Survei CESDA: Perebutan Kursi DPR di Dapil Jabar VIII Semakin Panas
Hasil survei, Golkar dapat tiga kursi dan PDI-P dua kursi. Gerindra, PKB, Nasdem, dan Demokrat masing-masing satu kursi.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·4 menit baca
CIREBON, KOMPAS – Centre for Statistics and Data Analysis atau CESDA, lembaga survei di Cirebon, merilis elektabilitas partai politik dan perolehan kursi anggota Dewan Perwakilan Rakyat di Daerah Pemilihan Jawa Barat VIII. Hasilnya, persaingan memperebutkan suara rakyat di wilayah Cirebon dan Indramayu itu semakin panas.
Direktur Eksekutif CESDA Hadi Kusmanto mengatakan, survei pada 23-31 Januari 2024 itu berlangsung di Kota Cirebon serta Kabupaten Cirebon dan Indramayu. Adapun penarikan sampelnya menggunakan metode multi-stage random sampling yang penentuannya secara acak dan bertahap, dari skala kabupaten hingga rumah tangga.
”Jumlah seluruhnya adalah 5.116 sampel. Ini sudah termasuk banyak,” ucap Hadi dalam paparannya secara daring di Cirebon, Jumat (2/2/2024). Dari angka itu, 2.394 sampel atau 46,8 persen berasal dari Indramayu dan 2.378 responden atau 46,5 persen adalah warga Indramayu. Sisanya, 344 orang atau 6,7 persen, dari Kota Cirebon.
Penentuan jumlah sampel itu, lanjutnya, sudah proporsional karena warga Kota Cirebon jauh lebih sedikit dibandingkan dengan dua daerah lain. Proporsi sampel pria dan perempuan juga tercatat masing-masing 2.444 orang dan 2.672 orang. Dari usia, responden paling banyak berumur 31-40 tahun (28,9 persen) dan usia 41-50 tahun (21,5 persen).
Adapun latar belakang pendidikan responden paling banyak merupakan lulusan sekolah menengah atas (49,3 persen), lalu diikuti tamatan sekolah dasar (24,7 persen) serta SMP (19,5 persen). Lulusan sarjana tercatat hanya 5 persen. Kepada responden, pihaknya menanyakan elektabilitas partai politik dalam Pemilu 2024.
Hasilnya, 1.921 responden atau 37,5 persen di Dapil Jabar VIII memilih Golkar. Selanjutnya, 907 responden atau 17,7 persen mencoblos Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Gerindra (10,3 persen), Partai Kebangkitan Bangsa (6,4 persen), Nasdem (5,4 persen), dan Demokrat (5,2 persen).
”Dengan jumlah responden sekitar 5.000 orang, margin of error (batas kesalahan) sekitar 1,38 persen,” ucap Hadi.
Dari hasil elektabilitas partai dan ketersediaan sembilan kursi di Dapil Jabar VIII itu, menurut dia, terdapat penambahan satu kursi untuk Golkar. Sebelumnya, partai berlambang pohon beringin itu memiliki dua kursi.
”Golkar akan dapat tiga kursi, PDI-P dua kursi, dan Gerindra, PKB, Nasdem, Demokrat masing-masing satu kursi. Ada satu partai terpental, yaitu PKS (Partai Keadilan Sejahtera),” kata dosen di Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon itu.
Pada Pemilu 2019-2024, Netty Prasetiyani mewakili PKS di Dapil Jabar VIII. Hadi masih mendalami potensi hilangnya kursi PKS di DPR.
”Ada banyak faktor. Selain persaingan parpol yang sangat ketat, kompetisi antarcalon legislatif juga lebih masif. Ada yang turun ke lapangan, menyapa warga, memberikan bantuan-bantuan. PKS mungkin kurang masif seperti itu, tapi banyak main di medsos (media sosial),” tuturnya.
Meskipun bupati di dapil ini dari PDI-P, ada kekecewaan warga soal infrastruktur, jalan rusak.
Sebaliknya, menurut Hadi, Golkar diprediksi bisa menambah kursi di DPR karena mesin partainya bekerja, terutama di wilayah Indramayu. Kunjungan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto pada 24 Januari lalu juga menambah semangat para kader.
”Meskipun bupati di dapil ini dari PDI-P, ada kekecewaan warga soal infrastruktur, jalan rusak,” ujarnya.
Hadi menilai, prediksi penambahan kursi untuk Golkar dan hilangnya kursi PKS di Dapil Jabar VIII menunjukkan ketatnya persaingan para caleg DPR.
”Bukan lagi ketat, tetapi (persaingannya) panas. Ini sudah kelihatan di internal partainya. Apalagi, dapil ini banyak diisi tokoh-tokoh. Incumbent juga mengerahkan modal sosial dan logistiknya,” paparnya.
Para petahana yang kembali bertarung adalah Selly Andriany Gantina dari PDI-P, Bambang Hermanto dan Dave Akbarshah (Golkar), Dedi Wahidi (PKB), Kardaya Warnika (Gerindra), Satori (Nasdem), Herman Khaeron (Demokrat), dan Netty (PKS). Adapun Ono Surono (PDI-P), anggota DPR Dapil Jabar VIII, mencalonkan untuk tingkat provinsi.
Sejumlah penantang baru dari PDI-P adalah mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri serta mantan Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis. Mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi serta mantan anggota DPR Daniel Mutaqien juga turut bertarung.
”Yang paling signifikan untuk mengisi satu kursi Golkar adalah Kang Daniel,” ucapnya.
Meski demikian, menurut Hadi, survei bersifat sementara dan masih mungkin berubah menjelang 12 hari pencoblosan pada 14 Februari 2024. Apalagi, terdapat 153 caleg DPR yang bersaing mendapatkan kursi di Dapil Jabar VIII.
Sebelumnya, saat berkunjung ke Cirebon, Ketua Umum Airlangga mengatakan, partai menargetkan tiga kursi DPR di wilayah Cirebon dan Indramayu. ”Saya minta target itu bisa dicapai. Kita tidak ingin target (kursi) antara DPR pusat, provinsi, dan kabupaten/kota berbeda. Golkar akan menyiapkan insentif untuk (mencapai target) itu,” ujarnya.
Saat dikonfirmasi terkait hilangnya kursi PKS menurut survei CESDA, Ketua DPD PKS Kabupaten Cirebon Junaedi mempertanyakan metode survei tersebut. Menurut dia, tren suara Golkar di Indramayu justru turun.
”(Survei) versi kami (PKS) aman. Komposisi caleg kami lebih baik dari (Pemilu) 2019,” ucapnya via pesan singkat.