Barcelona Tanpa Messi, Untung atau Rugi?
Selepas Lionel Messi pergi, Barcelona dapat menyimpan setidaknya 555 juta euro atau Rp 9,5 triliun dalam setahun. Namun, bagi Barcelona, nilai ”La Pulga” tidak dapat ditakar dengan nominal.

Lionel Messi menyampaikan pidato perpisahannya kepada FC Barcelona, Minggu (8/8/2021).
Setelah 17 tahun merumput bersama FC Barcelona, Spanyol, Lionel Messi akhirnya harus hengkang. Kepergian Messi dari Barcelona memberikan dampak serius bagi klub sepak bola asal Catalan tersebut. Lantas, apakah Barcelona merugi?
Presiden FC Barcelona Joan Laporta mengumumkan bahwa Messi secara resmi meninggalkan Barcelona. Pengumuman mengejutkan itu ia sampaikan di Gedung Auditori 1899, Barcelona, Jumat (6/8/2021). Secara tegas, ia mengatakan bahwa Messi dan Barcelona sesungguhnya masih ingin bersama-sama setidaknya sampai dua musim ke depan.
Laporta menyayangkan warisan buruk dari presiden sebelumnya, Josep Maria Bartomeu, beserta manajemennya. Pasalnya, dalam pengelolaan klub yang berakhir pada Skandal Barcagate itu telah membuat gaji pemain melambung hingga 110 persen dari pemasukan. Sekalipun melepas Messi, gaji pemain nyatanya masih berada di angka 95 persen dari pemasukan.
Di samping itu, aturan Financial Fair Play (FFP) dari Liga Spanyol yang mewajibkan klub untuk menyeimbangkan neraca keuangan mereka. Secara umum, aturan FFP berguna untuk menghindari klub dari jeratan utang yang bisa merugikan klub itu sendiri dan membatasi para pemilik klub menggunakan kocek pribadinya demi mencapai target klub. Salah satu poinnya, klub boleh mengalami kerugian hingga 5 juta euro dalam perhitungan per tiga musim.
Dengan perhitungan gaji Messi yang mencapai 555 juta euro atau Rp 9,5 triliun per musimnya, sulit bagi Barcelona untuk mereda akumulasi utang yang ada. Sementara pilihan lain yang tersedia adalah menjual banyak pemain demi menyeimbangkan neraca. Namun, hal itu juga tidak mungkin dilakukan karena akan berimbas pada tingginya kompensasi yang diberikan Barcelona kepada pemain tersebut.

Lionel Messi menyeka air matanya saat menyampaikan pidato perpisahannya di Barcelona, Minggu (8/8/2021).
Skema lainnya, Barcelona dapat memberikan sebagian hak audiovisual selama hampir setengah abad kepada CVC Capital Partners. Sebelumnya, perusahaan asal Amerika Serikat ini baru saja membeli 10 persen saham kepemilikan Liga Spanyol. Kabarnya, CVC Capital Partners bersedia menyuntikkan dana 270 juta euro atau Rp 4,5 triliun untuk beberapa musim ke depan sehingga bisa digunakan untuk membayar gaji Messi.
Rencana ini dengan tegas ditolak oleh Laporta dan jajarannya. Ia menegaskan bahwa dirinya tidak akan menggadaikan nasib klub dengan memberikan hak hipotek TV Barca karena klub adalah segalanya. Kepergiaan Messi adalah jalan terbaik bagi Barcelona untuk saat ini dan seterusnya.
Dengan berat hati, Laporta mengutarakan bahwa timnya telah bernegosiasi dengan pihak Liga Spanyol untuk mengatasi ini. Misalnya dengan skema kontrak pembayaran gaji Messi untuk dua tahun ke depan dengan dicicil selama lima tahun, tetapi kandas. Begitu juga dengan meminta agar aturan FFP La Liga dilonggarkan untuk kasus ini, tetapi juga ditolak.
Di akhir, Laporta menyatakan kondisi keuangan klub ”Blaugrana” yang sedang dalam masa sulit. Akibat pandemi, Barcelona diprediksikan mengalami kerugian sekitar 200 juta euro atau Rp 4,2 triliun. Namun, berdasarkan perhitungan terbaru, kerugian yang diterima menjadi 427 juta euro atau Rp 8,2 triliun dan jumlah tersebut tentu akan membebankan tim untuk berkompetisi di musim depan.

Barcelona merugi
Melansir New York Times, faktor penyebab utama dari utang Barcelona karena besarnya dana yang dikeluarkan untuk gaji pemain. Dapat dikatakan, pengeluaran Barcelona dapat menembus angka di atas 900 juta euro pada musim 2018/2019 serta 2019/2020 dan gaji pemain memakan porsi besar. Misalnya di musim 2019/2020, dengan pengeluaran 964 juta euro, pengeluaran gaji pemain sebesar 636 juta euro atau 66,7 persen dari total pengeluaran.
Di sisi pemasukan, Barcelona sebenarnya mendapatkan valuasi tinggi ketika Messi membela klub Catalan tersebut. Berdasarkan laporan 50 Most Marketable Athletes (50MM) dari Nielsen, Messi dinobatkan sebagai atlet paling berharga dengan skor 115.
Posisi ini dinilai berdasarkan pemantauan pasar dan media sosial yang dipengaruhi oleh citra dan jangkauan pengaruh atlet tersebut. Dengan kata lain, Messi memiliki citra diri yang bernilai tinggi bila memasarkan suatu produk dibandingkan dengan atlet mana pun.
Faktor inilah yang sebenarnya memengaruhi pemasukan Barcelona selama Messi bermain di klub ini sejak 2000. Menurut laporan Deloitte, Barcelona menjadi klub dengan pemasukan tertinggi di musim 2018/2019 hingga 2019/2020. Di musim 2019/2020, Barcelona mendapat pemasukan sebesar 715 juta euro atau sekitar Rp 12 triliun meski turun 15 persen dari musim sebelumnya, yaitu 840 juta euro atau sekitar Rp 14,5 triliun.

Pendapatan Barcelona diperoleh dari tiga kantong besar, yakni tiket pertandingan, siaran pertandingan, dan iklan atau sponsor. Misalnya di musim 2019/2020, Barcelona mendapat pemasukan dari tiket pertandingan sebesar 126,4 juta euro, siaran pertandingan sebesar 248,5 juta euro, dan iklan atau sponsor sebesar 340,2 juta euro. Tentu saja, ketiga nilai ini mengalami penurunan mengingat pandemi Covid-19 yang mulai melanda di akhir 2020.
Dari ketiga kantong pemasukan tersebut, peran Messi terlihat sangat besar di sektor iklan atau sponsor klub. Saat ini, Barcelona mendapat sokongan besar dari Rakuten (perusahaan elektronik dari Jepang), Beko (perusahaan elektronik dari Turki), dan Nike. Di antara ketiganya, Rakuten mencatat nilai kontrak paling besar dan karena itulah nama produk ini tertera di jersei Barcelona, setidaknya sampai musim 2020/2021.
Baca juga: Tidak Mudah Melepas Messi
Pada 2017, Rakuten bersedia menggelontorkan dana 55 miliar euro per tahun, dimulai sejak 2017 hingga 2021. Artinya, Barcelona mendapat total 220 miliar euro atau Rp 3,7 kuadriliun hanya dari Rakuten. Uniknya dalam klausul kontrak bersama Rakuten, Hiroshi Mikitani, CEO Rakuten, menyebutkan bahwa nama Messi harus ada dalam skuad Barcelona selama kontrak berlaku.
Dari kerja sama dengan Beko, Barcelona mendapatkan 57 juta euro untuk masa tiga tahun kontrak. Perusahaan ini turut menyokong alat latihan yang digunakan oleh skuad Barcelona. Menurut media Spanyol, Mundo Deportivo, per musim 2020/2021 Beko akan memperbarui kontraknya tiap tahun (bukan lagi tiga tahun sekali) dengan syarat Messi tetap di Barcelona.

Inilah sebabnya ketika publik melihat iklan di baliho, media sosial, televisi, atau apa pun yang berkaitan dengan Barcelona, sosok Messi selalu dipajang sebagai figur utama. Identitas Barcelona dari segi penjualan produk melekat pada Messi.
Para pengamat ekonomi sepak bola, seperti Marc Ciria, beranggapan bahwa sosok Messi membawa keuntungan finansial sebesar 20-30 persen dari total pemasukan Barcelona. Ciria menyatakan bahwa di 2020, Barcelona mengeluarkan 383 juta euro untuk Messi, tetapi sebaliknya mendapatkan 619 juta euro dari sosok Messi. Maka, secara hitungan sederhana, keberadaan Messi di klub justru mendatangkan keuntungan sebesar 235 juta euro di periode yang sama.
Selain kerja sama dengan merek lain, pendapatan iklan juga didapat dari sektor penjualan produk (merchandise), seperti jersei, syal, dan bendera. Laporan soccer.com, penyedia produk khusus penggemar sepak bola sejak 1984, menyebutkan bahwa jersei Barcelona dengan nama Messi menjadi yang paling banyak dibeli di Amerika Serikat per musim panas 2020. Sementara itu, di urutan kedua dan ketiga ada nama Christian Pulisic (Chelsea) dan Cristiano Ronaldo (Juventus).
Dengan kepergian Messi ke klub sepak bola lainnya, tentu akan memberikan perubahan besar di sektor pendapatan Barcelona. Pihak sponsor besar Nike dan Rakuten tampaknya enggan untuk melanjutkan perpanjangan kontrak untuk musim berikutnya. Terutama Rakuten yang habis kontrak kerja sama sampai musim 2021/2022 karena salah satu klausulnya ialah keberadaan Messi di Barcelona.

Legenda ”Sang Mesias”
Kepergian Messi tentu menjadi kabar duka bagi seluruh tim dan pendukung Barcelona. Suasana tim di tiap pertandingan tidak lagi akan sama. Hilangnya Messi bak mengulang kepergian Pep Guardiola, Carles Puyol, Xavi Hernandez, dan Andres Iniesta yang begitu dicintai oleh para penggemar Barca karena torehan prestasinya yang mengharumkan klub.
Media The New York Times menuliskan bahwa kondisi para pendukung di stadion akan makin memburuk meski musim depan ada kemungkinan para penonton sudah dapat hadir di sana. Sebelum pandemi, pertandingan Barcelona di Stadion Camp Nou lebih banyak disesaki oleh para turis dan pendukung dari luar Barcelona yang pasif, terutama dalam menyanyikan mars klub dan yel-yel. Sampai akhirnya, pihak klub menyiasatinya dengan sengaja menghadirkan bagian penonton yang khusus bernyanyi dan bersorak sepanjang pertandingan.
Penyebab utama dari utang Barcelona karena besarnya dana yang dikeluarkan untuk gaji pemain.
Barcelona telah menjadi keluarga dan memberikan gaji yang sepadan bagi Messi. Begitu pula Messi dengan sumbangsihnya membangun tim, membimbing para pemain muda, dan terutama deretan trofi kompetisi yang Barcelona dapat selama ”Sang Mesias” di sana. Bergabung ke tim senior Barcelona sejak 2003, Sang Mesias melampaui 17 musim bersama Barcelona.
Messi melakoni debut bersama Barcelona dalam pertandingan melawan Espanyol dengan nomor punggung 14 di bawah asuhan Pelatih Frank Rijkaard. Gol pertamanya baru tercetak saat melawan Albacete di Liga Spanyol pada 1 Mei 2005 dengan memanfaatkan umpan cantik Ronaldinho. Sementara itu, gol terakhirnya bagi Barcelona di final Piala Raja melawan Athletic Club begitu berarti karena menjadi klub Catalan tersebut menjadi juara Piala Raja 2020/2021.

Dirinya juga melampaui rekor penampilan bersama Barcelona dibandingkan pemain lainnya. Sebanyak 778 pertandingan cukup menjadikannya legenda hidup Barcelona diikuti dengan Xavi Hernandez dengan total penampilan sebanyak 767 pertandingan dan Andres Iniesta sebanyak 674 pertandingan. Begitu juga di kancah Liga Champions, Messi telah mencetak 120 gol bagi Barcelona dan jauh mengungguli seniornya, Rivaldo, yang mencetak 25 gol.
Capaian Messi di Liga Spanyol tampaknya sulit ditembus oleh pemain mana pun. Sejak 2002 bersama Barcelona, ia telah memenangkan 10 kali gelar juara Liga Spanyol, 8 kali juara Piala Super Spanyol, 7 kali juara Piala Raja, 4 kali juara Liga Champions, 3 kali juara Piala Dunia Antar Klub, dan 3 kali Piala Super Eropa.
Messi begitu fantastis, terutama di musim kompetisi 2009/2010 ketika dirinya meraih Ballon d’Or, penghargaan FIFA World Player, Pichichi Trophy (pencetak gol terbanyak di Liga Spanyol), dan Sepatu Emas di Liga Champions. Dirinya masih menjadi satu-satunya pemain di dunia yang meraih Ballon d’Or sebanyak 6 kali pada 2009, 2010, 2011, 2012, 2015, dan 2019. Sementara rival terdekatnya, Cristiano Ronaldo, baru mengoleksi 5 Ballon d’Or.
Baca juga: Harga Kesuksesan yang Menjerat Barcelona
Messi adalah legenda hidup bagi Barcelona dan sayangnya musim depan harus melanjutkan karier di klub lain. Angin segar berembus ke kubu Paris Saint-Germain yang ingin meminang Messi dengan klausul kontrak selama dua musim dengan kemungkinan perpanjangan satu musim. Sementara itu, Manchester City telah angkat kaki dari perburuan Messi setelah mendatangkan Jack Grealish dari Aston Villa.
Di atas semua itu, Messi adalah pemain fenomenal yang masih melanjutkan karier sepak bolanya. Keajaiban dari kaki La Pulga di atas lapangan masih dapat dinikmati oleh para penggemarnya, apa pun seragam yang ia kenakan. Adios Messi, amigos para siempre! (LITBANG KOMPAS)
Baca juga: Strategi Nike Membiarkan Neymar Pergi