,63 gol per pertadingan. Jika mengesampingkan hasil seri, Real Madrid memiliki probabilitas kemenangan 52 persen sementara Manchester City 48 persen.
Hasil seri dikesampingkan sebab bagaimanapun semifinal adalah perebutan tiket ke babak final, maka hanya akan ada satu pemenang. Probabilitas kemenangan di atas masih dapat dibobot dengan performa kedua tim di Liga Champions musim ini. Melihat catatan performa mulai dari babak penyisihan grup hingga babak perempat final, memperhitungkan keberhasilan mendulang poin dalam tiap laga dan rasio mencetak Manchester City sedikit lebih baik dibandingkan Real Madrid.
Dengan perhitungan ini, probabilitas kemenangan berbalik ke arah Manchester City sebesar 54,8 persen dibandingkan 45,2 persen untuk Real Madrid. Apabila probabilitas akhir ini dikalikan dengan rasio gol setiap klub saat bersua, potensi gol yang akan dicetak oleh Manchester City adalah 1,81 dan Real Madrid 1,34. Secara hitungan di atas kertas, Manchester City punya kans untuk mewujudkan misi balas dendamnya. Namun, adakah faktor yang bisa membuat kalkulasi ini tak terpenuhi?
Pemain dan pelatih
Dari catatan statistik faktor pemain bisa memberi kepercayaan diri lebih terhadap Real Madrid dalam duel head to head. Karim Benzema tercatat sebagai pemain pencetak gol terbanyak dalam duel dua klub ini. Dalam pertandingan melawan City di Liga Champions, striker gaek asal Perancis ini sudah mengantongi enam gol. Pesaing terdekatnya adalah Gabriel Jesus dengan tiga gol. Namun, Gabiel Jesus kini sudah tak berseragam City.
Dengan torehan dua gol, Rodrygo mengekor catatan Benzema. Pemain asal Brasil ini sekaligus sudah memberikan rasa pahit bagi Ederson yang harus memungut bola dari gawangnya di menit-menit akhir saat melawan El Real dalam laga teranyar. Dari sisi Manchester City, Kevin de Bruyne punya catatan sama dengan Rodrygo.
Benzema dan Rodrygo baru saja mengangkat trofi Copa Del Rey di Spanyol. Euforia juara ini tentunya memberikan suntikan mental lebih bagi El Real. Dengan demikian, dari sisi pemain, meski unggul dalam hitungan di atas kertas, Manchester City patut waswas.
Sebaliknya, catatan statistik yang mampu memberikan kepercayaan diri bagi Manchester City adalah dari sisi pelatih. Pep Guardiola punya catatan lebih baik ketimbang Carlo Ancelotti ketika keduanya beradu. Dari delapan perjumpaan dengan Ancelotti, Guardiola menang sebanyak lima kali dan kalah tiga kali.
Pep juga memiliki catatan rasio gol per pertandingan lebih baik tatkala tim asuhannya bertemu dengan Ancelotti. Pelatih dari Spanyol ini memiliki catatan 1,88 gol per pertandingan, sementara Ancelotti 1,13 gol per pertandingan. Belum lagi jika melihat statistik tambahan, Ancelotti hanya pernah menang dua kali ketika membawa timnya bersua dengan Manchester City. Sementara Guardiola memenangi 12 pertandingan dari 21 kali perjumpaan tim yang diasuhnya melawan Real Madrid. Dari sisi pelatih, Manchester City patut sedikit lebih percaya diri bersama Pep Guardiola.
Sampai titik ini, masih terasa sulit untuk memprediksi siapa yang akan melenggang ke babak final. Namun, melihat kapasitas kedua tim ini di Liga Champions, tampaknya final yang kepagian ini akan menentukan siapa juara Liga Champions musim ini. Jika tahun lalu Real Madrid mengalahkan Manchester City di semifinal dan akhirnya menjadi juara, mungkinkah takdir ini akan direbut The Citizens musim ini? (LITBANG KOMPAS)