Tidak Mudah Melepas Messi
Kehadiran Lionel Messi di Barcelona mendapat tempat istimewa di hati penggemarnya.
Tidak ada pemain yang lebih besar dari klub. Namun, kali ini semua berbeda bagi Lionel Messi, pemain dengan enam penghargaan Ballon d’Or.
Langkah Barcelona terhenti di babak 16 besar Liga Champions musim 2020/2021 setelah kalah dari Paris Saint-Germain (PSG) dengan agregat 2-5 pada 11 Maret 2021. Kegagalan ini menambah rentetan kegagalan Barcelona di kompetisi antarklub Eropa sepanjang lima musim berturut-turut. Skuad ”Blaugrana” ini terakhir kali mengangkat trofi Liga Champions pada musim 2014/2015.
Kendati penampilan Messi pada kedua laga melawan PSG tidak mengecewakan, dirinya tidak luput dari sorotan media. Kini hanya tersedia dua peluang kompetisi yang masih dapat dimenangi oleh Messi dan skuad Barcelona, yakni Liga Spanyol (La Liga) dan Piala Raja (Copa del Rey).
Di La Liga, Barcelona harus berkompetisi ketat dengan dua klub asal Madrid (Real Madrid dan Atletico Madrid), sedangkan di Copa del Rey, Barcelona harus mengalahkan Athletic Bilbao di laga final nanti.
Di luar lapangan, nasib Messi kian diguncingkan mengingat kontraknya di Barcelona akan habis pada musim 2020/2021 ini. Apalagi, klub-klub besar, seperti PSG dan Manchester City, kerap muncul sebagai opsi labuhan Messi selanjutnya. Dengan begitu, balada transfer pesepak bola terbaik di dunia ini akan masuk ke babak berikutnya.
Sebelumnya pada 23 Agustus 2020, Messi mengirim burofax, semacam layanan faksimile untuk bisnis di Spanyol, kepada pihak Barcelona yang berisikan niatnya untuk pergi dari klub tersebut. Meskipun kontraknya berakhir pada 2021, Messi dapat pergi karena klausul kontrak sebelumnya memungkinkan dirinya untuk mengakhiri kontraknya secara sepihak sebelum akhir musim. Inilah awal bola panas transfer Messi setelah 20 tahun membela klub Catalan itu.
Media sepak bola dan para pengamat beranggapan bahwa tidak ada salahnya bagi Barcelona untuk melepas Messi. Alasannya, skuad Barcelona kini amat bergantung pada penampilan Messi yang performanya mulai menurun di lapangan hijau. Kegagalan Barcelona meraih trofi di kompetisi mana pun musim lalu turut memperkuat alasan melepas Messi.
Beberapa hari setelah isu ini bergulir, Messi dan ayahnya, Jorge Messi, yang sekaligus menjadi agen Messi, masih bersikukuh menemui petinggi Barcelona untuk menagih klausul kontrak. Di sisi lain, Messi juga menyempatkan waktu untuk bertemu dengan Ronald Koeman yang akan menjadi pelatih Barcelona mulai musim selanjutnya. Akhirnya, drama ini berakhir dengan pernyataan Messi untuk tidak akan berpindah klub setidaknya sampai masa kontraknya habis.
Sementara itu, Barcelona yang tersorot media akibat drama transfer Messi ini justru terkuak titik lemah lainnya, yaitu perihal utang klub. Menurut media Spanyol, El Mundo, Barcelona memiliki utang 1,2 miliar euro atau setara Rp 20,6 triliun. Bukan hanya itu, di tengah pandemi ini, media Spanyol memberitakan bahwa Barcelona terancam bangkrut karena kehilangan untung 117 juta euro dan gagal membayar gaji beberapa pemainnya.
Akhir Januari 2021, El Mundo kembali memberitakan bocoran kontrak Messi yang bernilai fantastis. Messi dikontrak Barcelona sebesar 555 juta euro per musim atau setara Rp 9,5 triliun per tahun yang dimulai sejak 2017 dan berakhir di 2021. Kondisi keuangan klub seperti yang terancam bangkrut tentu akan terbantu bila Barcelona melepas Messi ke klub lain dengan harga jual yang tinggi.
Melansir New York Times, faktor penyebab utama dari utang Barcelona karena besarnya dana yang dikeluarkan untuk gaji pemain. Dapat dikatakan, pengeluaran Barcelona dapat menembus angka di atas 900 juta euro pada musim 2018/2019 serta 2019/2020 dan gaji pemain memakan porsi besar. Misalnya di musim 2019/2020, dengan pengeluaran 964 juta euro, pengeluaran gaji pemain sebesar 636 juta euro atau 66,7 persen dari total pengeluaran.
Ancaman Messi, utang Barcelona, dan bocoran nilai kontrak Messi menjadi rangkaian polemik yang dihadapi Barcelona di tengah minimnya gelar beberapa musim belakangan. Lantas, mengapa Barcelona tidak melepas Messi ke klub lain? Atau seberapa berhargakah Messi bagi Barcelona?
Citra Messi
Ketika membicarakan pemain genius peraih enam kali penghargaan Ballon d’Or ini, persoalan nilai kontrak mungkin dapat dikesampingkan. Performa Messi di lapangan pun kian membaik dan berdampak bagi tim, selepas Josep Maria Bartomeu mengundurkan diri dari kursi kepresidenan Barcelona pada Oktober 2020. Belakangan, Messi dikabarkan terlibat konflik dengan Bartomeu dan manajemen perihal perencanaan tim Barcelona untuk beberapa musim terakhir.
Berdasarkan laporan 50 Most Marketable Athletes (50MM) dari Nielsen, Lionel Andres Messi dinobatkan sebagai atlet paling berharga dengan skor 115. Posisi ini dinilai berdasarkan pemantauan pasar dan media sosial yang dipengaruhi oleh citra dan jangkauan pengaruh atlet tersebut. Dengan kata lain, Lionel Messi memiliki citra diri yang bernilai tinggi bila memasarkan suatu produk dibandingkan dengan atlet mana pun.
Faktor inilah yang sebenarnya memengaruhi pemasukan Barcelona selama Messi bermain di klub ini sejak 2000. Menurut laporan Deloitte, Barcelona menjadi klub dengan pemasukan tertinggi di musim 2018/2019 hingga 2019/2020. Di musim 2019/2020, Barcelona mendapat pemasukan sebesar 715 juta euro atau sekitar Rp 12 triliun meski turun 15 persen dari musim sebelumnya, yaitu 840 juta euro atau sekitar Rp 14,5 triliun.
Posisi kedua dan ketiga ditempati oleh rival senegara, Real Madrid dan pemenang Liga Champions 2019/2020, Bayern Muenchen. Pada musim 2019/2020, Real Madrid mendapat pemasukan 691,8 juta euro. Sementara Bayern Muenchen yang sebelumnya di posisi keempat mendapatkan 634,1 juta euro.
Pendapatan Barcelona diperoleh dari tiga kantong besar, yakni tiket pertandingan, siaran pertandingan, dan iklan atau sponsor. Misalnya di musim 2019/2020, Barcelona mendapat pemasukan dari tiket pertandingan sebesar 126,4 juta euro, siaran pertandingan sebesar 248,5 juta euro, dan iklan atau sponsor sebesar 340,2 juta euro. Tentu saja, ketiga nilai ini mengalami penurunan mengingat pandemi Covid-19 yang mulai melanda di akhir 2020.
Dari ketiga kantong pemasukan tersebut, peran Messi terlihat sangat besar di sektor iklan atau sponsor klub. Saat ini, Barcelona mendapat sokongan besar dari Rakuten (perusahaan elektronik dari Jepang), Beko (perusahaan elektronik dari Turki), dan Nike. Di antara ketiganya, Rakuten mencatat nilai kontrak paling besar dan karena itulah nama produk ini tertera di jersei Barcelona hingga sekarang.
Pada 2017, Rakuten bersedia menggelontorkan dana 55 miliar euro per tahun, dimulai sejak 2017 hingga 2021. Artinya, Barcelona mendapat total 220 miliar euro atau Rp 3,7 kuadriliun hanya dari Rakuten. Uniknya dalam klausul kontrak bersama Rakuten, Hiroshi Mikitani, CEO Rakuten, menyebutkan bahwa nama Messi harus ada dalam skuad Barcelona selama kontrak berlaku.
Dari kerja sama dengan Beko, Barcelona mendapatkan 57 juta euro untuk masa tiga tahun kontrak. Perusahaan ini turut menyokong alat latihan yang digunakan oleh skuad Barcelona. Menurut media Spanyol, Mundo Deportivo, per musim 2020/2021 Beko akan memperbarui kontraknya tiap tahun (bukan lagi tiga tahun sekali) dengan syarat Messi tetap di Barcelona.
Inilah sebabnya ketika publik melihat iklan di baliho, media sosial, televisi, atau apa pun yang berkaitan dengan Barcelona, sosok Messi selalu dipajang sebagai figur utama. Identitas Barcelona dari segi penjualan produk melekat pada Messi.
Para pengamat ekonomi sepak bola, seperti Marc Ciria, beranggapan bahwa sosok Messi membawa keuntungan finansial sebesar 20-30 persen dari total pemasukan Barcelona. Ciria menyatakan bahwa di 2020, Barcelona mengeluarkan 383 juta euro untuk Messi, tapi sebaliknya mendapatkan 619 juta euro dari sosok Messi. Maka, secara hitungan sederhana, keberadaan Messi di klub justru mendatangkan keuntungan sebesar 235 juta euro di periode yang sama.
Selain kerja sama dengan merek lain, pendapatan iklan juga didapat dari sektor penjualan produk (merchandise), seperti jersei, syal, bendera, dan sebagainya. Laporan soccer.com, penyedia produk khusus penggemar sepak bola sejak 1984, menyebutkan bahwa jersei Barcelona dengan nama Messi menjadi yang paling banyak dibeli di Amerika Serikat per musim panas 2020. Sementara itu, di urutan kedua dan ketiga ada nama Christian Pulisic (Chelsea) dan Cristiano Ronaldo (Juventus).
Dapat dikatakan, pengaruh Messi bagi Barcelona masih berdampak sangat besar di sektor keuangan klub. Dengan melepas Messi ke klub sepak bola lainnya, tentu akan memberikan perubahan besar di sektor pendapatan Barcelona. Inilah alasan yang menjelaskan melepas Messi tidaklah sesederhana menjual pemain lainnya.
Legenda hidup
Tidak dapat disanggah, kehadiran Messi di Barcelona mendapat tempat istimewa di hati penggemarnya. Dalam drama transfer kemarin pun, pendukung Barcelona menggelar aksi demonstrasi agar klub tidak menjual Messi dan memilih untuk memecat Bartomeu. ”Messi bertahan, Bartomeu pergi!” begitulah teriakan penggemar di sekitar Stadion Camp Nou pada Agustus 2020.
Sosok Messi membawa keuntungan finansial sebesar 20-30 persen dari total pemasukan Barcelona.
Dengan Messi di dalam skuad, Barcelona telah meraih 34 trofi kemenangan dari berbagai kompetisi sepak bola dunia, termasuk empat trofi Liga Champions. Sementara Messi sendiri mendapatkan total 115 trofi dan penghargaan sejak debut pertama di Barcelona pada musim 2004/2005 hingga sekarang.
Jumlah tersebut termasuk penghargaan pencetak gol terbanyak yang Messi dapat di Liga Spanyol, Liga Champions, Piala Raja, serta Piala Dunia Antarklub FIFA.
Hingga pertengahan Maret ini, Messi telah tampil berseragam Barcelona sebanyak 767 pertandingan. Dengan jumlah tersebut, ia bersama dengan Xavi Henandez telah mencatatkan rekor sebagai pemain dengan penampilan terbanyak di Barcelona. Tentu jumlah penampilan Messi akan terus bertambah setidaknya hingga akhir musim ini.
Maka, idiom ”tidak ada pemain yang lebih besar dari klub” mungkin dipatahkan oleh Messi jika akhirnya ia gantung sepatu dengan masih berseragam Barcelona. Messi menjadi legenda hidup sepak bola yang tidak lekang tergerus usia. Inilah loyalitas, Barcelona memberikan segalanya untuk Messi dan ia memberikan segalanya untuk Barcelona. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga: Strategi Nike Membiarkan Neymar Pergi