Mencermati Laju Vaksinasi di Lampung yang Tersendat
Lampung menjadi provinsi dengan capaian vaksinasi Covid-19 terendah di Indonesia. Ketimpangan vaksinasi terjadi pada tingkat kabupaten/kota. Kesenjangan distribusi turut memperlambat program vaksinasi di wilayah ini.
Lampung menjadi provinsi dengan capaian vaksinasi Covid-19 terendah di Indonesia. Ketimpangan vaksinasi terjadi pada tingkat kabupaten/kota. Kesenjangan distribusi turut memperlambat program vaksinasi di wilayah ini.
Memasuki bulan kesembilan pelaksanaan vaksinasi Covid-19, Lampung masih berkutat dengan persoalan percepatan vaksinasi. Hingga pekan ketiga September 2021, wilayah ini masih menjadi daerah dengan capaian vaksinasi dosis lengkap terendah di Indonesia.
Dari total 9.007.848 penduduk, baru 7,9 persen masyarakat di Lampung yang telah menerima vaksin dosis lengkap hingga 27 September 2021. Capain ini lebih rendah jika dibandingkan dengan capaian vaksinasi nasional yang telah memberikan vaksin dosis lengkap pada 18,2 persen penduduk.
Capaian vaksinasi di Lampung juga masih lebih rendah dibandingkan dengan provinsi lainnya yang berdekatan. Bengkulu dan Sumatera Selatan telah mencatatkan capaian vaksinasi dosis lengkap di atas 11 persen dari total penduduk.
Sementara Banten, provinsi yang berseberangan dengan Lampung, telah mencatatkan capaian yang lebih tinggi, yakni 19,4 persen dari total penduduk.
Jika menengok catatan pelaksanaan vaksin pada 34 provinsi, Lampung selalu menjadi daerah dengan capaian vaksinasi dosis lengkap terendah di Indonesia selama enam pekan terakhir. Bahkan, sejak Juli lalu, Lampung tak pernah beranjak dari lima provinsi terbawah dalam capaian vaksinasi.
Lampung juga mencatatkan perlambatan jika mengamati laju capaian vaksinasi per pekan dibandingkan provinsi lainnya. Laju peningkatan persentase penduduk yang divaksinasi cenderung melandai dan tidak sebaik daerah-daerah lainnya.
Tak hanya vaksinasi dosis lengkap, Lampung juga masih mencatatkan rendahnya capaian vaksinasi dosis pertama. Hingga 27 September 2021 lalu, baru 15 persen masyarakat di Lampung yang menerima vaksin dosis awal. Capaian ini lebih rendah dibandingkan daerah sekitarnya seperti Banten (35,5 persen), Sumatera Selatan (20,8 persen), dan Bengkulu (19,6 persen).
Kondisi ini menyiratkan adanya suatu hambatan dalam penyelenggaraan vaksinasi di Lampung. Meski berseberangan dengan Banten dan menjadi pintu masuk serta gerbang penghubung Pulau Jawa dan Sumatera, hal ini tidak menjamin percepatan vaksinasi seperti daerah-daerah lainnya di Pulau Jawa.
Baca juga : Presiden Jokowi Minta Lampung Kejar Capaian Vaksinasi Covid-19
Ketimpangan
Jika menengok pelaksanaan vaksinasi Covid-19 pada tingkat kabupaten/kota di Lampung, rendahnya capaian vaksinasi juga diiringi oleh ketimpangan pelaksanaan di setiap daerah. Kota Bandar Lampung dan Kota Metro mencatatkan capaian vaksinasi yang lebih tinggi dibandingkan daerah lainnya.
Bandar Lampung, sebagai ibu kota provinsi, telah memberikan vaksin dosis lengkap pada setiap satu dari empat orang penduduk (27,87 persen) dari total target yang ditetapkan.
Kondisi ini terbilang wajar mengingat pada daerah-daerah lainnya di Indonesia, vaksinasi dipusatkan pada ibu kota provinsi sebagai pusat kegiatan ekonomi dan pemerintahan.
Walakin, capaian yang diraih jauh lebih rendah dibandingkan ibu kota provinsi lainnya di Indonesia. Kota Jambi, misalnya, telah memberikan vaksin dosis lengkap pada separuh penduduk (50,99 persen) dari total target.
Sementara Kota Pekanbaru juga mencatatkan raihan vaksinasi yang lebih tinggi dari Lampung, yakni 44,81 persen dari total target. Kondisi menegaskan bahwa pada level ibu kota pun, vaksinasi di Lampung belum berjalan dengan cepat seperti sejumlah ibu kota provinsi lainnya.
Capaian vaksinasi pada tingkat kabupaten di Lampung juga tercatat lebih rendah. Hanya Kabupaten Lampung Barat yang mencatatkan capaian vaksinasi dosis lengkap sebesar 10 persen dari target.
Sementara daerah-daerah lainnya mencatatkan capaian vaksinasi yang lebih rendah. Artinya, secara rata-rata kurang dari satu orang pada setiap 10 penduduk pada tingkat kabupaten di Lampung yang telah menerima vaksin Covid-19 dosis lengkap.
Bahkan, daerah Lampung Timur baru memberikan vaksin dosis lengkap pada lima persen penduduk dari total target. Capaian ini bahkan lebih rendah dibandingkan kabupaten lainnya di kawasan timur Indonesia seperti Kabupaten Teluk Wondama di Papua Barat (17,35 persen), Kabupaten Kepulauan Tanimbar di Maluku (11,98 persen), dan Kabupaten Sabu Raijua di Nusa Tenggara Timur (11,78 persen).
Baca juga : Antisipasi Perbaikan Semu di Luar Jawa-Bali
Target prioritas
Rendahnya capaian vaksinasi dosis lengkap di Lampung juga terlihat dari pemberian vaksin pada target prioritas. Pada tenaga kesehatan, Lampung memang telah memberikan vaksin dosis lengkap pada 117 persen sumber daya manusia yang bekerja di bidang ini. Artinya, seluruh tenaga kesehatan telah dijangkau oleh vaksin sesuai dengan program dari pemerintah pusat.
Namun, pada sektor lainnya, capaian vaksinasi di Lampung masih lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional. Pada petugas publik, misalnya, baru 72,2 persen petugas di daerah ini yang menerima vaksin dosis lengkap. Capaian ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata nasional sebesar 100,7 persen.
Kondisi serupa juga terlihat pada capaian vaksinasi kategori lansia, masyarakat rentan, serta anak usia 12-17 tahun. Bahkan, baru 0,85 persen anak-anak 12-17 tahun yang menerima vaksin di daerah Lampung, jauh lebih rendah dibandingkan capaian nasional sebesar 9,19 persen.
Hal ini menegaskan bahwa ketimpangan pelaksanaan vaksinasi di Lampung terjadi pada berbagai aspek. Selain kuantitas, vaksinasi di daerah ini juga mengalami kesenjangan dari sisi kualitas.
Baca juga : Anomali dan Kesenjangan Pengendalian Pandemi di Sumatera
Distribusi
Satu persoalan mendasar terhambatnya pelaksanaan vaksinasi di Lampung adalah distribusi vaksin. Sepanjang pelaksanaan vaksinasi, pemerintah daerah Lampung telah beberapa kali meminta tambahan stok vaksin.
Kondisi ini bahkan sempat menjadi perhatian Presiden Joko Widodo. Pada 2 September 2021 lalu, Presiden berjanji untuk memerintah Kementerian Kesehatan agar memperbanyak stok vaksin untuk daerah Lampung.
Persoalan distribusi ini terlihat dari ketersediaan stok vaksin pada setiap kabupaten/kota di Lampung. Hingga 27 September 2021, Kementerian Kesehatan mencatat sebagian besar wilayah Lampung masuk zona merah berdasarkan estimasi sisa hari ketersediaan vaksin.
Hanya tiga daerah dari 15 kabupaten/kota di Lampung yang tidak masuk kategori zona merah. Zona merah artinya daerah tersebut hanya memiliki stok vaksin yang diperkirakan akan habis dalam waktu kurang dari tujuh hari.
Kabupaten Lampung Selatan, misalnya, hanya memiliki stok vaksin yang diperkirakan akan habis dalam kurun waktu tiga hari. Kondisi serupa juga dialami oleh Kabupaten Tulang Bawang (5 hari), Pringsewu (4 hari), dan Lampung Tengah (2 hari).
Kondisi ini jauh berbeda jika dibandingkan dengan provinsi terdekat. Pada saat yang sama, tidak ada satupun wilayah di Banten dan Bengkulu yang masuk kategori zona merah. Sebagian besar kabupaten/kota di kedua provinsi ini memiliki stok vaksin yang diperkirakan cukup digunakan hingga lebih dari 14 hari.
Tersendatnya laju vaksinasi di Lampung tentu menjadi hal yang perlu memperoleh perhatian khusus. Apalagi, sebagai jembatan yang menghubungkan Pulau Jawa dan Sumatera, Lampung adalah daerah yang memiliki peranan ekonomi tak kalah penting sehingga pemerataan vaksinasi perlu segera diupayakan. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga : Paradoks Capaian Vaksinasi di Indonesia