Jadi atau Tidak Jadi, Nama Jokowi yang ”Hilang Timbul” di Golkar
Wacana Jokowi hijrah ke Partai Golkar sudah lama santer. Muncul nama Jokowi di bursa calon ketua umum Golkar. Jadikah?
Oleh
NINA SUSILO
·4 menit baca
Wacana Presiden Joko Widodo maju dalam bursa calon ketua umum Partai Golkar menghangatkan dunia politik setelah Pemilu 2024. Presiden sendiri tak tegas sikapnya, jadi atau tidak masuk ”memgambil alih” partai bersimbol pohon beringin. Sementara nama Airlangga Hartarto tak pelak masih menguat dan mendapat dukungan.
Menteri Pemuda dan Olahraga, yang juga Ketua Umum DPP Angkatan Muda Pembaruan Indonesia, Ario Bimo Nandito Ariotedjo menceritakan, Presiden Jokowi bahkan pernah bercanda dan mempertanyakan dari mana asal wacana tersebut.
”Pak Jokowi bergurau kok justru ada isu seperti itu. Siapa yang embusin,” tutur Dito kepada wartawan di kantor KSP, Gedung Bina Graha, Jakarta, Jumat (22/3/2024).
Saat kunjungan kerja ke Karanganyar, Jawa Tengah, 8 Maret lalu, Presiden mengawali agenda dengan salat Jumat di Masjid Agung Madaniyah sebelum meresmikan pembangunan pusat pelatihan untuk atlet-atlet paralimpik (Paralympic Training Center). Di sela kegiatan, saat makan siang, Presiden pun berseloroh mengenai pertanyaan siapa yang memunculkan isu tersebut.
Pak Jokowi bergurau kok justru ada isu seperti itu. Siapa yang embusin.
Ingin menjaga semua partai
Menurut Dito, Presiden bergurau. Sebab, menurut dia, Presiden Jokowi lebih seperti bapak bangsa. ”Jadi, saya melihat beliau akan fokus multipartai mungkin ya. Jadi, semua partai kan seperjuangan dengan beliau dari 2014 sehingga beliau ingin menjaga semua partai maju terus bersama beliau,” tuturnya.
Jadi, saya melihat beliau akan fokus multipartai mungkin ya. Jadi, semua partai kan seperjuangan dengan beliau dari 2014 sehingga beliau ingin menjaga semua partai maju terus bersama beliau.
Salah satu momen yang memunculkan dugaan Presiden Jokowi masuk Partai Golkar adalah saat Presiden mengenakan dasi kuning menjelang keberangkatan ke Jepang, 16 Desember 2023. Saat wartawan menanyakannya, Presiden pun menjawab dengan seloroh. ”Masak enggak tahu,” ujarnya bercanda.
Terkait wacana calon ketua umum, Presiden Jokowi dalam keterangan kepada wartawan seusai meninjau layanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Syarif Mohamad Alkadrie, Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, Kamis (21/3/2024), juga tak menjawab tegas. ”He-he-he-he. Saya sementara ini ketua Indonesia saja,” ujar Presiden Jokowi sembari terkekeh saat ditanyakan mengenai wacana untuk maju sebagai ketua umum Partai Golkar.
Jawaban tersebut tak menegaskan rencana Jokowi ke depan akankah maju sebagai calon ketua umum Partai Golkar. Jawaban bersayap serupa ini pun biasa disampaikan Jokowi. Saat masih menjabat Gubernur DKI Jakarta dan ditanyakan rencananya mencalonkan diri sebagai presiden. Jokowi berkali-kali menjawab, ”Enggak mikir.” Namun, akhirnya dia mencalonkan diri dalam Pemilu Presiden 2014 dan memenanginya.
Kalau saya sih, belajar dari Bapak Jokowi selama ini, isu yang menurutnya dikeluarkan sebagai konspirasi atau bercanda, ditanggapinya ya seperti itu.
Dito menilai jawaban Presiden yang tak tegas sebagai tanggapan wajar untuk wacana yang juga tak serius. ”Kalau saya sih, belajar dari Bapak Jokowi selama ini, isu yang menurutnya dikeluarkan sebagai konspirasi atau bercanda, ditanggapinya ya seperti itu,” ujar Dito lagi.
Adapun internal Partai Golkar disebutnya lebih mendorong Airlangga Hartarto untuk maju kembali sebagai ketua umum. ”Daerah sih sangat mengapresiasi Bapak Airlangga dan kemarin semua daerah di Bali kan ada pertemuan itu, menginginkan kembali agar pada munas Desember untuk kembali maju ya sebagai ketua umum Partai Golkar,” katanya.
Pemilihan ketua umum melalui aklamasi, menurut Dito, juga bisa saja terjadi. Namun, perlu dilihat aspirasi daerah. Sebab, para ketua dewan pimpinan daerah (DPD) tingkat 1 dan DPD tingkat 2 adalah pemilik suara selain organisasi massa.
Jokowi layak
Nama Jokowi mulai disuarakan di internal partai, salah satunya oleh anggota Dewan Pakar Partai Golkar, Ridwan Hisjam. Politisi asal Jawa Timur ini menyebut Jokowi layak menjadi ketua umum Partai Golkar karena Jokowi bukan orang baru. Sebab, mantan Gubernur DKI dan Wali Kota Surakarta itu pernah memimpin asosiasi pengusaha yang terafiliasi dengan Golkar pada masa Orde Baru.
Pak Jokowi adalah Ketua Asosiasi Mebel Indonesia Solo Raya pada masa 1997-2002. Kita tahu pengusaha di masa Orde Baru mayoritas yang menjadi pimpinan asosiasi pasti kader Golkar, tidak bisa kalau bukan kader Golkar.
”Pak Jokowi adalah Ketua Asosiasi Mebel Indonesia Solo Raya pada masa 1997-2002. Kita tahu pengusaha di masa Orde Baru mayoritas yang menjadi pimpinan asosiasi pasti kader Golkar, tidak bisa kalau bukan kader Golkar,” tutur Ridwan, Minggu (17/3/2024).
Status sebagai kader PDI-P, menurut Ridwan, bisa dilepaskan setelah Jokowi menyelesaikan tugas sebagai pemimpin eksekutif. Adapun syarat menjadi pengurus Partai Golkar selama lima tahun, katanya, para ketua umum sebelumnya, seperti Jusuf Kalla dan Aburizal Bakrie, juga tak pernah memenuhinya.
Sampai saat ini, Jokowi masih memiliki kartu tanda anggota PDI-P dan belum mengembalikannya. PDI-P pun tidak memberhentikan Jokowi dari keanggotaannya sehingga status keanggotaannya tak berubah.
Sejauh ini, beberapa nama yang muncul dalam bursa calon ketua umum Partai Golkar antara lain Ketua MPR Bambang Soesatyo, Agus Gumiwang Kartasasmita yang sekarang menjabat Menteri Perindustrian, dan Bahlil Lahadalia yang saat ini Menteri Investasi.
Agus Gumiwang sendiri enggan mengomentari namanya di bursa calon ketua umum Partai Golkar. ”Dari mana masuk nama saya? Tanya saja ke Pak Bamsoet (Bambang Soesatyo), saya enggak ada komentar, saya urusin industri saja,” ujarnya kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (22/3/2024).