Wapres: NU dan Muhammadiyah Dinilai Layak Terima Nobel
Indonesia mendukung inisiatif yang berkontribusi mewujudkan perdamaian dan keadilan dunia sebagai amanat konstitusi.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN DARI ABU DHABI, UEA
·3 menit baca
ABU DHABI, KOMPAS — Mewakili Pemerintah Indonesia sebagai pembicara pada acara Human Fraternity Majlis di Abrahamic Family House, Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengapresiasi pernyataan Presiden Republik Demokratik Timor Leste José Ramos Horta. Horta menyebut bahwa Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah layak menerima hadiah Nobel. Kedua organisasi yang memperoleh penghargaan Zayed Award for Human Fraternity 2024 dinilai berperan besar membangun toleransi yang menjadi contoh bagi dunia.
”Bahkan, tadi dalam sambutan, Presiden Timor Leste Ramos Horta itu mengusulkan supaya dua organisasi ini diberikan hadiah Nobel karena perannya besar dalam rangka membangun toleransi. Model toleransi dari Indonesia memang sekarang sudah menjadi contoh bagi dunia,” ujar Wapres Amin ketika memberikan keterangan pers seusai acara, Minggu (4/2/2023).
Dalam sambutannya, Horta mengucapkan selamat kepada Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah atas pekerjaan luar biasa yang dilakukan untuk turut menciptakan toleransi dan stabilitas di Indonesia yang merupakan negara Muslim terbesar di dunia. ”Saya menominasikan Nobel dan penghargaaan perdamaian UNESCO untuk Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Semoga bisa diraih,” ucap Horta.
Menurut Wapres, Indonesia dengan penduduk yang sangat besar beserta keragamannya telah membuktikan bisa membangun toleransi. Bangsa Indonesia mampu menjadi bangsa yang bisa menjaga keutuhan dan persatuan. ”Itu saya kira hal yang patut kita syukuri. Oleh karena itu, saya tadi saya sampaikan terima kasih kepada Pemerintah Persatuan Emirat Arab dan juga panitia penyelenggara dan para juri,” kata Wapres.
Dalam misi membawa semangat persaudaraan dan perdamaian, pada kunjungan kerja di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, kali ini, Wapres juga akan menghadiri acara Zayed Award for Human Fraternity 2024 pada Senin (5/2/2024) di Founders Memorial. Di pergelaran tersebut, Wapres akan menjadi saksi pemberian penghargaaan bagi Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.
Penghargaan Zayed Award for Human Fraternity 2024 adalah penghargaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi. ”Dua organisasi keagamaan terbesar di Indonesia yang berada di garda depan mempromosikan moderasi beragama, persatuan, dan pemberdayaan umat,” ujar Wapres dalam sambutan pada acara Human Fraternity Majlis.
Wapres Amin juga menegaskan bahwa dunia semakin terpolarisasi. Untuk itu, dibutuhkan pendobrak untuk membangkitkan kembali spirit perdamaian, kemanusiaan, dan persaudaraan global di dunia. Wapres menegaskan bahwa dunia sedang tidak baik-baik saja. ”Konflik, perang, dan rivalitas menjadi kata yang semakin sering kita dengar. Sementara perdamaian, kemanusiaan, dan persaudaraan justru kian asing di telinga kita,” ucapnya.
Spirit Perdamaian
Ketika masyarakat dunia seharusnya bersatu menghadapi berbagai tantangan global, dunia justru semakin terpolarisasi. Akibatnya, tantangan global semakin sulit diatasi. ”Kita membutuhkan pendobrak untuk membangkitkan kembali spirit perdamaian, kemanusiaan, dan persaudaraan global. Kita berharap penganugerahan Zayed Award for Human Fraternity dapat menjadi salah satu pendobrak tersebut,” kata Wapres.
Wapres menegaskan bahwa Indonesia mendukung setiap inisiatif yang dapat berkontribusi mewujudkan perdamaian dan keadilan dunia sebagai amanat konstitusi dan sudah menjadi DNA politik luar negeri Indonesia. Pemerintah Indonesia bersama dengan seluruh masyarakat sipil siap untuk terus mempromosikan Islam moderat dan nilai-nilai Islam yang rahmatan lilalamin di dunia internasional.
Ketika memberikan sambutan, Menteri Toleransi dan Koeksistensi Uni Emirat Arab Syeikh Nahyan Bin Mubarak Al Nahyan menyebut bahwa Dokumen Human Fraternity telah ditandatangani pada 2019 oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar Ahmed Al-Tayeb. Tahun ini merupakan peringatan ke-5 penandatanganan dokumen yang diharapkan terus menjadi pengingat tentang pentingnya nilai-nilai persaudaraan dan kemanusiaan global yang melampaui sekat-sekat agama dan kepercayaan.
Syeikh Nahyan Bin Mubarak Al Nahyan menegaskan bahwa toleransi dan persaudaraan antarmanusia terus direproduksi di Uni Emirat Arab yang mampu menyatukan keberagaman elemen masyarakatnya. ”Seperti yang Anda ketahui, kami memiliki warga dari 200 bangsa di seluruh dunia yang hidup damai dan harmonis. Kita semua saling menghormati dalam berkomitmen bersama terhadap toleransi dan persaudaraan manusia,” ucapnya.