Isu Ganjar, Adu Narasi Pendukung dan ”Netizen”
Sebagai salah satu tokoh yang menolak kedatangan timnas Israel di Piala Dunia U-20, Ganjar Pranowo menjadi sasaran kritik di media sosial. Persoalan politik pun turut diangkat warganet.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjadi sasaran kritik netizen atau warganet akibat batalnya penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Indonesia. Akun media sosial para pendukung Ganjar pun terbelah antara yang setia mendukung dan mulai berpaling.
Kekecewaan netizen akibat gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 memberi efek domino pada sosok Ganjar Pranowo.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Menariknya, di antara deretan tokoh yang menyuarakan penolakan terhadap kedatangan timnas Israel, serangan kritik netizen cenderung mengarah pada Ganjar. Terlihat juga narasi netizen di medsos soal Ganjar juga mulai beralih. Bermula dari kritik lalu bergeser menjadi tafsiran politik.
Polemik terkait isu tersebut bermula dari pendapat Ganjar Pranowo yang menyatakan penolakannya terhadap kehadiran timnas Israel pada 23 Maret 2023. Bersama PDI-P, Ganjar beralasan bahwa penolakan ini seturut komitmen gagasan Presiden Soekarno yang diungkapkan dalam Konferensi Asia- Afrika, Gerakan Non-Blok, ataupun Conference of the New Emerging Forces.
Sejak pernyataan itulah netizen mulai berdebat di media sosial (medsos) dan sosok Ganjar mulai ramai disebut-sebut bersamaan dengan Gubernur Bali I Wayan Koster yang menyuarakan hal serupa.
Setelah Indonesia dinyatakan batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 oleh FIFA, Ganjar Pranowo kemudian menyatakan kekecewaannya pada 30 Maret 2023. Media massa arus utama ramai-ramai mengangkat pernyataan ini sebagai konten dalam pemberitaan.
Dari sinilah kritik mulai menyerang Ganjar Pranowo di medsos. Gelombang ”serangan” warganet yang tertuju pada Ganjar lebih besar daripada reaksi terhadap sejumlah tokoh, parpol, ataupun organisasi masyarakat yang sebelumnya juga menolak kedatangan timnas Israel.
Perkara isu batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 dan kaitannya dengan sosok Ganjar Pranowo dipantau Litbang Kompas utamanya terkait percakapan netizen melalui aplikasi Talkwalker pada periode 28 Maret-3 April 2023. Pantauan ini menggunakan kata kunci (query) ”Ganjar” dan saringan bahasa Indonesia.
Hasilnya, terdapat 156.000 percakapan dan 671.500 interaksi di antara warganet dari berbagai kanal medsos.
Sentimen yang terlihat dalam pantauan cenderung menyiratkan ketidaksetujuan, kekecewaan, hingga kemarahan dari netizen. Silogisme para netizen yang mengkritik ini relatif sederhana. Jika FIFA membatalkan Piala Dunia U-20 di Indonesia karena sentimen timnas Israel dan Ganjar adalah salah satu tokoh yang menolak, Ganjar mengakibatkan Piala Dunia U-20 gagal diselenggarakan di Indonesia.
Baca juga : Kegagalan Menjadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, dari Sepak Bola hingga Politik
Dalam pantauan linimasa percakapan, puncak kritik netizen terjadi pada Kamis, 30 Maret 2023, pukul 13.00-14.00 WIB. Tingginya percakapan di titik ini didorong oleh ungkapan kekecewaan dan kemarahan netizen setelah pernyataan kekecewaan Ganjar tersebar di pemberitaan media daring.
Berbeda dari sikap Ganjar, Gubernur Bali I Wayan Koster memilih menghindari kritik netizen dengan mematikan kolom komentar di akun medsos Instagram-nya.
Hujan komentar netizen terkait Ganjar terus mengalir. Uniknya lagi, pada Jumat, 31 Maret 2023, pukul 11.00-12.00 WIB, narasi netizen mulai beralih dari kritik menjadi tafsiran politik. Sejumlah netizen mulai melempar opini bahwa kegagalan Piala Dunia U-20 di Indonesia akan menurunkan citra Ganjar dan PDI-P dalam kontestasi Pemilu 2024.
Pendukung Ganjar
Dalam pusaran isu tersebut, ada empat kelompok yang saling mengisi dalam kelindan asumsi di medsos. Keempatnya ialah akun para pendukung Ganjar, akun kontra Ganjar, akun informasi sepak bola, dan akun media daring.
Akun informasi sepak bola dan media daring cenderung hanya melempar konten berisikan informasi terbaru terkait Ganjar, Piala Dunia U-20, dan pernyataan sejumlah tokoh partai politik.
Sementara itu, perdebatan sengit terjadi di kelompok akun pendukung dan kontra Ganjar Pranowo. Dalam hal silang pendapat di medsos ini terjadi fenomena yang unik, di mana pernyataan netizen cenderung cair secara alamiah. Jika umumnya perdebatan di medsos terbelah dalam dua kelompok yang sudah lama terbentuk, dalam isu ini kedua kelompok seakan ”saling bertukar anggota”.
Maksudnya, akun yang semula mendukung Ganjar kini berpaling dan mengaku tidak lagi berada di pihak Ganjar karena kecewa dengan gagalnya penyelenggaraan Piala Dunia U-20. Sebaliknya, akun yang awalnya tidak pernah atau jarang menyatakan dukungan terhadap Ganjar kini beralih mengaku di pihak Ganjar karena kesamaan pandangan menolak timnas Israel.
Cairnya pergerakan akun-akun tersebut terlihat dalam tiap unggahan yang menyertakan (mention) akun @ganjarpranowo. Tidak hanya itu, dalam deretan teratas akun terpopuler (top mentions), terdapat akun-akun yang sudah lama terafiliasi dengan kubu pro dan kontra Ganjar. Misalnya, akun @ch_chotimah2, @KakekHalal, @kurawa, dan @KepaArgawinata2.
Di tengah serangan kritik terhadap sosok Ganjar Pranowo, akun-akun pendukungnya terlihat begitu gencar dengan melambungkan tagar #GanjarHebat, #GanjarPresidenku, atau #TegarBersamaGanjar. Masifnya tagar-tagar dari akun pendukung Ganjar ini terbilang efektif karena mampu mengisi 10 teratas tagar terpopuler (top hashtag). Kampanye lewat tagar ini juga menenggelamkan tagar yang digunakan kubu kontra, seperti #PrabowoDanUlama, #Setyoko2024, atau #GanjarMencorengPDIP.
Baca juga : Isu Palestina-Israel dan Politisasi Piala Dunia U-20
Dapat dikatakan, dalam ruang medsos akun para pendukung Ganjar ”berhasil” mempertahankan benteng dari serangan akun netizen yang menyerang sosok Ganjar. Bahkan, mampu bermanuver narasi positif ke sejumlah tafsiran politik. Ganjar, misalnya, dinilai telah berhasil melewati ujian loyalitas dari PDI-P, hasil elektabilitas Ganjar masih tinggi dalam laporan sejumlah lembaga survei, hingga keberhasilan Ganjar dan PDI-P untuk meraih dukungan dari kelompok yang selama ini dikenal sebagai oposisi pemerintah.
Dari kubu yang kontra, terlihat beberapa tafsiran dari akun-akun netizen pengkritik Ganjar yang menarik untuk disimak. Arah narasi tertuju pada aksi blunder PDI-P dan Ganjar di Piala Dunia U-20 yang mengakibatkan turunnya perolehan suara di Pemilu 2024 tahun depan. Uniknya, akun-akun kontra ini cukup terlihat jelas menunggangi isu untuk menaikkan nama tokoh yang didukung dalam konten yang diunggahnya.
Variabel media massa
Berbeda dari pantauan isu sebelumnya soal pembatalan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, media massa daring terbilang sukses mengambil alih perhatian netizen dalam isu Ganjar kali ini. Netizen dari kedua kubu dan akun informasi sepak bola kerap merujuk atau menyertakan konten pemberitaan media daring dalam berinteraksi di medsos. Konten berita dijadikan alat validasi sarana pembenaran dalam adu argumentasi, terlepas dari faktor keberimbangan muatan berita.
Hal tersebut terbaca dari deretan sepuluh akun berpengaruh terpopuler (top influencers) yang dominan dihuni oleh akun-akun daring milik media massa arus utama. Konten-konten dari media massa daring ini berisi seputar pernyataan Ganjar serta para tokoh politik, reaksi publik, hingga persoalan elektabilitas sejumlah kandidat capres yang selama ini kerap diberitakan.
Begitu juga yang terlihat dalam daftar percakapan terpopuler (top conversations), netizen mengisi ruang interaksi konten berita melalui kolom komentar, memberi tanda suka (like), hingga saling berbagi pemberitaan terkait Ganjar. Artinya, Ganjar memiliki daya pikat atau nilai berita, entah dari sisi kontroversialnya ataupun arah politik selanjutnya bersama PDI-P.
Terlepas dari persoalan Piala Dunia U-20 dan pergeseran tafsiran politik ke Pemilu 2024, sikap Ganjar masih menyisakan teka-teki. Sebagai salah satu tokoh yang kerap disebut memiliki elektabilitas tinggi di sejumlah laporan lembaga survei, Ganjar dan PDI-P masih bergeming soal Pemilu 2024.
Di saat misteri Ganjar sudah terkuak terkait Pemilu 2024 nanti, di sanalah media massa arus utama akan diuji keberimbangannya. (LITBANG KOMPAS)