Tetap menggunakan masker dan menahan diri untuk tidak berkerumun merupakan bentuk kiprah sederhana nilai-nilai kepahlawanan yang dapat dilakukan siapa saja guna mencegah memburuknya kondisi akibat pandemi Covid-19.
Oleh
Andreas Yoga Prasetyo
·5 menit baca
Siapakah yang pantas disebut pahlawan pada masa pandemi Covid-19 ini? Tenaga kesehatan merupakan sosok yang banyak berdedikasi pada masa pandemi. Namun, di luar itu, sejumlah pahlawan tanpa tanda jasa terus berkiprah dalam sunyi membantu sesamanya yang terdampak pandemi.
Dua tahun berada di tengah-tengah suasana pandemi Covid-19, turut membentuk konstruksi masyarakat terhadap sosok pahlawan saat ini. Wabah global yang berlangsung sejak Desember 2019 ini telah mengakibatkan lebih dari 5,06 juta nyawa telah hilang serta 114 juta orang yang kehilangan pekerjaannya.
Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini telah mendorong banyak orang melakukan aksi kemanusiaan untuk membantu sesamanya. Jajak pendapat Gallup di AS menangkap apresiasi publik terhadap para pekerja medis yang berani mengambil risiko tinggi menghadapi ancaman virus korona dengan memberikan perawatan bagi pasien Covid-19.
Dedikasi perawat, dokter medis, dan apoteker membuat profesi ini mendapat tempat istimewa di benak publik AS. Dalam dua tahun terakhir, pengabdian perawat dan dokter menjadikan profesi ini sebagai pekerjaan yang paling banyak diapresiasi publik. Bahkan, apresiasi terhadap perawat ini merupakan yang paling tinggi dalam dua dekade terakhir.
Senada dengan riset Gallup, hasil jajak pendapat Kompas dalam dua tahun terakhir juga menangkap dukungan publik terhadap sosok tenaga kesehatan. Pada November 2020, separuh lebih responden (58 persen) menyebutkan, tenaga kesehatan sebagai pahlawan saat wabah. Apresiasi serupa juga disuarakan publik jajak pendapat pada tahun ini yang mengungkapkan tenaga kesehatan masih sebagai sosok tertinggi pandemic’s heroes.
Namun, di luar figur tenaga kesehatan, banyak sosok pahlawan lain yang mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. World Economic Forum (WEF) menyebutkan pahlawan-pahlawan di sekitar kita ini adalah para sukarelawan yang membantu kesulitan warga pada masa pandemi.
Di Polandia, sukarelawan ini membantu para tenaga medis dengan menyediakan makanan dan minuman. Aksi serupa juga dilakukan sukarelawan di New York, AS, yang menggalang dukungan warga dan membantu memberikan makanan untuk warga miskin yang tidak bisa makan layak. Sementara di Australia, sukarelawan bekerja dengan cara membagikan buku bacaan kepada warga yang sedang menjalani karantina.
Relaberkorban
Senada dengan Forum Ekonomi Dunia, miliarder yang juga pendiri Microsoft, Bill Gates, menunjukkan sejumlah sosok pahlawan tanpa tanda jasa (unsung heroes) yang terus berkorban untuk membantu sesamanya di tengah wabah. Mereka adalah petugas vaksinasi, ilmuwan, petugas pemadam kebakaran, pekerja toko kelontong, sukarelawan, peserta uji coba vaksin, serta warga biasa yang merawat tetangga mereka.
Salah satunya adalah Basira Popul, perempuan Afghanistan yang sehari-hari bertugas sebagai petugas vaksinasi polio anak. Datangnya pandemi mengharuskan program vaksinasi polio terhenti sementara dan membuat Basira dan rekan-rekannya mengalihkan pengabdian mereka dengan membagikan sabun batang kepada warga Distrik Surkh Rod, Provinsi Nangarhar.
Basira mengajarkan praktik hidup bersih kepada warga distrik dengan cara sederhana, yaitu rajin mencuci tangan untuk melawan virus korona. Jutaan sabun telah dibagikan Basira dan sejawatnya selama pandemi.
Kiprah lain ditunjukkan Shilpashree, seorang perempuan di Bangalore, India, yang sehari-hari bekerja sebagai penguji tes Covid-19. Dedikasinya ditunjukkan dengan melakukan tes usap hidung setiap hari dengan antrean panjang warga. Tingginya risiko penularan Covid-19 membuat Shilpashree tidak diizinkan untuk melakukan kontak dengan keluarga dan kerabatnya selama berbulan-bulan.
Turnamen tenis Grand Slam Wimbledon 2021 memberikan cara unik untuk mengapresiasi pahlawan di era Covid-19. Guru Besar vaksinologi Universitas Oxford, Sarah Gilbert, yang diundang khusus untuk menyaksikan pertandingan dan duduk di bangku kehormatan Royal Box.
Sarah, yang merupakan ilmuwan yang memimpin tim untuk
menemukan vaksin AstraZeneca, mendapat standing ovation dari penonton (19/7/2021). Kerja kerasnya membuat jutaan warga dunia bisa kembali beraktivitas normal.
Ia mendapatkan apresiasi karena memiliki kualifikasi yang pantas sebagai seorang pahlawan, yaitu seseorang yang dikagumi karena memiliki tindakan yang hebat atau berani, dalam hal ini telah berhasil menemukan vaksin Covid-19 yang dapat menyelamatkan banyak orang dari paparan virus korona.
Lingkup pahlawan pandemi juga dapat berasal dari jiwa kepemimpinan yang turut mendukung aksi kemanusiaan di tengah wabah. Majalah Fortune dalam edisi ”World’s 25 Greatest Leader: Heroes of the Pandemic” menunjukkan beberapa kepemimpinan yang berani mengorbankan diri dan kekayaannya untuk mencegah meluasnya dampak pandemi.
Salah satunya adalah CEO Twitter Jack Dorsey yang menyumbang dana 1 miliar dollar AS untuk penanganan Covid-19 di seluruh dunia. Ada pula Perdana Menteri Irlandia Leo Varadkar yang terjun langsung menangani Covid-19 di negaranya. Varadkar memang dikenal berprofesi sebagai seorang dokter sebelum masuk politisi.
Orientasi
Ragam jiwa kepahlawanan dari berbagai latar belakang profesi dan lokasi di berbagai belahan dunia yang hadir di masa pandemi bermuara untuk menjawab fenomena mengapa masih diperlukan sosok pahlawan hingga saat ini?
Melihat konteks kontribusinya, keberadaan pahlawan terus diperlukan dalam setiap linimasa. Bedanya adalah tantangan yang dihadapi di setiap zaman. Bila pada masa lalu pahlawan berjuang mengusir penjajah yang mengeruk kemakmuran bangsa, saat ini sosok-sosok pahlawan berjuang mengusir pandemi korona yang melanda dunia, termasuk Indonesia.
Ada dua tantangan utama yang dihadapi pada masa pandemi, yaitu dari aspek kesehatan berupa penanganan wabah Covid-19 serta dampak non-kesehatan, yaitu aspek ekonomi dan sosial. Keduanya masih memerlukan kehadiran pahlawan mengingat tantangan penularan varian baru virus korona terus bermunculan dan pemerataan distribusi vaksin untuk mencegah parahnya infeksi Covid-19.
Selain itu, dampak lain dari aspek sosial ekonomi, seperti bertambahnya orang miskin, penganggur, dan penyandang masalah kesejahteraan, juga masih terus menjadi pekerjaan rumah negara-negara di dunia yang saat ini masih bersama-sama berjuang memulihkan kondisi perekonomian.
Sosok pahlawan yang juga kerap diartikan sebagai sosok pejuang yang dapat memberikan jalan keluar atas masalah bangsa terus dibutuhkan untuk meringankan beban sebagian warga yang terkena dampak pandemi.
Di masa sulit akibat wabah korona, berani memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan serta rela berkorban bagi banyak orang sesuai keahlian masing-masing merupakan istilah kunci yang menjadi ciri khas nilai kepahlawanan saat ini di mata mayoritas publik jajak pendapat Kompas yang berlangsung pada 20-23 Oktober 2021.
Nilai-nilai tersebut meneguhkan makna tindakan pahlawan yang terus harus relevan menjawab kondisi masyarakat yang terkena dampak pandemi Covid-19 dan membutuhkan jalan keluar melalui tindakan para pahlawan.
Sebagaimana kiprah para sukarelawan di belahan dunia, seluruh masyarakat dapat mewujudkan sosok pahlawan di sekitar kita. Selain jiwa pengorbanan dan saling membantu antarsesama, menerapkan protokol kesehatan seperti tetap menggunakan masker dan menahan diri untuk tidak berkerumun merupakan bentuk kiprah sederhana nilai-nilai kepahlawanan yang dapat dilakukan siapa saja guna mencegah memburuknya kondisi akibat pandemi Covid-19. (LITBANG KOMPAS)