Hipertensi, Faktor Risiko Tertinggi Penyebab Kematian Warga Jakarta
Sederet penyakit degeneratif semakin membahayakan kesehatan dan mengancam jiwa warga DKI Jakarta, yang disebabkan sejumlah faktor risiko metabolik dan risiko perilaku, seperti hipertensi, obesitas, diabetes, dan merokok.
Oleh
YOHANES ADVENT KRISDAMARJATI/LITBANG KOMPAS
·4 menit baca
Sederet penyakit degeneratif semakin membahayakan kesehatan dan mengancam jiwa warga DKI Jakarta, yang disebabkan oleh sejumlah faktor risiko metabolik dan risiko perilaku seperti hipertensi, obesitas, diabetes, dan merokok. Kondisi ini tentu saja dapat menurunkan kualitas hidup serta membuat biaya kesehatan membengkak.
Gaya hidup masyarakat perkotaan dan ragam asupan makanan menjadi salah satu biang keladi munculnya penyakit degeneratif, yaitu jenis penyakit yang menyebabkan jaringan atau organ tubuh manusia memburuk dari waktu ke waktu meskipun tidak menular.
Data kesehatan warga Jakarta yang dipublikasikan pada laman Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) menunjukkan sederet penyakit degeneratif yang diidap oleh warga Ibu Kota. Dari data tersebut tampak adanya perubahan faktor risiko kesehatan yang dihadapi pada 2009 dengan tahun 2019.
Pada tahun 2009, pada peringkat pertama bertengger persoalan malnutrisi yang dihadapi oleh penduduk Jakarta. Berselang satu dekade kemudian, malnutrisi dapat ditekan hingga 42,6 persen. Semula persoalan gizi berada di posisi teratas, kini berada di peringkat keenam.
Namun, hal yang mengkhawatirkan adalah tingginya kenaikan risiko metabolik, yaitu obesitas serta diabetes, dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir. Pada dua jenis gangguan kesehatan tersebut, masing-masing mengalami peningkatan hingga lebih dari 35 persen.
Apabila ditelusuri lebih lanjut, faktor yang paling berpengaruh terhadap lonjakan risiko obesitas dan diabetes ialah dari asupan makanan yang tidak sehat. Obesitas disebabkan kelebihan asupan kalori pada tubuh, ditambah dengan gaya hidup yang kurang aktivitas fisik dan kurang berolahraga.
Rosadi dalam risetnya yang berjudul ”Hubungan Obesitas dengan Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Puskesmas Wates Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013” mengungkapkan bahwa orang yang mengalami obesitas memiliki risiko terkena diabetes melitus sebesar 2,5 kali dibandingkan dengan orang dengan indeks massa tubuh ideal. Dengan demikian, perlu diwaspadai bahwa kondisi tubuh obesitas sangat berisiko terkena diabetes melitus.
Risiko kesehatan penyebab penyakit degeneratif lainnya yang mengintai penduduk Jakarta ialah tekanan darah tinggi serta efek samping dari kebiasaan merokok. Selama sepuluh tahun terakhir risiko kematian akibat dua faktor tersebut meningkat belasan persen. Risiko hipertensi naik sebesar 13,8 persen dan risiko penyakit karena kebiasaan merokok naik 11,3 persen.
Data tersebut menunjukkan ragam penyakit yang dialami warga Jakarta dengan kemungkinan berisiko berujung pada kematian. Namun, sederet penyakit tersebut belum sampai pada penyebab kematian itu sendiri.
Penyebab kematian
Dari data IHME tersebut, terpotret ragam penyakit yang menjadi penyebab terbanyak kematian warga Jakarta. Secara berurutan ialah stroke, jantung koroner, serta diabetes. Apabila dicermati antara risiko kesehatan dengan penyebab kematian memiliki kaitan erat. Gangguan kesehatan berupa hipertensi, obesitas, diabetes, serta kebiasaan merokok dapat menjadi faktor risiko yang berujung pada tiga penyakit paling mematikan tersebut.
Lebih jauh lagi perlu diperhatikan beberapa penyakit yang untuk saat ini bisa dikatakan belum menjadi penyebab kematian tertinggi, tetapi patut diwaspadai. Pada periode 2009 hingga 2019 kasus kematian akibat kanker kolorektal atau usus besar meningkat hingga 44,9 persen. Angka ini terbilang mengkhawatirkan dibandingkan dengan 12 penyebab kematian lainnya.
Apabila ditelusuri penyebabnya, kanker usus besar dipicu oleh beberapa faktor, di antaranya obesitas, diabetes, serta kebiasaan merokok. Di wilayah DKI Jakarta, diabetes menjadi penyakit paling mematikan di peringkat ketiga. Perlu dicermati juga bahwa dalam kurun waktu 2009-2019 kasus kematian akibat diabetes meningkat sebesar 42,5 persen dalam waktu sepuluh tahun.
Patut dicurigai bahwa pertalian antara diabetes dan kanker usus besar bisa jadi dialami secara komplikasi atau bersamaan oleh pasien. Dilihat dari kenaikan angkanya hampir setara, yaitu sekitar 40 persen lebih.
Penyakit lain yang cukup mematikan ialah kanker paru. Penyakit ini berada di peringkat keenam pada tahun 2019, padahal di tahun 2009 berada di urutan ke-11. Data menunjukkan bahwa dalam satu dekade terakhir kasus kematian akibat kanker paru melonjak hingga 40,5 persen.
Perbaiki kualitas hidup
Segudang penyakit degeneratif semakin mengancam kesehatan dan kualitas hidup penduduk di DKI Jakarta. Persoalan ini pun dihadapi hingga lingkup nasional. Kondisi ini tecermin dari besaran angaran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yang digelontorkan untuk tiap-tiap penyakit itu.
Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Gufron Mukti dalam Public Expose Laporan Pengelolaan Program dan Keuangan BPJS Kesehatan Tahun 2021 menyampaikan bahwa beban biaya di tahun 2021 mencapai Rp 90,33 triliun. Empat penyakit teratas yang memakan biaya paling banyak ialah penyakit jantung (Rp 8,7 triliun), kanker (Rp 3,5 triliun), kemudian stroke (Rp 2,2 triliun), dan terakhir gagal ginjal (Rp 1,8 triliun). Semua itu termasuk jenis penyakit degeneratif.
Melihat fakta yang begitu jelas ini harapannya setiap orang perlu menyadari akan risiko kesehatan yang begitu besar supaya selanjutnya mengambil tindakan pencegahan agar tidak mengidap penyakit degeneratif.
Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat seperti istirahat yang cukup, rutin berolahraga, dan yang tidak kalah penting menjaga asupan makanan secara sehat dan seimbang. Tantangan bagi penduduk kota metropolitan adalah menyediakan waktu untuk memperoleh makanan sehat bisa jadi merupakan hal yang mewah atau sulit didapatkan. Pada akhirnya pilihan makanan jatuh pada makanan cepat saji atau makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi.
Dengan begitu banyak tawaran makanan yang mengancam kesehatan, orang perlu berupaya ekstra untuk menjaga asupan makanan demi tetap sehat. Menjadi percuma ketika angka harapan hidup penduduk Jakarta terus meningkat setiap tahunnya apabila di masa tua dilalui dengan sakit-sakitan. Maka dari itu, sebelum terlambat lebih baik berusaha merawat kesehatan daripada berupaya sembuh dari penyakit.