Kasus harian dan angka kematian telah dapat ditekan, tetapi perhatian khusus perlu diberikan kepada indikator manajemen infeksi, yakni vaksinasi.
Oleh
Dedy Afrianto/Rangga Eka Sakti/Reza Felix Citra/Deonisia Arlinta/Gianie
·3 menit baca
Indeks Pengendalian Covid-19 Indonesia-Kompas per 4 Oktober 2021 merekam perbaikan kondisi pengendalian pandemi di Indonesia seiring penurunan laju penambahan kasus positif.
Dari enam indikator yang membentuk indeks, indikator vaksinasi dosis lengkap masih membutuhkan perhatian sehingga perlu percepatan program vaksinasi secara merata di semua daerah.
Skor indeks secara nasional naik sebesar dua poin dibandingkan pekan sebelumnya, dari 73 menjadi 75. Hanya tiga provinsi yang skornya menurun minggu ini, yaitu Bengkulu (4 poin), Kalimantan Barat (3 poin), dan Papua (2 poin).
Raihan skor ini adalah yang tertinggi selama periode pengukuran sejak Juli 2021. Kenaikan ini dipicu oleh membaiknya aspek manajemen infeksi dan manajemen pengobatan. Pada aspek manajemen infeksi, skor pengendalian untuk pertama kalinya mencapai 36 dari skor maksimal 50.
Dari 34 provinsi, tidak ada satu daerah pun yang mengalami penurunan skor pada manajemen infeksi dibandingkan pekan sebelumnya. Artinya, tidak ada daerah yang mengalami pemburukan kasus penularan.
Perbaikan manajemen infeksi ini sejalan dengan penurunan kasus positif Covid-19 di Indonesia. Selama periode penghitungan 28 September hingga 4 Oktober 2021, jumlah kasus positif Covid-19 menurun.
Bahkan, pada 4 Oktober, penambahan jumlah kasus positif sebanyak 922 kasus, terendah sepanjang tahun ini.
Kondisi serupa tampak pada indikator kematian yang menjadi salah satu indikator dalam manajemen pengobatan. Jumlah kasus kematian pada 1-4 Oktober 2021 berada di bawah 100 kasus per hari. Bahkan, pada 3 Oktober menyentuh angka terendah sepanjang 2021, yakni 58 kasus kematian.
Meski kasus harian dan angka kematian dapat ditekan, perhatian khusus perlu diberikan pada indikator lain dalam aspek manajemen infeksi, yakni vaksinasi. Pasalnya, capaian vaksinasi lengkap di Indonesia masih terbilang rendah.
Hingga 4 Oktober lalu, baru 35,1 persen penduduk di Indonesia yang menerima vaksinasi dosis pertama. Sementara penerima vaksin dosis lengkap di Indonesia baru 19,8 persen jika dibandingkan dengan populasi penduduk.
Rendahnya capaian vaksinasi ini diikuti ketimpangan capaian vaksinasi. Dari 34 provinsi, hanya DKI Jakarta yang hampir mendekati skor sempurna pada indikator vaksinasi dosis lengkap.
Hingga 4 Oktober lalu, DKI Jakarta telah memberikan vaksinasi dosis lengkap pada 8,02 juta penduduk atau 76 persen dari total populasi.
Capaian vaksinasi dosis lengkap yang cukup tinggi berikutnya adalah Bali (62,8 persen) dan Kepulauan Riau (45,5 persen). Tingginya capaian vaksinasi di ketiga wilayah ini tidak terlepas dari penerimaan masyarakat pada vaksin dan stok vaksin yang mencukupi.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan untuk Vaksinasi Covid-19, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan, vaksinasi Covid-19 rutin dievaluasi. Namun, pelaporan data yang belum real time menjadi kendala dalam pengawasan dan pemantauan vaksinasi di daerah.
”Saat ini data vaksinasi dan data Smile (Sistem Monitoring Imunisasi Logistik secara Elektronik) atau logistiknya terus disinkronisasi untuk memastikan data bisa lebih real time,” katanya, yang juga menegaskan pemerintah akan terus memastikan ketersediaan vaksin. (LITBANG KOMPAS)