Pengendalian pandemi di Provinsi Kalimantan Selatan menunjukkan tren membaik. Mempertahankan kondisi perbaikan ini menjadi tantangan di tengah laju vaksinasi yang masih menjadi pekerjaan rumah.
Oleh
Dedy Afrianto
·5 menit baca
Pengendalian pandemi Covid-19 di Kalimantan Selatan menunjukkan tren positif dan menjadi salah satu yang terbaik di Pulau Kalimantan. Percepatan vaksinasi menjadi pekerjaan rumah utama demi menjaga momentum perbaikan pengendalian pandemi.
Perbaikan pengendalian pandemi di Provinsi Kalimantan Selatan terekam dalam Indeks Pengendalian Pandemi Covid-19 Indonesia (IPC-19) dari Kompas. Indeks ini merekam kondisi pengendalian pandemi berdasarkan dua aspek, yakni manajemen pengobatan dan manajemen infeksi dengan skala skor 0-100. Semakin tinggi raihan skor, maka semakin baik capaian pengendalian pandemi.
Pada periode pengukuran per 25 Oktober 2021, Kalimantan Selatan berhasil mencapai skor indeks 80. Skor ini merupakan rekor tertinggi pengendalian pandemi di daerah ini sepanjang periode pengukuran yang dilakukan sejak pertengahan Juli 2021.
Raihan skor 80 juga menempatkan Kalimantan Selatan bersama Kalimantan Tengah sebagai provinsi dengan pengendalian pandemi terbaik di gugus wilayah Kalimantan. Raihan skor ini lebih tinggi dibandingkan provinsi lainnya, yakni Kalimantan Utara (70), Kalimantan Barat (73), dan Kalimantan Timur (78).
Raihan skor ini menunjukkan terjadinya perbaikan pengendalian pandemi pada berbagai aspek, baik preventif maupun kuratif. Pada aspek preventif, perbaikan tergambar dalam skor indeks dalam aspek manajemen infeksi.
Aspek ini melihat tiga indikator utama, yakni rata-rata kasus positif terhadap maksimal kasus, perbandingan jumlah kasus positif dengan jumlah orang yang dites, dan persentase penerima vaksin dua dosis terhadap populasi.
Pada aspek ini, Kalimantan Selatan meraih skor 37 dari skala 0-50. Raihan skor ini juga merupakan yang terbaik sepanjang 15 pekan periode pengukuran indeks.
Membaiknya skor indeks pada aspek ini tidak terlepas dari rendahnya penambahan kasus positif Covid-19. Jika pada 30 Juli 2021 terdapat 958 penambahan kasus positif Covid-19 dalam satu hari, jumlah penambahan kasus menurun hanya menjadi 2 kasus pada 25 Oktober lalu.
Perbaikan upaya pengendalian juga tampak dari sisi kuratif yang tergambar melalui aspek manajemen pengobatan. Aspek ini merekam indikator total sembuh terhadap total kasus, rata-rata kematian terhadap total kasus dan rata-rata tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit khusus pasien Covid-19.
Pada periode pengukuran indeks per 25 Oktober 2021, Kalimantan Selatan meraih skor 43 dari skala 0-50. Raihan skor ini adalah yang tertinggi sejak Juli lalu.
Bahkan, bersama Kalimantan Tengah, raihan skor ini adalah yang tertinggi di gugus wilayah Kalimantan. Artinya, manajemen pengobatan bagi pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 telah mengalami perbaikan seiring penurunan jumlah kasus harian.
Perbaikan ini salah satunya tergambar dari tingkat keterisian tempat tidur khusus Covid-19 di Kalimantan Selatan. Menurut catatan Kementerian Kesehatan, jika pada 27 September lalu rata-rata tingkat keterisian dalam seminggu mencapai 9,55 persen, pada 25 Oktober lalu turun menjadi 2,55 persen. Tren penurunan ini terjadi setiap hari sejak akhir September hingga akhir Oktober.
Membaiknya skor pengendalian pandemi di Kalimantan Selatan tidak terlepas dari kebijakan pengetatan yang dilakukan oleh pemerintah setempat sejak Juli 2021. Pengetatan dilakukan seiring dengan lonjakan penambahan kasus secara harian.
Salah satu langkah pengetatan yang diambil adalah kewajiban memiliki dokumen hasil negatif tes reaksi berantai polimerase (PCR) bagi setiap orang yang hendak masuk ke daerah Kalimantan Selatan.
Kebijakan ini diumumkan Juli lalu sebagai upaya untuk menekan laju penambahan kasus positif Covid-19. Bagi yang melanggar, maka pelanggar wajib melakukan karantina.
Selain itu, pengetatan pengawasan arus keluar dan masuk pendatang juga dilakukan pada jalur laut, udara, dan darat. Kebijakan ini diambil saat Kalimantan Selatan mengalami lonjakan penambahan kasus positif Covid-19 pada Juli lalu.
Selain memperketat akses keluar dan masuk provinsi, pengetatan juga dilakukan di dalam wilayah Kalimantan Selatan. Operasi yustisi dilakukan, khususnya di daerah Banjarmasin dan sekitarnya, untuk mengingatkan masyarakat menerapkan protokol kesehatan.
Pada aspek manajemen pengobatan, meningkatnya keterisian tempat tidur khusus Covid-19 pada Juli lalu di beberapa rumah sakit hingga menyentuh angka 80 persen, juga segera disikapi oleh pemerintahan setempat. Penambahan kapasitas dilakukan untuk mengoptimalkan upaya perawatan pasien guna meningkatkan angka kesembuhan.
Di balik perbaikan pengendalian pandemi yang berhasil dicapai, Kalimantan Selatan masih memiliki sejumlah pekerjaan rumah. Pertama, menjaga konsistensi perbaikan setiap pekannya. Hal ini perlu menjadi perhatian khusus mengingat daerah Kalimantan Selatan masih belum begitu konsisten mencatatkan perbaikan dalam 15 pekan terakhir.
Pada 27 September lalu, misalnya, skor pengendalian pandemi turut empat angka dari 75 menjadi 71. Hal ini disebabkan oleh penurunan skor pada aspek manajemen pengobatan akibat perburukan kondisi pada indikator kesembuhan harian dan kasus kematian akibat Covid-19.
Perburukan juga sempat terjadi pada 18 Oktober lalu yang mengalami penurunan skor dari 77 pada minggu sebelumnya menjadi 75. Perburukan ini juga disebabkan oleh munculnya kasus kematian setelah dalam beberapa hari mencatatkan nol kasus.
Selain konsistensi, perhatian khusus juga perlu diberikan pada apsek manajemen infeksi, khususnya vaksinasi. Pasalnya, hingga 25 Oktober 2021, baru 16,9 persen penduduk di Kalimantan Selatan yang menerima vaksin dosis lengkap.
Capaian vaksinasi di daerah ini lebih rendah dibandingkan Kalimantan Timur (27,1 persen), Kalimantan Utara (22,5 persen), dan Kalimantan Tengah (21,5 persen).
Sepanjang bulan Oktober, percepatan vaksinasi memang telah dilakukan oleh pemerintah daerah di Kalimantan Selatan. Percepatan ini tampak dari semakin banyaknya jumlah penduduk yang menerima vaksin dosis lengkap dalam sepekan.
Sejak Juli hingga akhir September lalu, penambahan jumlah penduduk yang menerima vaksin dosis lengkap di Kalimantan Selatan masih di bawah 1 persen setiap pekannya.
Namun, sejak awal Oktober, lebih dari 1 persen penduduk setiap pekan menerima vaksin dosis lengkap. Rekor baru tercipta pada 25 Oktober lalu dengan capaian penambahan 1,6 persen penduduk yang menerima vaksin dosis lengkap dalam sepekan. Inilah capaian tertinggi vaksinasi dosis lengkap di daerah ini selama 15 pekan terakhir.
Meski demikian, percepatan ini belum mampu menaikkan jumlah penerima vaksin secara signifikan dibandingkan daerah lainnya. Artinya, jumlah penerima vaksin di Kalimantan Selatan perlu ditingkatkan secara signifikan setiap harinya demi mengatasi ketertinggalan dari sejumlah daerah lainnya di Kalimantan.
Di tengah perbaikan yang berhasil dicapai, evaluasi upaya pengendalian tetap menjadi hal yang tidak kalah penting untuk dilakukan. Kondisi di Kalimantan Selatan dapat menjadi lebih baik jika konsistesi pengendalian pandemi serta percepatan laju vaksinasi berhasil dilakukan. (LITBANG KOMPAS)