JK: Nama NU-Muhammadiyah di Zayed Award Langsung Jadi Perhatian Global
Melalui penghargaan Zayed ini, JK berharap Indonesia dapat terus konsisten menyuarakan nilai-nilai persaudaraan.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla atau JK menyatakan bahwa Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah yang baru saja menerima penghargaan Zayed Award for Human Fraternity 2023 baru muncul sebagai nomine penghargaan global pada akhir tahun 2023. Waktu JK yang menjadi salah satu juri pertama kali Zayed Award dan dibentuk 2020, nama NU dan Muhammadiyah belum pernah muncul.
”Meski baru muncul, dua organisasi keagamaan Islam itu tampaknya langsung membuat daya tarik sendiri juri Zayed Award 2023,” ujar JK, yang menunjuk salah satu juri pada waktu 2023 itu di antaranya adalah Megawati Soekanoputri, Presiden ke-5 RI, yang juga Ketua Umum PDI- Perjuangan, Rabu (7/2/2024), kepada Kompas di kediaman pribadinya di Jakarta.
”Aktivitas NU serta Muhammadiyah sejalan dengan visi-misi yang tertuang dalam dokumen Persaudaraan untuk Manusia (Human Fraternity) yang ditandatangani di Abu Dhabi pada 4 Februari 2019 oleh Grand Syekh Al Azhar Ahmad Al Tayyeb dan Paus Fransiskus,” tutur JK.
JK terlebih dahulu memang terpilih menjadi juri Zayed Award Human Fraternity pada 2020. Selain JK, dewan juri Zayed Award kala itu, antara lain, Catherine Samba Panza, mantan Presiden Republik Afrika Tengah; Adama Dieng, mantan penasihat khusus PBB untuk Pencegahan Genosida; Cardinal Dominique Mamberti, Prefek Pengadilan Tertinggi Signatura Apostolik; Michaelle Jean, Gubernur Jenderal ke-27 Kanada; dan Mohamed Mahmoud Abdulsalam, Sekretaris Jenderal Komite Tinggi Persaudaraan Manusia.
Selama menjadi juri Zayed Award Human Fraternity, JK melakukan pertemuan dengan Paus bersama dewan juri Zayed lainnya pada 23 Oktober 2020. JK bersama empat juri lainnya kemudian berdialog dengan Paus Fransiskus di perpustakaan pribadi Paus di Vatikan. Ia juga meminta pandangan Paus untuk dijadikan rujukan dewan juri menilai para nominator Zayed Award.
Menurut JK, penerima penghargaan Zayed harus menunjukkan kesuksesan dalam persaudaraan yang membawa berkah atau manfaat ke aspek kehidupan lain. Paus saat itu juga mengutamakan arti persaudaraan untuk sesama manusia sebagai batu loncatan juri memilih nominator yang diumumkan pada awal Februari 2021.
Aktivitas NU serta Muhammadiyah sejalan dengan visi-misi yang tertuang dalam dokumen Persaudaraan untuk Manusia (Human Fraternity) yang ditandatangani di Abu Dhabi pada 4 Februari 2019 oleh Grand Syekh Al Azhar Ahmad Al Tayyeb dan Paus Fransiskus.
Kerja sama Paus dengan Grand Syeikh Universitas Al Azhar Kairo untuk mengangkat agenda penting global, yaitu persaudaraan kemanusiaan, dipuji oleh JK. Terkait nominator, JK sempat mengusulkan ahli medis penemu obat yang dapat menghentikan pandemi Covid-19 agar dapat penghargaan. Sebab, penemu obat tersebut menjadi sosok berjasa dalam kemanusiaan dan berdampak secara internasional.
Ucapan selamat
Dalam kesempatan itu, JK juga mengucapkan selamat kepada NU dan Muhammadiyah yang menerima penghargaan Zayed Award for Human Fraternity 2024. Sejak berdirinya, kedua organisasi massa Islam terbesar di Indonesia ini, kedua ormas itu dinilai sangat aktif dalam bidang perdamaian, pendidikan, kebudayaan, kesehatan, serta berhasil menjaga toleransi dan mengembangkan moderasi beragama di Indonesia.
Keberhasilan ini tidak saja membanggakan bagi warga NU dan Muhammadiyah, tapi juga seluruh rakyat Indonesia. Ini adalah pengakuan dunia kepada Indonesia bahwa Islam yang berkembang di wilayah Nusantara sebagai agama penuh cinta kasih, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, perdamaian, serta toleransi.
”Keberhasilan ini tidak saja membanggakan bagi warga NU dan Muhammadiyah, tapi juga seluruh rakyat Indonesia. Ini adalah pengakuan dunia kepada Indonesia bahwa Islam yang berkembang di wilayah Nusantara sebagai agama penuh cinta kasih, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, perdamaian serta toleransi,” kata JK, pada Senin (5/2/2024).
Menurut JK, NU dan Muhammadiyah sangat layak menerima penghargaan Zayed Award for Human Fraternity 2024. Dalam pemberian pengharagan tersebut, JK hadir sebagai undangan. JK juga menjadi anggota Komite Zayed Award for Human Fraternity 2024. ”Kita mengevaluasi setiap tahun hasil yang sudah dicapai Zayed Award selama ini,” tuturnya lagi.
Selain NU dan Muhammadiyah, dua penerima penghargaan lainnya adalah ahli bedah kardiotoraks dari Mesir, Professor Sir Magdi Yacoub, dan Suster Nelly Leon Correa yang merupakan seorang biarawati Chile yang bekerja dengan para tahanan. Penghargaan diserahkan oleh Sheikh Abdullah bin Zayed Al Nahyan yang merupakan Putra Mahkota Presiden Uni Emirat Arab yang juga menjabat sebagai menteri luar negeri Uni Emirat Arab.
JK hadir didampingi Mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Hamid Awaludin yang juga pernah menjadi Ketua Delegasi Perundingan Helsinki untuk Perdamaian Aceh.
JK hadir didampingi Mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Hamid Awaludin yang juga pernah menjadi Ketua Delegasi Perundingan Helsinki untuk Perdamaian Aceh.
Acara Zayed Award for Human Fraternity 2024 juga dihadiri sejumlah tamu penting dari berbagai negara, seperti Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Prof Dr Quraish Shihab, perwakilan dari Universitas Al Azhar Kairo, serta perwakilan takhta suci Vatikan. Dalam kesempatan tersebut, video ucapan selamat kepada NU dan Muhammadiyah dari Presiden Joko Widodo juga diputar pada malam pemberian penghargaan.
Sesaat sebelum malam pemberian penghargaan, Wapres Amin juga bertemu dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Zayed Award for Human Fraternity Mohamed Abdelsalam, di Emirates Palace Hotel, Abu Dhabi, Senin (5/2/2024). Menurut Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi, dalam pertemuan itu, Abdelsalam menyampaikan rasa bahagia atas terpilihnya NU dan Muhammadiyah.
Apalagi, NU dan Muhammadyah merupakan penerima penghargaan yang pertama dari benua Asia. Melalui penghargaan ini diharapkan Indonesia melalui seluruh elemen masyarakatnya dapat terus konsisten menyuarakan nilai-nilai persaudaraan. ”Semoga ini memacu Indonesia untuk terus bergerak dalam bidang perdamaian, toleransi, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan untuk semakin maju ke depan,” kata Masduki.
Abdelsalam menyimpan harapan besar pada bangsa Indonesia karena berbagai faktor penting yang dimiliki Indonesia. Pertama, faktor penduduk muslim yang terbesar di dunia yang menganut paham Islam moderat. Kedua, Indonesia bisa dijadikan salah satu contoh terbaik tentang kehidupan yang rukun, damai, dan toleran antarumat beragama.
Menanggapi pujian tersebut, Wapres pun menyampaikan rasa syukurnya atas pengakuan yang diberikan dunia terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan persaudaraan yang diusung Indonesia. Ia juga menyatakan akan selalu mendukung seluruh ikhtiar baik yang dilakukan atas nama kemanusiaan, persaudaraan, perdamaian, dan keadilan.