Menonton Film Indonesia Menjadi Hiburan di Momen Lebaran
Menonton menjadi salah satu hiburan favorit saat libur Lebaran. Sejumlah film horor sukses menarik animo penonton. Bahkan film horor menjadi film Lebaran paling laris sejak tahun 2017 hingga 2022.
Libur Lebaran tak sekadar menjadi momen bersilaturahmi. Waktu berkumpul bersama keluarga yang cukup lama juga dimanfaatkan untuk mencari hiburan. Menonton film di bioskop bisa menjadi salah satu agenda pilihan untuk menikmati libur Lebaran.
Momen libur Lebaran merupakan peluang bagi pelaku industri perfilman Indonesia untuk menyajikan film terbaru sebab masyarakat sedang dalam situasi bergembira bersama keluarga dan memiliki banyak waktu luang.
Keterbaruan film yang ditayangkan menjadi salah satu daya tarik yang menjadi alasan orang ingin menonton film di bioskop. Selain itu, bioskop memberikantawaran pengalaman menonton film dengan perangkat audio visual berskala besar. Bioskop juga menjadi wahana bersosialisasi dengan nonton bareng dan menjadi salah satu wahana untuk merekatkan relasi sosial.
Berkaitan dengan aspek keterbaruan film, di masa libur Lebaran tahun ini telah naik layar empat film Indonesia yang bisa menjadi pilihan tontonan. Serempak empat film karya sineas nasional tayang perdana pada 19 April 2023. Terdapat dua film dengan genre horor, satu film drama komedi, dan satu lagi film bernuansa dokudrama.
Film horor
Film horor yang pertama berjudul Sewu Dino (Seribu Hari) yang disutradarai oleh Kimo Stamboel. Naskah film ini diangkat dari utas (thread) Twitter dari akun Simpel Man yang juga sumber inspirasi naskah film KKN di Desa Penari (2022). Kombinasi antara kepiawaian Kimo sebagai pengarah film horor dan catatan keberhasilan naskah Simpel Man di film KKN menawarkan daya tarik yang cukup kuat di mata penonton.
Film berdurasi 121 menit ini terbilang bertabur bintang dengan menampilkan Mikha Tambayong (Sri) dan Rio Dewanto sebagai Sugik. Menurut keterangan Manoj Punjabi, CEO MD Pictures, produksi Sewu Dino menelan biaya hingga Rp 18 miliar. Pihak rumah produksi optimistis bahwa film yang bernuansa praktik ilmu hitam santet ini mampu menembus 5 juta penonton selama penayangan di bioskop.
Pada hari pertama penayangan, film besutan rumah produksi MD Pictures ini sudah disaksikan 187.385 penonton. Film ini diharapkan mampu mengulang keberhasilan KKN di Desa Penari. Sebagai catatan bahwa film KKN mencapai 5 juta penonton pada hari ke-15 sejak tayang perdana. Akan masih menjadi misteri apakah jumlah penonton Sewu Dino akan bersanding dengan film KKN.
Satu lagi film horor yang memeriahkan layar lebar saat libur Lebaran, yaitu Khanzab. Judul film diambil dari nama setan pengganggu manusia ketika malaksanakan shalat, yaitu setan Khanzab. Alur ceritanya pun sesuai dengan judulnya. Mengisahkan tokoh Rahayu yang diperankan Yasamin Jasem pernah mengalami trauma di masa lalunya sehingga ketika shalat tidak bisa khusyuk. Hal ini disebabkan gangguan setan Khanzab.
Khanzab merupakan karya sutradara Anggy Umbara yang dalam kariernya sudah menelurkan film-film dari berbagai genre. Beberapa di antaranya adalah film komedi Warkop DKI Reborn Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1 (2016) dan Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 2 (2017). Sementara film horor yang sebelumnya pernah ia garap adalah Suzzanna: Bernapas dalam Kubur (2018) dan Si Manis Jembatan Ancol (2019).
Film horor memang masih menjadi primadona sineas Indonesia, pasalnya genre film inilah yang hingga saat ini paling digandrungi masyarakat. Film Lebaran paling laris sejak tahun 2017 hingga 2022 diduduki film horor.
Melihat ke belakang pada 2017 film Jailangkung mampu meraih 2,5 juta penonton dengan memanfaatkan momentum libur Lebaran. Keberhasilan film pertamanya terulang pada Jailangkung 2 yang duduk sebagai film Lebaran terlaris walaupun dengan raihan jumlah penonton lebih sedikit dari sekuel pertamanya.
Musim libur Lebaran 2019 mampu menghantarkan Kuntilanak 2 memuncaki posisi jumlah penonton tertinggi di antara film Lebaran lainnya. Setelah itu, dua tahun industri film mengalami paceklik akibat pandemi Covid-19 dan bangkit kembali pada tahun 2022. Pada periode Lebaran 2022, KKN di Desa Penari berhasil menyabet takhta sebagai film terlaris sepanjang sejarah perfilman Indonesia dengan membukukan 9 juta penonton.
Nostalgia dan kebersamaan
Selain film horor, layar lebar Lebaran juga diramaikan oleh film drama komedi yaitu Jin & Jun yang disutradarai Anggy Umbara. Dua film besutan Anggy tahun ini berpendar di layar lebar secara bersamaan di momen Lebaran. Jin & Jun merupakan adaptasi dari serial televisi dengan judul serupa yang mengudara perdana pada 16 Mei 1996.
Film ini mengisahkan seorang pemuda bernama Jun yang tidak sengaja menemukan sosok jin yang jenaka. Tokoh Junaidi atau Jun dimainkan oleh aktor muda Rey Bong, sementara Jin diperankan oleh Dwi Sasono. Jalan ceritanya tidak jauh berbeda dengan versi serial televisi yang diadaptasinya. Anggy Umbara sudah kerap menggarap film bernuansa adaptasi. Mulai dari Warkop DKI Reborn, Si Manis Jembatan Ancol, Suzzana, dan terakhir Jin & Jun.
Nuansa nostalgia sangat kental dibawakan oleh Jin & Jun. Formulasi film nostalgia merupakan salah satu jurus mujarab yang diandalkan industri sinema Tanah Air. Terlebih menyasar kawula penonton yang akrab dengan tayangan di generasi 90-an. Film berdurasi 115 menit ini tayang perdana pada 19 April 2023 dan sudah bisa disaksikan di bioskop di berbagai daerah.
Tidak lengkap jika Lebaran tanpa kehadiran film drama. Kali ini sutradara Fajar Bustomi menyajikan dokudrama Buya Hamka yang dibintangi Vino G Bastian (Buya Hamka) dan Laudya Cynthia Bella (Siti Raham, istri Buya Hamka). Film ini menceritakan kisah hidup Buya Hamka, yaitu tokoh besar Muhammadiyah.
Semasa hidupnya Buya Hamka dikenal sebagai seorang ulama Muhammadiyah, tokoh Masyumi, serta Ketua Majelis Ulama Pertama. Karakternya mencerminkan pribadi yang humanis dan rendah hati. Khutbah dan pidatonya kala itu mampu memikat banyak orang. Ia merupakan salah satu tokoh yang besar karyanya sebagai ulama, cendekiawan, pemimpin, dan pahlawan bagi bangsa Indonesia.
Menonton beragam film yang tayang di layar lebar sepanjang libur Lebaran bisa menjadi pilihan untuk melewatkan waktu bersama keluarga. Nilai yang bisa diperoleh penonton tidak hanya sekadar menyaksikan film. Apabila hanya menonton film semata, tentu ada pilihan lain, seperti menonton lewat layanan streaming video.
Baca juga: Antusiasme Penonton Film Indonesia Melampaui Penonton Film Hollywood
Namun dengan menonton film di bioskop, ada pengalaman yang berbeda. Bahkan pada beberapa kesempatan ajakan untuk menonton muncul lebih awal dan baru kemudian memilih film yang akan ditonton. Perilaku audiens yang demikian rupa menunjukkan bahwa daya tarik terletak pada wahana menontonnya, tidak semata-mata hanya dari film yang ditayangkan.
Melihat kondisi ekonomi sosial masyarakat terkini, dengan mobilitas yang bisa dibilang sudah tanpa ada batas lagi, diharapkan sambutan masyarakat terhadap film edisi Lebaran bisa lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga: Tiga Resep Sukses Film ”KKN di Desa Penari”