PKB Merebut Kembali Jatim
Setelah kalah pada Pemilu 2009 dari Demokrat dan 2019 dari PDI-P, PKB kembali merebut dominasi untuk DPRD Jawa Timur.
Sejak Pemilihan Umum 1999 atau lima pesta demokrasi terakhir, hanya pada Pemilu 2009 dan 2019, Partai Kebangkitan Bangsa gagal menguasai DPRD Jawa Timur. Pada pemilu kali ini, PKB kembali mendominasi perolehan suara di DPRD Jatim.
Dari penghitungan suara sementara di laman https://pemilu2024.kpu.go.id sampai dengan Selasa (27/2/2024) pagi, PKB bakal kembali menguasai gedung parlemen di Jalan Indrapura, Surabaya. Data telah masuk dari 87.854 tempat pemungutan suara (TPS) atau 72,8 persen dari 120.666 TPS di provinsi berjuluk ”Bumi Majapahit” tersebut.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
PKB sementara meraih lebih dari 2,549 juta suara atau 20,4 persen, disusul Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dengan lebih dari 2,068 juta suara atau 16,6 persen. Selanjutnya ialah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, penguasa parlemen 2019, dengan lebih dari 2,006 juta suara atau 16,1 persen.
Baca juga: Di Jatim, Peta Kursi Saat Ini Berpotensi Berubah Dibanding 2019
Partai Golongan Karya (Golkar) mengekor dengan lebih dari 1,331 juta suara atau 10,7 persen. Di urutan kelima ada Partai Demokrat dengan lebih dari 1,031 juta suara atau atau 8,2 persen. Selanjutnya, partai politik dengan perolehan belum menembus 1 juta suara, yakni Partai Nasional Demokrat (Nasdem) dengan 7 persen, Partai Amanat Nasional (PAN) dengan 5,7 persen, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan 5,1 persen, dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dengan 4 persen.
Setelah itu, barisan partai dengan perolehan suara kurang dari 3 persen. Secara berurutan ialah Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora), Partai Pergerakan Indonesia (Perindo), Partai Buruh, Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Partai Ummat, Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Garda Republik Indonesia (Garuda), dan Partai Kebangkitan Nusantara (PKN).
Adapun penghitungan suara masih berlangsung dan berpeluang berubah mengingat masih ada sekitar 27 persen data TPS yang masih direkapitulasi. Namun, dengan margin setidaknya 500.000 suara dari Gerindra, keunggulan PKB tampaknya tinggal menunggu waktu. Posisi kedua dan ketiga masih berpeluang berubah antara Gerindra dan PDI-P dengan selisih suara sekitar 60.000.
Sebagai perbandingan, dari hasil Pemilu 2019, PDI-P teratas dengan 4,319 juta suara. PKB saat itu mendapat 4,198 juta suara. Di urutan ketiga adalah Gerindra dengan 2,408 juta suara. Selanjutnya ialah Golkar dengan 2,256 juta suara, Nasdem dengan 2,190 juta suara, Demokrat dengan 1,841 juta suara, PAN dengan 1,209 juta suara, dan PPP dengan 1,192 juta suara. Barisan partai politik di bawah satu juta suara ialah PKS, Perindo, PSI, Hanura, PBB, dan PKPI.
Baca juga: PKB, Mempertahankan Tren Positif Elektoral
Pada masa bakti 2019-2024, DPRD Jatim terdiri atas 120 perwakilan dari 14 daerah pemilihan (dapil). Di parlemen provinsi ini, PDI-P terbesar dengan 27 orang, diikuti PKB dengan 25 orang. Selanjutnya, Gerindra dengan 15 kader, Demokrat dengan 14 orang, Golkar dengan 13 anggota, Nasdem dengan 9 kader, PAN dengan 6 orang, dan PPP dengan 5 anggota. PKS-Hanura-PBB berada dalam satu fraksi dengan 6 kader mereka.
Penentuan siapa saja yang lolos ke DPRD Jatim belum dipastikan meski cakupan penghitungan suara mendekati 73 persen TPS. Namun, dari penghitungan suara sementara, bisa diprediksi bahwa PKB akan mengirim kader terbanyak ke DPRD Jatim. Artinya, PKB berhasil merebut kembali dominasi yang sebelumnya dipegang PDI-P.
Dari 14 dapil, ada empat dapil yang data penghitungan suaranya sudah mencakup 70-82 persen TPS. Masing-masing ialah Jatim 3, Jatim 7, Jatim 8, dan Jatim 10. Di Jatim 3 dengan keterwakilan sembilan kursi, PKB berpeluang mengirim dua kadernya, yakni Aida Fitriati dan Multazamudz Dzikri atau Ahmad Hilmy. Di Jatim 7 dengan keterwakilan tujuh kursi, suara PKB di urutan kedua atau setelah PDI-P sehingga hanya bisa mengirim satu kader dengan prediksi Ahmad Tamim.
Di Jatim 8 dengan keterwakilan enam kursi, suara PKB berada setelah PDI-P dan PAN. Ini membuat PKB hanya bisa mengirim seorang kadernya, yang diprediksi ialah Erjik Bintoro. Di Jatim 10 dengan keterwakilan delapan kursi, PKB unggul. PKB berpeluang mengirim dua kadernya, dengan prediksi Ahmad Athoillah dan Salim Azhar.
Baca juga: Targetkan Jadi Partai Besar, Muhaimin Keluarkan Enam Dekret untuk Kader PKB
Efek ekor jas
Haryadi, dosen senior ilmu politik Universitas Airlangga, Surabaya, berpendapat, keunggulan kembali PKB di DPRD Jatim karena merebut suara partai politik yang merosot perolehannya, terutama PDI-P, PPP, dan Hanura. ”Gerindra juga menggerus perolehan suara PDI-P,” ujarnya.
Mengapa demikian? Untuk DPRD Jatim, keunggulan suara PKB amat mungkin terkait dengan efek ekor jas, di mana Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar maju sebagai calon wakil presiden. Mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi ini berpasangan dengan calon presiden Anies Baswedan (nomor urut 1), mantan Gubernur DKI Jakarta. Anies-Muhaimin diusung koalisi PKB, Nasdem, dan PKS.
Pasangan nomor urut 2 ialah Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang diusung koalisi gemuk Gerindra, Golkar, Demokrat, PAN, dan nonparlemen, yakni PSI, PBB, dan Garuda. Prabowo adalah Ketua Umum Gerindra sekaligus Menteri Pertahanan. Gibran ialah Wali Kota Solo dan putra sulung Presiden Joko Widodo.
Gerindra juga menggerus perolehan suara PDI-P.
Capres-cawapres nomor urut 3 ialah Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Pasangan mantan Gubernur Jateng-mantan Menko Polhukam ini diusung oleh koalisi PDI-P, PPP, Perindo, dan Hanura.
Baca juga: Jejak PKB dan 18 Tahun Cak Imin Memimpin Partai
Dari penghitungan suara sementara di Jatim, Prabowo-Gibran unggul telak dengan 14,213 juta suara atau 66,4 persen. Ganjar-Mahfud mendapat 3,824 juta suara atau 17,9 persen. Anies-Muhaimin memperoleh 3,36 juta suara atau 15,7 persen.
Di sini terlihat bahwa kader PKB, khususnya Muhaimin, dan kader PDI-P, yakni Ganjar, gagal mendapat dukungan riil. Kemungkinan, ada pemilih PKB dan PDI-P yang justru lebih sreg dengan Prabowo-Gibran. Namun, untuk pemilu legislatif, pemilih PKB dan PDI-P tetap ”setia” dengan basis ideologi kepartaiannya.
Dari sisi ideologi, PKB lahir dari rahim Nahdlatul Ulama dengan basis massa terbesar memang di Jatim. Khusus untuk periode 2014-2019, Ketua DPRD Jatim dijabat oleh Halim Iskandar yang merupakan kakak Muhaimin sekaligus Ketua PKB Jatim.
Di pemerintahan saat ini, Halim menjabat Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Halim diprediksi lolos sebagai anggota DPR periode 2024-2029 dari daerah pemilihan Jatim VIII (Kota dan Kabupaten Mojokerto, Jombang, Nganjuk, Kota dan Kabupaten Madiun).
Selain itu, PKB di Jatim tidak pernah kehabisan barisan kader potensial. Sejumlah kader telah menjabat bupati. Misalnya, Baddrut Taman di Pamekasan, Thoriqul Haq di Lumajang, Anna Muawwanah di Bojonegoro, Irsyad Yusuf di Kabupaten Pasuruan, Ahmad Muhdlor Ali di Sidoarjo, dan Rini Syarifah di Kabupaten Blitar. Keberadaan mereka menguatkan keunggulan suara, setidaknya di kabupaten yang dipimpin.
Secara nasional, perolehan suara sementara PKB berada di urutan keempat dengan 8,794 juta suara. PKB di bawah PDI-P, Golkar, dan Gerindra. Namun, hanya Jatim di antara 38 provinsi di Indonesia, yang perolehan suaranya diungguli oleh PKB. Untuk itu, keunggulan kembali di Jatim seolah menegaskan bahwa PKB lekat lagi dengan tanah kelahiran di ”Bumi Majapahit”.