Prabowo Pidato Sendiri, Mengapa Gibran Kerap Hilang di Momen Penting?
Saat namanya diumumkan sebagai cawapres, Gibran tak hadir. Kini, pidato kemenangan juga cuma dilakukan Prabowo sendiri.
Oleh
WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN
·4 menit baca
Jelang tengah malam, tak lama setelah penetapan pemenang pemilihan presiden dan wakil presiden oleh Komisi Pemilihan Umum, calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, tampil berpidato. Inilah pidato yang ditunggu-tunggu para pendukung dan mayoritas pemilihnya dalam Pemilu 2024.
Namun, ternyata Prabowo hanya sendirian saat berpidato di rumah kediaman pribadinya di Jalan Kertanegara IV, Jakarta, itu. Pendampingnya sekaligus calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka juga tak tampak batang hidungnya hingga akhir pidato. Namun, dalam pidatonya, Prabowo sama sekali tak menyinggung mengenai ketidakhadiran Gibran.
Beberapa jam sebelumnya, di tempat yang sama, ketika acara buka puasa bersama Prabowo-Gibran dengan pimpinan partai politik pendukung pasangan presiden-wapres terpilih itu, Gibran belum muncul hingga pimpinan parpol pamit pulang dan meninggalkan jalan Kertanegara. Sejumlah jurnalis berpikir, Gibran berhalangan saat acara buka puasa bersama tetapi pada saat pidato kemenangan setelah penetapan KPU, Gibran pasti akan hadir. Namun, perkiraan itu luput juga. Gibran, baik di pidato kemenangan maupun buka puasa bersama, tetap tidak nongol dan tidak ada kabar beritanya ke pers.
Padahal, di acara buka puasa dan pidato kemenangannya itu, para elite pendukung presiden-wapres pasangan nomor urut 2 hampir hadir seluruhnya. Tampak dari Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani; Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Nusron Wahid; hingga Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani.
Juga ketua umum parpol pengusung. Ada Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra, dan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep, yang juga adik Gibran.
Sejumlah jurnalis berpikir, Gibran berhalangan saat acara buka puasa bersama tetapi pada saat pidato kemenangan setelah penetapan KPU, Gibran pasti akan hadir. Namun, perkiraan itu luput juga. Gibran, baik di pidato kemenangan maupun buka puasa bersama, tetap tidak nongol dan tidak ada kabar beritanya ke pers.
Ketidakhadiran Gibran bukan kali pertama dalam momen penting Pemilu 2024. Saat namanya diumumkan sebagai cawapres oleh Prabowo pada Minggu (22/10/2023) malam, Gibran juga tak hadir. Kondisinya cenderung mirip, yakni ketua umum parpol pendukung berbaris bersama Prabowo di Kertanegara IV, Gibran tidak ada.
Wakil Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Aminuddin Ma’ruf, menjelaskan, Gibran tengah berada di Solo, Jawa Tengah, saat pidato kemenangan Prabowo. Ia masih bekerja sebagai Wali Kota Surakarta ketika KPU menetapkan hasil Pemilu 2024. ”Mas Gibran masih di Solo, belum (cuti). Tadi masih kerja, masih ngantor,” ujarnya.
Mas Gibran masih di Solo, belum (cuti). Tadi masih kerja, masih ngantor. (Aminuddin Ma’ruf)
Meski begitu, Gibran tetap bakal mengunjungi Jakarta dan bertemu dengan Prabowo dalam waktu yang belum bisa dipastikan. ”Insya Allah, ada (waktu untuk bertemu dengan Prabowo),” kata Aminuddin.
Kalangan sumber di Istana juga tidak ada yang bisa mengonfirmasi mengapa Gibran tidak hadir di acara penting yang sebetulnya sudah bisa dijadwalkan setelah penetapan hasil Pemilu 2024. ”Yang tahu Presiden, kan anaknya,” ungkap sumber Kompas di Istana saat ditanya.
Janggal, ucapan terima kasih ke Jokowi bukan pertama
Pengamat komunikasi politik dari Universitas Airlangga, Suko Widodo, menuturkan, ketidakhadiran Gibran dalam pidato kemenangan Prabowo menimbulkan persepsi janggal karena umumnya momen penting bakal dihadiri oleh pasangan. Sebagai bentuk kesolidan, tampil bersama penting untuk meneruskan tradisi politik kekompakan.
Ketidakhadiran Gibran dalam pidato kemenangan Prabowo menimbulkan persepsi janggal karena umumnya momen penting bakal dihadiri oleh pasangan. Sebagai bentuk kesolidan, tampil bersama penting untuk meneruskan tradisi politik kekompakan.
Dalam kasus tersebut, persepsi publik mengarah pada adanya persoalan atau misteri yang membuat Gibran tidak hadir. Apalagi, menteri-menteri aktif kabinet ayahnya, Presiden Joko Widodo serta adiknya juga hadir saat pidato kemenangan Prabowo tersebut.
”Memang agak janggal sepertinya. Lazimnya semua pengumuman kemenangan politik dihadiri oleh pasangan sebagai bentuk kesolidan dan tradisi berbarengan. Dalam kasus ini, seperti ada persoalan atau misteri sehingga membuat Gibran tak hadir,” katanya.
Suko menduga hal ini berhubungan dengan masa transisi kekuasaan. Ada proses tarik-menarik antara Prabowo beserta pendukungnya dan Gibran yang dianggap sebagai wajah Jokowi. Ini merupakan dampak dari anomali politik yang bisa mempersulit jalannya pemerintahan mendatang.
Memang agak janggal sepertinya. Lazimnya semua pengumuman kemenangan politik dihadiri oleh pasangan sebagai bentuk kesolidan dan tradisi berbarengan. Dalam kasus ini, seperti ada persoalan atau misteri sehingga membuat Gibran tak hadir.
Ia mencontohkan peristiwa di Filipina saat mantan Presiden Rodrigo Duterte mengintervensi jalannya pemerintahan lewat anaknya, Sara Duterte, yang kini menjabat Wakil Presiden Filipina mendampingi Presiden Ferdinand Marcos Jr. Hubungan antarkeluarga pun memanas akibat itu.
Selain itu, dicontohkan pidato kemenangan Prabowo yang berisi ucapan terima kasih, termasuk kepada Presiden Jokowi, yang turut mendorongnya menerima mandat dari rakyat, tidak dilakukan pertama kali saat memulai pidato kemenangannya. Namun, justru di akhir pidatonya. Itu pun setelah Prabowo selesai berpidato dan menyerahkan mikrofon kepada Nusron Wahid untuk melakukan selawat. Saat Prabowo berjalan kembali menuju pinggir panggung, Prabowo pun ada yang mengingatkan.
Saat melangkah itulah, Ketua TKN Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani, menghentikan dan menyalami Prabowo sembari berbincang. Tak berselang lama, Prabowo membalikkan badan dan membisikkan sesuatu kepada Airlangga Hartarto, yang diikuti oleh Zulkifli Hasan, Agus Harimurti Yudhoyono serta Yusril Ihza Mahendra. Mereka tampak berdiskusi.
Selanjutnya, Airlangga tampak menuntun Prabowo sambil menunjuk mikrofon yang mensinyalkan akan ada pidato lanjutan atau sambungan. Dalam pidato itu, Prabowo mengaku ada ucapan yang terlewat akibat larut dalam suasana. Di situlah, Prabowo kemudian menyampaikan ucapan terima kasih kepada Presiden Jokowi. ”Saya juga ingin menyampaikan rasa terima kasih saya dan penghargaan saya kepada Presiden RI Pak Joko Widodo,” katanya.
Suko berpandangan, idealnya Prabowo dan Gibran perlu merencanakan pertemuan dan komunikasi yang lebih intensif. Hal ini demi menutup kekurangan berupa jarang tampil bersama, termasuk ikut menghadiri berbagai momen penting.