Wapres Dorong NU dan Muhammadiyah Tingkatkan Peran di Kancah Global
Penghargaan Zayed Award for Human Fraternity 2024 menunjukkan suara-suara perdamaian dari Indonesia selalu didengar.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN
·4 menit baca
ABU DHABI, KOMPAS — Membawa semangat persaudaraan dan perdamaian, Wakil Presiden Ma’ruf Amin melakukan kunjungan kerja di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Kunjungan kerja di antaranya menghadiri acara Zayed Award for Human Fraternity 2024 pada Senin (5/2/2024) pukul 22.00 WIB di Founders Memorial. Di gelaran itu, Wapres Amin menjadi saksi pemberian penghargaan bagi organisasi keagamaan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.
Sebelum menyaksikan pemberian penghargaan Zayed Award for Human Fraternity 2024 bagi NU dan Muhammadiyah, Wapres memberikan pesan untuk dua organisasi massa keagamaan terbesar di Indonesia tersebut. Wapres meminta keduanya terus meningkatkan kiprah dalam menjaga perdamaian di kancah global.
”NU dan Muhammadiyah harus terus berperan, selain peran yang sifatnya lokal, nasional, kemudian peran globalnya harus terus dilakukan,” ujar Wapres Amin ketika memberikan keterangan pers usai meninjau Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Abu Dhabi di Al Yaqout Street, Embassies District, Abu Dhabi, Senin.
NU dan Muhammadiyah dinilai sebagai dua organisasi keagamaan terbesar di Indonesia yang berada di garda depan mempromosikan moderasi beragama, persatuan, dan pemberdayaan umat. Kedua organisasi keagamaan yang memperoleh penghargaan Zayed Award for Human Fraternity 2024 dinilai berperan besar membangun toleransi yang menjadi contoh bagi dunia.
NU dan Muhammadiyah harus terus berperan, selain peran yang sifatnya lokal, nasional, kemudian peran globalnya harus terus dilakukan.
Wapres Amin mendorong NU dan Muhammadiyah untuk terus berperan dalam hal moderasi beragama, tak hanya di tingkat lokal, tetapi level global. Penganugerahan Zayed Award for Human Fraternity 2024 menunjukkan bahwa selama ini suara-suara perdamaian dari Indonesia itu didengar dan dianggap oleh dunia internasional.
Wapres terkesan dengan berbagai upaya dalam menjaga toleransi antarumat beragama yang dilakukan oleh kedua ormas Islam tersebut, yang juga ternyata menarik perhatian masyarakat dunia. Upaya tersebut turut berkontribusi pada citra Indonesia sebagai negara yang paling toleran di seluruh dunia.
Bahkan, belum lama ini, saya didatangi Majelis Hukama yang berpusat di Abu Dhabi diketuai oleh Syaikhul Azhar, datang ke Indonesia mengatakan bahwa negara Indonesia ini adalah negara paling toleran di dunia. Ini tidak lepas dari peran kedua organisasi ini, NU dan Muhammadiyah, di dalam kehidupan kita berbangsa, sebagai bangsa yang paling toleran.
”Bahkan, belum lama ini, saya didatangi Majelis Hukama yang berpusat di Abu Dhabi diketuai oleh Syaikhul Azhar, datang ke Indonesia mengatakan bahwa negara Indonesia ini adalah negara paling toleran di dunia. Ini tidak lepas dari peran kedua organisasi ini, NU dan Muhammadiyah, di dalam kehidupan kita berbangsa, sebagai bangsa yang paling toleran,” ujar Wapres.
Ke depan, Wapres berharap agar NU dan Muhammadiyah ini dapat terus meningkatkan perannya dan senantiasa menjadi teladan bagi negara-negara lain di dunia. ”Kemarin dalam sambutan Presiden Timor Leste, ia mengatakan, ’Kami memang tidak punya organisasi seperti NU dan Muhammadiyah’. Karena itu, ia berharap, peran NU dan Muhammadiyah juga bisa berpengaruh di negara Timor Leste,” kata Wapres.
Dibutuhkan kesatuan suara dan tekad dunia Islam untuk menyelesaikan secara adil masalah Palestina.
Kesatuan suara
Dari KBRI, Wapres Amin kemudian bertemu dengan Imam Besar Al-Azhar Ahmed Al-Tayeb. Wapres mengingatkan tentang perlunya kesatuan suara penyelesaian secara adil konflik di Gaza. Eskalasi konflik antara Palestina dan Israel masih memanas. Berbagai upaya di jalur internasional telah ditempuh untuk menghentikan genosida yang terjadi, tetapi belum membuahkan hasil yang diharapkan.
Oleh karena itu, diperlukan solidaritas dari umat Islam di seluruh dunia untuk terus menyuarakan penyelesaian secara adil terhadap masalah ini. ”Dibutuhkan kesatuan suara dan tekad dunia Islam untuk menyelesaikan secara adil masalah Palestina,” kata Wapres Amin saat bertemu dengan Imam Besar Al Azhar di Hotel Emirates Palace, Abu Dhabi, UEA, Senin.
Sebelumnya, Grand Syaikh Al Azhar juga bertemu dengan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir bersama Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti dan Ketua PP Muhammadiyah Syafiq Mughni pada Minggu (4/2/2024) di Hotel Emirates Palace. Grand Syaikh juga menemui penerima penghargaan lainnya, yaitu NU yang diwakili Ulil Abshar, Profesor Sir Magdi Yacoub dokter ahli jantung anak dari Mesir, dan Sister Nelly Leon Correa yang diwakili Suster Lili dari Chile, yang sangat berperan dalam membantu para perempuan yang berada di tahanan.
Dalam pertemuan tersebut, Grand Syaikh mengaku sudah sejak lama mengetahui peran Muhammadiyah yang telah banyak membantu di bidang pendidikan dan kemanusian global. Grand Syaikh memuji dan mengapresiasi peran Muhammadiyah dalam kemanusiaan global sehingga layak menerima penghargaan Zayed Award for Human Fraternity. Haedar dalam pertemuan tersebut menyampaikan rasa terima kasih atas pengakuan Grand Syaikh terkait peran kemanusiaan global Muhammadiyah.
Zayed Award for Human Fraternity adalah penghargaan internasional independen yang diselenggarakan setiap tahun untuk memberikan penghormatan kepada setiap individu dan lembaga tanpa memandang latar belakang dan asal mereka. Mereka yang bekerja tanpa pamrih dan tak kenal lelah melampaui rintangan demi mewujudkan nilai-nilai abadi solidaritas, integritas, keadilan dan optimisme serta menciptakan terobosan menuju hidup berdampingan secara damai.
Penghargaan ini pertama kali diselenggarakan pada 2019, setelah pertemuan bersejarah di Abu Dhabi antara Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar Ahmed Al-Tayeb. Dalam kesempatan tersebut, mereka bersama-sama menandatangani Dokumen Persaudaraan Manusia. Penghargaan ini diberikan untuk menghormati alharhum Syekh Zayed bin Sultan Al Nahyan, pendiri Uni Emirat Arab, yang terkenal berkat upaya kemanusiaan dan dedikasinya dalam membantu semua orang tanpa memandang latar belakang atau asal mereka.