Prediksi Argentina Vs Kroasia, Memori Piala Dunia 2018 Menghantui Argentina
Argentina lebih banyak diunggulkan menang atas Kroasia. Namun, Kroasia punya kenangan indah di Piala Dunia 2018. Mereka berhasil menekuk Argentina dan melaju hingga partai final.

Kiper Maroko, Yassine Bounou (1), mencoba membelokkan bola saat pemain Kroasia, Josko Gvardiol (20), menyerang selama pertandingan sepak bola grup F Piala Dunia antara Maroko dan Kroasia di Stadion Al Bayt di Al Khor, Qatar (23/11/2022).
”Its Argentina vs Croatia again”. Konten yang diunggah di media sosial Twitter pada 7 Desember 2022 ini menjadi salah satu dari lima konten terpopuler terkait laga semifinal Piala Dunia yang mempertemukan juara Copa America 2021 (Argentina) dengan juara kedua Piala Dunia 2018 (Kroasia).
Hingga 12 Desember 2022 pukul 22.00 WIB, konten unggahan akun @TyagiCuler ini sudah menghasilkan 48.700 interaksi warganet dunia yang dipantau dari aplikasi Talkwalker. Sorotan publik atas konten ini ditujukan pada panasnya perang bintang, Lionel Messi dan Luka Modric.
Meski identik dengan permainan kolektif, keberadaan superstars dalam sepak bola menjadi daya tarik tersendiri bagi klub atau timnas negara. Tidak heran jika laga semifinal ini tidak terpisahkan dari persaingan para superstars.
Kedua pemain bintang tersebut bersama timnas negaranya memang pernah bertemu empat tahun silam. Di Piala Dunia 2018, Kroasia berhasil mengalahkan Argentina di babak penyisihan Grup D. Uniknya, kedua tim juga bernasib sama yang kemudian dikalahkan Perancis, sang juara dunia. Argentina kalah oleh Perancis di babak 16 besar, sedangkan Kroasia kandas di partai final.
Di luar baju dinas negara, kedua bintang tersebut juga pernah lama bersaing di laga-laga klasik alias ”El Clasico” di La Liga, Spanyol. Hampir satu dekade kedua pemain berseberangan sejak datangnya Modric ke Real Madrid pada 2012 hingga pindahnya Messi dari Barcelona pada 2021.
Kedua pemain juga merupakan peraih penghargaan Ballon d’Or atau Bola Emas. Bedanya, Messi telah meraihnya tujuh kali pada 2009, 2010, 2011, 2012, 2015, 2019, dan 2021, sedangkan Modric baru sekali meraihnya pada 2018.
Saat meraih gelar tersebut, Modric berhasil membawa klub dan negaranya dengan catatan prestasi. Modric ikut membantu Real Madrid menjadi juara Liga Champions Eropa dan membawa Kroasia menjadi runner-up Piala Dunia Rusia 2018. Modric juga mendapatkan penghargaan sebagai pemain terbaik Piala Dunia Rusia 2018 dan pemain terbaik Eropa 2018.
Modric yang menempati posisi gelandang merupakan pengatur serangan Kroasia. Peran ini juga dijalankan Modric sejak di Dinamo Zagreb, Tottenham Hotspur, hingga Real Madrid. Kepiawaian Modric terbukti dengan beberapa penghargaan yang diraihnya, seperti gelandang terbaik La Liga 2015 dan 2016, gelandang terbaik Liga Champions 2017, serta pemain terbaik di Piala Dunia Antarklub 2017
Modric bergabung dengan timnas Kroasia U21 pada Maret 2004. Dua tahun kemudian Modric telah memperkuat timnas senior. Debut pertamanya adalah pada laga persahabatan melawan Argentina yang digelar pada 1 Maret 2006 di Basel, Swiss. Argentina yang sudah diperkuat Lionel Messi dan juga Hernan Crespo serta Carlos Tevez kalah dengan skor 2-3.
Kroasia unggul terlebih dahulu di menit ke-3 melalui gol Ivan Klasnik. Namun, Argentina kemudian berbalik unggul dengan dua gol cepat di menit ke-4 melalui Carlos Tevez dan Lionel Messi di menit ke-6. Kroasia baru mampu menyamakan kedudukan di babak kedua setelah Darijo Srna mencetak gol di menit ke-56. Kroasia menang dramatis setelah Dario Simic mencetak gol di menit ke-90.
Kemenangan Kroasia lainnya atas Argentina terjadi pada momen Piala Dunia 2018. Saat itu kedua tim bertemu di laga penyisihan grup di Stadion Nizhny Novograd, Rusia, pada 21 Juni 2018. Kroasia unggul 3-0 melalui gol yang dicetak Ante Rebic (menit ke-58), Luka Modric (menit ke-80), dan Ivan Rakitic (menit ke-90).
Tujuh pemain Kroasia yang berhasil mengalahkan Argentina empat tahun lalu saat ini masih ikut di Piala Dunia Qatar. Mereka ialah bek Domagoj Vida dan Dejan Lovren; pemain gelandang Luka Modric, Mateo Kovacic, dan Marcelo Brozovic; serta penyerang Ivan Perisic dan Andrej Kramaric.

Pemain Argentina, Lautaro Martinez, menendang bola ke gawang Australia dalam pertandingan babak 16 besar Piala Dunia 2022 di Stadion Ahmad Bin Ali, Qatar (4/12/2022). Argentina melaju ke babak perempat final setelah mengalahkan Australia 2-1.
Prediksi pertandingan
Tidak dapat disangkal, memori kekalahan timnas Argentina dari Kroasia di Piala Dunia 2018 tersebut dapat menjadi bayangan kelam ”Tim Tanggo” di babak semifinal Piala Dunia 2022 kali ini. Padahal, jika merujuk pada jejak pertandingan, kedua tim sebenarnya menunjukkan peta kekuatan yang seimbang.
Dari lima pertandingan yang pernah dilakukan kedua tim, Argentina juga telah dua kali memenangi pertandingan melawan Kroasia. Kemenangan pertama Argentina terjadi pada 26 Juni 1998 di babak penyisihan grup Piala Dunia. Saat itu Argentina menang 1-0 melalui gol yang dicetak Mauricio Pineda pada menit ke-36.
Kemenangan kedua Argentina atas Kroasia terjadi pada laga persahabatan yang digelar di London, Inggris (12/11/2014). Saat itu Argentina menang 2-1 berkat gol yang dibuat Cristian Ansaldi dan Lionel Messi. Kroasia sempat unggul terlebih dahulu melalui gol Anas Sharbini di menit ke-11.
Di luar dua kemenangan untuk Kroasia dan dua kemenangan untuk Argentina, satu laga lagi yang berlangsung pada Juni 1994 berakhir imbang dengan skor 0-0. Dari lima laga yang telah dilalui keduanya, probabilitas hasil laga Argentina dan Kroasia di semifinal Piala Dunia juga menunjukkan kecenderungan berimbang. Kedua tim sama-sama memiliki persentase menang sebesar 40 persen, sedangkan sisanya (20 persen) berpeluang berakhir dengan hasil imbang.
Baca juga: Prediksi Kroasia Vs Belgia, Pertaruhan Terakhir Generasi Emas Belgia
Namun, prediksi ini sedikit berubah sebab belum memasukkan performa kedua tim di Piala Dunia 2022. Performa ini dilihat dari hasil pertandingan penyisihan grup, babak 16 besar, dan babak perempat final
Argentina tergabung di Grup C bersama Polandia, Meksiko, dan Arab Saudi. Dari tiga kali main Argentina meraih nilai enam dari hasil dua menang dan satu kali kalah. Argentina berhasil memasukkan lima gol dan kemasukan dua gol di babak penyisihan.
Performa ini sedikit lebih baik dibandingkan Kroasia yang menjadi peringkat kedua Grup F yang dihuni Maroko, Belgia, dan Kanada. Kroasia mendapat lima poin dari satu kemenangan dan dua kali bermain imbang. Dari sisi produktivitas gol, Kroasia memasukkan empat gol dan kemasukan satu gol sepanjang babak penyisihan grup.
Di fase gugur Argentina berhasil mengalahkan Australia di 16 besar dan Belanda di babak perempat final melalui adu penalti. Sedangkan Kroasia mengalahkan Jepang (16 besar) dan Brasil (perempat final). Kedua laga di fase gugur ini dimenangkan Kroasia lewat adu penalti.
Total sudah lima pertandingan dimainkan Argentina dengan statistik tiga kali menang, sekali imbang, dan sekali kalah. Sebagai catatan, laga yang terekam ialah laga sepanjang 120 menit pertandingan alias di luar adu penalti. Menggunakan asumsi yang sama, Kroasia baru sekali menang dan empat kali bermain imbang hingga babak perempat final.
Dari penghitungan ini, bobot kemenangan Argentina sedikit lebih unggul dibandingkan Kroasia. Dengan memasukkan hasil pertandingan selama Piala Dunia 2022, kans Argentina untuk memenangi pertandingan menjadi 50,5 persen. Sedangkan kemungkinan Kroasia meraih kemenangan mencapai 34,1 persen.
Di sisi lain, ada kemungkinan kedua tim bermain imbang dalam 120 menit pertandingan, yaitu 15,5 persen. Menggunakan dasar penghitungan ini dapat juga terlihat prediksi rasio gol yang tercipta. Dari perbandingan kemenangan dan dikalikan dengan rasio gol masing-masing, kemungkinan skor untuk Argentina mencapai 1,48 gol dan 0,94 gol untuk Kroasia.

Strategi penentu
Simulasi tersebut tidak jauh berbeda dengan prediksi yang dilakukan Opta Analyst. Prediksi yang dikeluarkan superkomputer Opta pada 12 Desember 2022 pukul 16.00 WIB ini menunjukkan kans Argentina memenangi pertandingan, yaitu 54,1 persen. Persentase ini lebih banyak dibandingkan peluang Kroasia yang menang (19,6 persen).
Namun, mengingat rekam jejak pertandingan imbang yang dijalani Kroasia di babak fase knock out Piala Dunia terakhir, superkomputer memperkirakan adanya peluang pertandingan berakhir imbang (26,3 persen). Dalam catatan Opta, delapan dari sembilan pertandingan terakhir yang dijalani Kroasia di fase gugur Piala Dunia berakhir dengan perpanjangan waktu.
Bukan hanya dari simulasi olah data jejak pertandingan dan prediksi superkomputer Opta, aroma kemenangan Argentina juga terlihat di media digital. Di mesin pencari Google dengan mengetikkan kata ”Argentina vs Croatia” ataupun ”Croatia vs Argentina” landing page Google menampilkan persentase kemenangan Argentina mencapai 52 persen. Peluang kemenangan Kroasia mencapai 28 persen dan kemungkinan pertandingan berakhir imbang sebesar 28 persen.
Demikian pula dengan gemuruh warganet dunia di media sosial. Dari aplikasi Talkwalker sepanjang 6-12 Desember 2022, hasil pencarian (result) dan interaksi (engagement) warganet lebih banyak membicarakan Argentina. Interaksi terkait konten-konten ”Argentina” mencapai 64,9 juta engagement, lebih banyak dibandingkan konten ”Croatia” yang sebesar 13,1 juta interaksi.
Meski demikian, sentimen negatif yang lebih banyak muncul lebih banyak diarahkan warganet pada konten-konten Argentina (24,6 persen) dibandingkan Kroasia (14 persen). Dari percakapan yang muncul terkait sentimen negatif ini, warganet menyoroti keberhasilan lolosnya Argentina ke babak semifinal Piala Dunia 2022
Argentina lolos setelah menang adu penalti melawan Belanda. Kedua tim awalnya berbagi hasil imbang dengan skor 2-2 hingga babak perpanjangan waktu. Laga ketat kedua tim diwarni sejumlah cacatan minor seperti hujan kartu kuning.
Ada 18 kartu kuning dan satu kartu merah yang dikeluarkan wasit saat pertandingan berlangsung. Seusai pertandingan, kapten Argentina, Lionel Messi, juga tertangkap kamera mendatangi pelatih Belanda, Louis van Gaal, dan terlibat adu mulut.
Sentimen positif warganet kepada Kroasia boleh jadi menjadi dukungan moral bagi Luka Modric yang lebih banyak menjadi tim non-unggulan dibandingkan Argentina. Dukungan ini juga dapat dibaca sebagai harapan akan munculnya laga fair play di tengah tensi pertandingan yang kian sengit di babak semifinal. Bagaimanapun, sepak bola tetaplah sebuah pertandingan yang harus menjunjung etika dan filosofi permainan agar tetap menarik dan tidak sekadar mencari kemenangan. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga: Prediksi Belanda Vs Argentina, Duel Fisik dan Taktik