Tiga Resep Sukses Film ”KKN di Desa Penari”
Film ”KKN di Desa Penari” memecahkan rekor baru jumlah penonton film Indonesia. Apa yang menjadi resep kesuksesan film ini?
Film KKN di Desa Penari sudah tembus 8,66 juta penonton. Ada tiga resep sukses film ini, yaitu ketepatan waktu tayang, pemenuhan selera penonton, dan gelombang tren audiens.
Kesuksesan film KKN di Desa Penari dapat dikatakan sebagai puncak perjalanan kreativitas sineas yang ditopang oleh kekuatan media sosial. Aspek kreativitas ditunjukkan dari sentuhan sutradara Awi Suryadi dan unsur-unsur sinematografi yang digunakan. Sebelum menggarap film KKN di Desa Penari, Awi Suryadi sukses membuat film Danur berikut sekuelnya yang juga laris ditonton.
Modal kreativitas tersebut bertemu dengan unsur kekuatan media sosial. Keberhasilan film ini sudah terkumpul jauh-jauh hari seiring berjalannya waktu sejak utas di Twitter dari akun @SimpleMan viral pada 2019 silam. Utas tersebut menceritakan kisah horor yang dialami enam mahasiswa saat sedang menjalani kuliah kerja nyata (KKN).
Hingga 30 Mei 2022, lebih dari 8,66 juta pasang mata penonton sudah menyaksikan film KKN di Desa Penari. Jumlah penonton in menjadi prestasi tersendiri dari film ini. Bukan hanya menjadi paling laris, film ini juga memecahkan rekor sebagai film Indonesia terlaris sepanjang masa dalam waktu kurang dari sebulan sejak tayang perdana pada 30 April 2022.
Antusiasme masyarakat mengikuti film ini sebenarnya juga sudah terbaca dari data Google Trends. Dari mesin pencari Google dapat terekam jejak pengguna internet di Indonesia mencari informasi tekait film ini. Tren film KKN terbilang cukup menarik, berbeda dengan dua film Indonesia terlaris sebelumnya, yaitu Warkop DKI Reborn (2016) dan Dilan 1990 (2018).
Film Warkop DKI Reborn ditonton oleh 6.858.616 penonton, sedangkan Dilan 1990 disaksikan oleh 6.315.664 pasang mata. Film Warkop DKI Reborn karya rumah produksi Falcon Pictures menyentuh puncak popularitas (skala angka 100) pada 8 September 2016. Hari tersebut bertepatan dengan momen penayangan perdana di bioskop. Namun, setelah itu, tren angka pencarian informasi di Google Trends berangsur turun.
Begitu juga dengan Dilan 1990. Sinema ini mencapai puncak pencarian pada 28 Februari 2018 atau tiga hari setelah film yang dibintangi oleh Vanesha Prescilla dan Iqbaal Ramadhan tersebut dirilis ke publik. Pola tren yang terjadi pada dua film tersebut juga didapati pada film papan atas bikinan Hollywood, seperti Avengers: Infinity War (2018) serta Avengers: Endgame (2019).
Bentuk garis tren film papan atas yang sudah dinantikan oleh khalayak biasanya berbentuk tebing di bagian awal atau naik secara drastis kemudian turun secara bertahap. Namun, fenomena berbeda muncul dari film KKN di Desa Penari. Angka popularitasnya dari data Google Trends naik secara bertahap sejak penayangan perdana dan mencapai puncak pencarian pada hari ke-9 atau bertepatan dengan capaian 3 juta penonton.
Melalui akun Instagram @kknmovie didapati bahwa pada hari pertama penayangan terdapat 315.486 penonton. Apabila dirata-rata, pada hari ke-26 penayangan tercapai jumlah penonton 8 juta, artinya setiap hari film KKN memperoleh lebih dari 300.000 orang. Capaian tersebut bukan angka yang kecil, sebab jumlah 300.000 penonton tersebut rata-rata dicapai satu film dalam waktu satu bulan.
Naskah adaptasi
Mencermati kesuksesan film KKN di Desa Penari, setidaknya ada tiga aspek yang menarik untuk dikupas lebih mendalam, yaitu pemenuhan selera penonton, pemilihan waktu penayangan, serta aspek budaya ketakutan tertinggal tren.
Lapis pertama yang perlu dikupas dari film KKN adalah dari naskah yang mengadaptasi atau mengangkat cerita dari utas yang diunggah akun @SimpleMan di Twitter. Kekuatan dan daya tarik utas tersebut menjadikannya viral pada tahun 2019.
Kisah sekelompok mahasiswa KKN yang naskahnya tersebar melalui kanal media sosial memiliki keunikan tersendiri. Penyebaran konten melalui medsos memungkinkan terjadi interaksi antarpengguna secara langsung. Warganet ikut melontarkan komentar atau turut menyebarluaskan konten tersebut di media sosial.
Pada tahap ini naskah KKN yang tadinya berupa teks utas menjelma menjadi wacana publik. Pembahasan tentang cerita tersebut menjadi lintas dimensi, tidak hanya terbatas di ruang virtual. Percakapan sehari-hari dari berbagai kalangan masyarakat turut memasukkan cerita tersebut sebagai menu obrolan.
Ketenaran utas KKN menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia sangat antusias dan menggemari kisah-kisah mistis. Fenomena ini mengingatkan kepada pendapat sastrawan Mochtar Lubis tentang Manusia Indonesia. Salah satu dari enam poin yang diungkapkan adalah karakter masyarakat yang percaya takhayul.
Dalam hal ini, takhayul berkaitan dengan pengalaman supranatural yang dikisahkan dalam narasi kisah KKN dengan latar perkampungan di sekitar kawasan hutan di Jawa Timur. Dalam cerita yang beredar, ada indikasi bahwa kisah yang dituturkan adalah peristiwa nyata. Kisah mistis atau takhayul yang identik dengan fiksi berbenturan dengan klaim-klaim bahwa narasi tersebut nyata. Kontroversi ini terus mengundang rasa penasaran dan menjaga bara antusiasme audiens terus menyala terhadap kisah ini.
Lebih jauh lagi, khalayak tertarik untuk terlibat dalam mencari fakta seputar cerita KKN. Kisah tentang KKN dihidupi oleh masyarakat dan terus jadi buah bibir. Bahkan, beberapa pegiat konten Youtube turut membuat sajian tayangan untuk mencari-cari keberadaan dan bukti peristiwa yang dikisahkan dalam utas KKN. Di titik inilah konten teks memiliki poweruntuk menggerakkan massa.
Bukti lain bahwa kisah mistis berbuah manis menjaring audiens berkaca dari kanal Youtube Kisah Tanah Jawa. Kanal tersebut sudah diikuti oleh 2,1 juta pelanggan. Penggawa dari kanal tersebut adalah Hari Kurniawan atau akrab dikenal dengan nama Om Hao.Kanal Youtube ini didedikasikan untuk mengulik kisah-kisah mistis yang terjadi di Pulau Jawa, mulai dari fenomena keseharian seperti pawang hujan hingga ikut mengulik seputar kisah KKN di Desa Penari.
Selera penonton
Selera masyarakat Indonesia yang menggandrungi konten mistis dan horor berkumpul dalam viralnya utas KKN dan larisnya Kisah Tanah Jawa. Fakta tersebut sekaligus dapat menjelaskan mengapa film horor di Indonesia merupakan salah satu genre unggulan.
Sejak kesuksesan Pengabdi Setan yang bertengger sebagai film terlaris pada tahun 2017, film bergenre horor tidak pernah absen dari sepuluh peringkat tertinggi film paling laku. Saat itu Pengabdi Setan membukukan perolehan 4,2 juta penonton, mengungguli Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss Part 2.
Pada tahun yang sama, Danur: I Can See the Ghost sebagai film perdana dari semesta Danurkarya Awi Suryadi sudah mampu membukukan 2,7 juta penonton. Di tahun selanjutnya, sekuel kedua film Danur (2018) dan ketiga (2019) karya Awi bertengger di kelompok peringkat lima teratas film terlaris Indonesia.
Sejatinya, penayangan film KKN mengalami penundaan selama dua tahun akibat pandemi Covid-19 dan dirilis pada momentum menjelang Lebaran 2022. Momen libur Lebaran adalah prime time-nya film Indonesia. Orang banyak memiliki waktu luang untuk menonton di bioskop bersama keluarga dan kerabat.
Pada momentum Lebaran tahun ini masyarakat lebih banyak mendapatkan waktu libur. Khusus pada musim libur Lebaran tahun ini setidaknya terdapat waktu senggang untuk menonton film di bioskop pada jendela waktu antara 1 Mei hingga 16 Mei 2022. Rinciannya, pekan pertama bulan Mei 2022 dapat dikatakan sebagai pekan libur sepenuhnya karena bertepatan dengan hari raya Idul Fitri 2022.
Mulai Senin (9/5/2022), sebagian pekerja sudah masuk kerja, tetapi pada saat itu muncul imbauan pemerintah untuk bekerja dari rumah untuk mengantisipasi kemacetan parah saat puncak arus balik. Imbauan tersebut menjadi semacam ”bonus” libur tambahan bagi masyarakat. Selain itu, sebagian sekolah baru mulai melaksanakan kegiatan belajar-mengajar pada Rabu (11/5/2022). Pada kenyataannya kegiatan bersekolah masih ada yang dilakukan secara daring. Pada pekan selanjutnya terdapat libur memperingati hari raya Waisak (16/5/2022).
Masa liburan yang relatif panjang tersebut menjadi celah bagi bisnis wisata dan hiburan. Sebagian masyarakat yang mencari hiburan akan melirik film-film yang beredar saat itu. Popularitas film KKN di Google Trends yang mencapai puncak pada 9 Mei 2022 menunjukkan bahwa ada peningkatan atensi masyarakat yang terjadi secara bertahap terhadap film ini pada rentang waktu libur Lebaran. Pada tahap selanjutnya popularitas perlahan menurun. Penurunan terjadi ketika sebagian masyarakat sudah harus beraktivitas secara normal setelah libur Lebaran.
Baca juga : Liburan Lebaran Momen Menonton Sinema Indonesia
Walau cenderung menurun, jumlah penonton film KKN masih terbilang stabil. Pola tren tersebut menjadi indikator bahwa tiket film KKN masih terbilang laris walau sudah sebulan tayang di layar lebar. Dapat ditemui di beberapa bioskop saat pemutaran film ini tidak banyak tersisa kursi kosong.
Momen rilis film yang tepat didukung juga dengan adanya fenomena ketakutan tertinggal tren atau dikenal dengan istilah FOMO (fear of missing out). Fenomena ini kerap ditemui pada lingkaran pertemanan di berbagai usia dan kalangan. Bermula dari pertanyaan ”apa kamu sudah nonton?” dan juga melihat unggahan kawan atau kerabat di media sosial membuat orang terusik dan ingin ikut menontonnya.
Motivasi dan potensi
Kekuatan pengaruh popularitas menjadi motivasi yang kuat untuk menggerakkan lebih dari 8 juta penonton datang dan menyaksikan film di bioskop. Motivasi setiap penonton sangat beragam, mulai dari sudah menunggu sejak lama rilis film ini hingga menikmati waktu bersama teman dan keluarga.
Di luar beragam alasan yang ada, salah satu pemaknaan terhadap film adaptasi dari suatu naskah populer adalah membuktikan apakah yang ada di imajinasi orang ketika membaca utas akan sama atau beda jauh dengan sajian audio visual yang muncul. Pada tahap ini puncak kepuasan atau kekecewaan audiens akan terjadi. Sebab, sesuatu yang pada mulanya berupa imajinasi yang beragam dari jutaan orang kemudian seolah-olah disatukan pada sajian film yang berwujud fisik.
Orang tidak lagi penasaran seperti apa wujud Badarawuhi, bagaimana rupa enam mahasiswa yang menjalankan program KKN, atau bagaimana suasana hutan lokasi program pengabdian masyarakat itu sebenarnya. Penonton disuguhkan interpretasi sutradara sebagai penanda momen puncak petualangan imajinasi pembaca utas KKN.
Baca juga : Mencari Jejak Desa Penari
Hikmah yang dapat ditarik dari larisnya film KKN adalah adanya potensi menggarap cerita-cerita mistis lokal yang hidup dalam lingkungan budaya bertutur orang Indonesia. Terbuka kemungkinan bahwa para sineas mengeksplorasi cerita-cerita lokal lainnya untuk diusung ke layar lebar.
Garis kesuksesan film KKN tentu tidak dapat ditiru sama persis, mulai dari proses viralnya cerita mahasiswa KKN, penundaan penayangan, hingga momen libur panjang dan waktu luang masyarakat yang mencapai dua minggu. Namun, modal sosial dan budaya masyarakat Indonesia yang menggemari kisah mistis merupakan pasar tersendiri bagi industri perfilman Indonesia. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga : Horor KKN Nan Fenomenal