logo Kompas.id
Politik & HukumWarga Terjang Banjir demi...
Iklan

Warga Terjang Banjir demi Datang ke TPS

Warga rela menerjang banjir untuk datang ke tempat pemungutan suara. Satu suara dinilai sangat berarti.

Oleh
FAJAR RAMADHAN
· 3 menit baca
Warga berswafoto sambil menunjukkan tinta di jari tangan seusai mencoblos di TPS 42 Karang Mulya, Karang Tengah, Kota Tangerang, Banten, Rabu (14/2/2024) siang.
KOMPAS/FAJAR RAMADHAN

Warga berswafoto sambil menunjukkan tinta di jari tangan seusai mencoblos di TPS 42 Karang Mulya, Karang Tengah, Kota Tangerang, Banten, Rabu (14/2/2024) siang.

TANGERANG, KOMPAS — Warga tetap antusias untuk datang ke tempat pemungutan suara atau TPS meski akses jalan tergenang banjir. Sejumlah TPS juga harus dipindahkan ke tempat yang lebih aman karena tergenang.

Rabu (14/2/2024) siang, Eko (35) dan Ade (40) menerjang banjir setinggi hampir 1 meter di Jalan Wana Mulya Utama, Karang Mulya, Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang, Banten. Keduanya berjalan menuju TPS yang berjarak sekitar 200 meter dari rumah kontrakannya.

Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Kunjungi Halaman Pemilu

Eko dan Ade adalah warga pendatang. Eko berasal dari Grobogan, Jawa Tengah, sedangkan Ade dari Ponorogo, Jawa Timur. Meski tidak yakin bisa menggunakan hak pilihnya, mereka tetap rela menerjang banjir untuk datang ke TPS Karang Mulya.

”Belum tahu bisa nyoblos atau tidak. Ini mau tanya dulu ke TPS. Kemarin infonya bisa masuk kuota tambahan,” kata Eko.

Eko (kanan) dan Ade (kiri) menerjang banjir di Jalan Wana Mulya Utama, Karang Mulya, Karang Tengah, Kota Tangerang, Banten, demi datang ke TPS pada Rabu (14/2/2024) siang.
KOMPAS/FAJAR RAMADHAN

Eko (kanan) dan Ade (kiri) menerjang banjir di Jalan Wana Mulya Utama, Karang Mulya, Karang Tengah, Kota Tangerang, Banten, demi datang ke TPS pada Rabu (14/2/2024) siang.

Baik Eko maupun Ade sangat ingin menggunakan hak pilihnya. Satu suara, menurut mereka, sangat berarti untuk menentukan nasib bangsa ke depan. Mereka menginginkan ada perubahan yang bisa berdampak pada kesejahteraan mereka dan anak cucu.

”Saya belum pernah golput. Bahkan buat pemilihan lurah saja saya rela pulang kampung,” ungkapnya.

Baca juga: "Quick Count" Litbang Kompas dapat Cegah Kecurangan Pemilu

Kompas turut mengikuti perjalanan mereka menuju TPS Karang Mulya. Sambil mengangkat celananya yang sudah basah, Eko berjalan perlahan di tengah genangan. Dia mengamati betul langkah demi langkah agar tidak terjerembab ke dalam gorong-gorong.

Eko menerjang banjir di Jalan Wana Mulya Utama, Karang Mulya, Karang Tengah, Kota Tangerang, Banten, demi datang ke TPS pada Rabu (14/2/2024) siang.
KOMPAS/FAJAR RAMADHAN

Eko menerjang banjir di Jalan Wana Mulya Utama, Karang Mulya, Karang Tengah, Kota Tangerang, Banten, demi datang ke TPS pada Rabu (14/2/2024) siang.

Sesampainya di TPS 43 Karang Mulya, Eko dan Ade harus gigit jari. Mereka tidak bisa ikut mencoblos karena belum melapor sebelumnya. Keduanya lalu bergeser ke TPS 42 yang berjarak sekitar 50 meter. Hasilnya sama, keduanya ditolak oleh Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).

Akbar (27), warga di perumahan Metro Permata 2 Karang Tengah, juga rela datang ke TPS bersama kedua orangtuanya untuk menggunakan hak pilih. Banjir tidak menyurutkan niatnya untuk datang ke TPS. Selain tidak ingin menyia-nyiakan hak pilihnya, pemilu juga menjadi momentum bagi dia dan para tetangga untuk berkumpul dan berinteraksi.

”Tidak masalah (banjir). Momen kayak gini jarang-jarang terjadi lagi. Saya dan tetangga bisa ngumpul dan ngobrol bareng,” katanya.

Akbar (27), warga Perumahan Metro Permata 2 Karang Tengah, tetap menggunakan hak pilih meski akses menuju TPS banjir pada Rabu (14/2/2024).
KOMPAS/FAJAR RAMADHAN

Akbar (27), warga Perumahan Metro Permata 2 Karang Tengah, tetap menggunakan hak pilih meski akses menuju TPS banjir pada Rabu (14/2/2024).

Iklan

Pukul 12.30, warga masih mengantre di TPS 42 Karang Mulya untuk mencoblos. Meski kondisi TPS tergenang air setinggi 30 sentimeter, mereka tetap menunggu giliran dengan tertib.

Ketua KPPS TPS 42 Karang Mulya, Deni Helfia mengakui antusiasme warga untuk mencoblos masih tetap tinggi. Banjir memang kerap menggenangi kawasan Karang Mulya. Namun, ini adalah pertama kalinya warga menyelenggarakan pemilu di tengah kondisi banjir.

”Kalau dibilang TPS terapung, ya, di tempat kita ini. Tapi bisa dilihat, warga tetap rela antre memilih,” katanya.

Ketua KPPS di TPS 42 Kelurahan Karang Mulya, Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang, Banten, berpose di tengah kondisi TPS tergenang, Rabu (14/2/2024).
KOMPAS/FAJAR RAMADHAN

Ketua KPPS di TPS 42 Kelurahan Karang Mulya, Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang, Banten, berpose di tengah kondisi TPS tergenang, Rabu (14/2/2024).

Banjir mulai menggenangi kawasan Karang Mulya sejak pukul 04.00. TPS 42 dan 43 Karang Mulya yang awalnya berada di area taman perumahan Metro Permata 2 terendam banjir. Lokasi TPS 43 kemudian dipindahkan ke pos pengamanan, sementara TPS 42 bergeser beberapa meter ke area yang lebih tinggi.

Akibat pemindahan tersebut, TPS baru dibuka sekitar pukul 09.00. Deni memastikan surat suara, bilik suara dan kotak suara aman karena disimpan di tempat tertutup. ”Tadi mesti pindahin tenda dan mengeringkan meja yang basah, jadi agak telat dimulai,” katanya.

Air juga menggenangi kompleks Karang Tengah Permai di Kelurahan Karang Timur. Hal ini membuat Yuliana (30) harus menerjang genangan untuk datang ke TPS 38 Karang Timur, Rabu pagi. Ketinggian air berkisar 30-50 sentimeter.

”Kebetulan suami punya sepeda motor yang agak tinggi. Jadi, aman buat ke TPS,” katanya.

Kondisi TPS 42 Kelurahan Karang Mulya, Karang Tengah, Kota Tangerang, Banten, yang tergenang pada Rabu (14/2/2024).
KOMPAS/FAJAR RAMADHAN

Kondisi TPS 42 Kelurahan Karang Mulya, Karang Tengah, Kota Tangerang, Banten, yang tergenang pada Rabu (14/2/2024).

Yuliana tetap datang ke TPS karena untuk pertama kalinya dia bisa mencoblos di tempat tinggalnya. Sebelumnya, alamat di KTP Yuliana masih berada di Jawa Tengah. Dia berharap pemimpin yang dia pilih dapat memberikan solusi banjir yang kerap terjadi di tempat tinggalnya.

”Lima tahun tinggal di sini, banjir selalu jadi masalah utama. Semoga pemimpin yang terpilih bisa memberikan solusi,” ucapnya.

TPS banjir

Hujan yang melanda DKI Jakarta dan sekitarnya pada Rabu dini hari menyebabkan banjir di sejumlah wilayah. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta mencatat setidaknya ada 70 TPS yang terdampak genangan.

Kondisi jalan di depan TPS 43 Kelurahan Karang Mulya, Karang Tengah, Kota Tangerang yang tergenang pada Rabu (14/2/2024) siang.
KOMPAS/FAJAR RAMADHAN

Kondisi jalan di depan TPS 43 Kelurahan Karang Mulya, Karang Tengah, Kota Tangerang yang tergenang pada Rabu (14/2/2024) siang.

TPS tersebut di sejumlah wilayah dengan rincian 31 TPS di Jakarta Barat, 27 TPS di Jakarta Utara, 3 TPS di Jakarta Timur, 3 TPS di Jakarta Pusat, dan 6 TPS di Jakarta Selatan. Sedikitnya 200 petugas diturunkan untuk membantu perpindahan TPS ke lokasi yang lebih aman.

”Upaya ini didukung dengan peralatan penunjang yang dimiliki, seperti perahu, tenda, dan lainnya dengan bantuan ratusan personel gabungan,” kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji dalam keterangan tertulis.

Hingga pukul 12.00, wilayah yang tergenang air terus bertambah dari 13 RT menjadi 26 RT. Sedikitnya ada 39 ruas jalan tergenang yang ada di DKI Jakarta.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000