Waktu Bersama Keluarga, Kado Natal Teristimewa
Natal menjadi momen untuk menghadirkan kebahagiaan bagi diri sendiri dan orang lain. Bisa merayakan hari spesial ini bersama keluarga adalah sesuatu yang dirindukan, teramat sayang untuk dilewatkan.
Hidup di tengah situasi pandemi Covid-19 yang kini hampir memasuki tahun ketiga mengubah persepsi dan pola pikir banyak orang. Salah satunya berkaitan dengan harapan tentang kado natal yang diinginkan tahun ini.
Masyarakat tidak lagi memandang hadiah berbentuk materi sebagai sesuatu yang diperlukan di momen Natal. Sebagai gantinya, mereka lebih memilih kado yang bernilai sentimental, seperti menghabiskan waktu bersama orang-orang tersayang.
Ini tentu tidak lepas dari tercerabutnya kebebasan untuk melakukan berbagai aktivitas sosial, ekonomi, dan budaya selama dua tahun terakhir. Pandemi Covid-19 memaksa kita untuk lebih banyak berdiam diri di rumah, merenungkan momen-momen yang selama ini terlewatkan begitu saja di tengah padatnya aktivitas harian.
Pandemi juga menghadirkan rasa duka dan rindu bagi beberapa orang yang terpaksa kehilangan sosok terkasih dalam waktu singkat akibat keganasan Covid-19. Terutama, sebelum vaksinasi digencarkan dengan lebih masif di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
”Kita menyadari, ternyata ada yang lebih penting dibandingkan kado natal berupa barang, yakni pengalaman yang berharga dengan orang-orang tersayang. Menyaksikan wajah mereka dan berbincang dengan mereka terasa lebih bermakna dibandingkan memberi mereka hadiah materi,” tulis Ilene Prusher, guru besar jurnalistik di Universitas Atlantik Florida, dalam kolomnya di NBC, 12 Desember 2021 lalu.
Baca juga : Semarak Kado Natal di Media Sosial
Melalui hasil riset Google, Maret 2021, terlihat pula bahwa semakin banyak orang yang akhirnya mengkreasikan ulang cara dan pengalaman mereka dalam merayakan hari istimewa di rumah bersama keluarga terdekat. Itu ditunjukkan lewat peningkatan pencarian kata kunci ”cara membuat video ucapan perayaan” hingga 200 persen pada tahun 2020 dibandingkan tahun sebelumnya serta peningkatan lebih dari 100 persen pada kata kunci ”latar belakang poster ulang tahun”.
Pada 19-23 Desember 2021 lalu, Kompas mengajak pembaca untuk berbagi kisah mereka melalui jajak pendapat interaktif bertajuk ”Ayo Bercerita tentang Kado Natal yang Kamu Mau Tahun Ini”. Hasilnya menunjukkan bahwa waktu dan pengalaman bersama keluarga menjadi sesuatu yang lebih diidamkan di perayaan Natal kali ini dibandingkan mendapat kado berupa barang fisik.
Dari 52 responden yang merespons jajak pendapat secara sukarela, 26 orang di antaranya berharap mendapatkan pengalaman dan waktu berharga bersama keluarga. Jumlah itu setara 50 persen dari total responden. Mereka yang berbagi cerita lewat tautan jajak pendapat interaktif telah memberi persetujuan untuk dikutip dalam tulisan ini.
Alsih Marselina (24), salah seorang responden, hanya ingin kembali bisa menghabiskan waktu bersama dengan sang ayah pada Natal tahun ini. Alsih mengungkapkan, kini ayahnya tengah berjuang menghadapi penyakit jantung bocor.
”Saya ingin Papa berumur panjang. Tak hanya berdoa bersama Mama, saya juga terus berusaha mencari alternatif cara lain untuk membantu kesembuhan Papa,” ujar Alsih, mahasiswa, yang menetap di Kota Palu, Sulawesi Tengah, itu.
Kita menyadari, ternyata ada yang lebih penting dibandingkan kado natal berupa barang, yakni pengalaman yang berharga dengan orang-orang tersayang. Menyaksikan wajah mereka dan berbincang dengan mereka terasa lebih bermakna dibandingkan memberi mereka hadiah materi.
Harapan serupa disampaikan Heidy (30) dan Duma Sagala (41). Kado natal yang mereka inginkan tahun ini tidak muluk-muluk. Tak perlu barang mahal dan meriah, mereka hanya ingin membahagiakan kedua orangtua.
Heidy, yang bermukim di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, ingin sekali kembali berkumpul dengan orangtuanya di Natal tahun ini. Momen itu kini sudah sulit didapatkannya setelah menikah dan tinggal berbeda kota.
”Saya anak bungsu, punya hubungan emosional yang dekat sekali dengan kedua orangtua saya. Mereka sudah sering mengeluh sakit dan mereka butuh anak-anak (untuk) dekat dengan mereka, tetapi saya dan kakak-kakak semuanya tinggal jauh,” ujar Heidy, seorang ibu rumah tangga.
Baca juga : Khidmat Natal Kembali di Dalam Gereja
Sementara Duma ingin kedua orangtuanya merasa nyaman saat berkumpul di malam Natal dan Tahun Baru kali ini. Ia berharap bisa memberi kedua orangtuanya kursi yang nyaman agar mereka bisa menikmati waktu berkualitas dengan keluarga.
Sebagai orang Batak, Duma dan keluarga memiliki tradisi untuk berkumpul di hari-hari spesial, seperti Natal dan Tahun Baru. Biasanya, mereka akan duduk bersama di tikar, melakukan ibadah keluarga, lalu bercengkerama sembari menikmati kudapan ringan.
”Hanya saja, mamak dan bapak saya sudah berusia di atas 70 tahun, jadi sulit untuk duduk di tikar,” imbuh Duma, pegawai negeri sipil yang berasal dari Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.
Barang baru untuk keluarga
Seperti Duma, keinginan untuk memiliki waktu berkualitas bersama keluarga dan orang-orang terdekat juga menjadi alasan bagi lima responden lain yang ingin mendapatkan kado natal berupa barang baru tahun ini.
V Erya (16) bercerita, dia ingin memiliki kendaraan pribadi dan rumah di desa. Memiliki rumah sendiri dan menetap di kawasan desa merupakan impiannya dan kedua orangtuanya. Erya, yang tinggal di Bekasi, Jawa Barat, mengaku jenuh dengan kehidupan di kota besar.
”Kami merasa kehidupan di kota sudah terlalu sesak dan tidak bersahabat lagi. Kami ingin memulai hidup dengan suasana baru sesegera mungkin,” kata Erya yang masih berstatus pelajar ini.
Adapun Lusia Prihatin (38) ingin memiliki televisi layar datar karena televisi di rumah keluarganya masih televisi tempo dulu yang berjenis tabung. ”Untuk memperoleh waktu yang lebih berkualitas bersama keluarga, karena TV yang kami punya sekarang tidak bisa menunjang ke sistem digital,” ucap Lusia yang tinggal di Sleman, Yogyakarta.
Baca juga : Harapan Umat Sulawesi Utara dalam Ornamen Natal
Pandemi yang telah berlangsung selama dua tahun juga membawa dampak sosial-ekonomi yang signifikan bagi sejumlah orang. Berto Wedha (43) adalah satu dari sekian banyak pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) selama momen pandemi.
Dalam jajak pendapat interaktif Kompas, ia memilih kado natal berupa kebutuhan hidup sehari-hari, namun bukan untuk dirinya sendiri. Ia berharap bisa memberikan bahan pokok (sembako) untuk dibagikan kepada saudara-saudaranya di hari Natal kali ini.
Sementara Vero Toda (50), seorang sukarelawan pendidikan di Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten, mengharapkan keajaiban Natal tahun ini agar suaminya yang kehilangan kesempatan bekerja akibat pandemi segera mendapat pekerjaan tetap.
Saat ini, untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga, suaminya bekerja sebagai pengemudi taksi daring dengan penghasilan harian yang tidak pasti. ”Saya hanya berharap keajaiban Natal agar suami bisa bekerja seperti yang ia inginkan. Dia merasa tidak hidup jika tidak bekerja,” kata Vero.
Misi pribadi
Dua tahun lebih hidup dengan pandemi tidak lantas membuat sejumlah orang patah arang dan pasrah dengan hidup. Mereka masih menyimpan ambisi, tekad pribadi yang kuat, serta janji untuk lebih menyayangi diri sendiri.
Hal ini tecermin dari hasil jajak pendapat interaktif yang menunjukkan bahwa selain hadiah yang sifatnya sentimental untuk keluarga dan orang terkasih, sejumlah orang tetap mengidamkan kado natal yang spesial untuk dirinya sendiri.
Yohana Christina Vidian (27), misalnya, ingin mendapatkan hadiah saham untuk investasi jangka panjangnya. Ia sudah pernah berinvestasi sebelumnya, tetapi buah dari investasi itu tak sempat ia nikmati sendiri karena terpakai untuk orang lain.
”Investasi saya sebelumnya sudah terpakai untuk hal penting yang menjadi kebahagiaan orang lain. Tetapi, kini, saya ingin memulai lagi investasi untuk masa depan saya,” kata karyawan swasta yang tinggal di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, ini.
Adapun Lokesjwari Wardhani (45), seorang pegawai negeri sipil asal Gresik, Jawa Timur, mengharapkan hadiah natal berupa kelancaran proyek yang sedang ia pegang. Saat ini, Lokesjwari sedang menangani proyek pemberdayaan perempuan dan anak di akar rumput, yaitu proyek Bunda Puspa di Gresik.
Menurut dia, proyek prioritas Pemerintah Kabupaten Gresik itu dapat berdampak positif bagi pemenuhan hak perempuan dan anak di akar rumput. ”Itu mengapa saya butuh draf peraturan bupati dan database masyarakat calon penerima program ini bisa selesai pada akhir tahun ini. Kalau tidak, pelaksanaan program ini di tahun depan berpotensi gagal memberi manfaat kepada yang berhak,” katanya.
Saya hanya berharap keajaiban Natal agar suami bisa bekerja seperti yang ia inginkan. Dia merasa tidak hidup jika tidak bekerja.
Pada akhirnya, Natal kedua yang kembali dirayakan di saat pandemi mengingatkan kita untuk kembali pada hal esensial. Tak lagi mengejar kepuasan materiil, tetapi mencari kebahagiaan diri; menjaga relasi dengan keluarga, teman-teman, dan orang terkasih; serta menjaga harapan meski di tengah situasi yang masih tak menentu.
Terima kasih kepada para sahabat Kompas yang sudah bersedia berbagi kisah dan harapan dalam jajak pendapat interaktif edisi pertama ini. Semoga kado natal yang diimpikan bisa terwujud dalam waktu dekat. Selamat merayakan Natal!