Presiden Jokowi Mengajak Sukseskan Pemilu, Tanpa Penegasan Jujur dan Adil
Saat membuka Kongres XVI GP Ansor, Presiden Jokowi mengajak menyukseskan pemilu dan mengawal keberlanjutan pembangunan.
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo mengajak semua pihak, termasuk para ulama, tokoh agama, cendekiawan, dan keluarga besar Gerakan Pemuda Ansor, untuk menyukseskan pemilihan umum. Mereka juga diajak menjamin dan mengawal keberlanjutan pembangunan.
”Penyelenggaraan Pemilu 14 Februari nanti merupakan agenda akbar nasional. Oleh sebab itu, dukungan dan partisipasi kita semuanya sangat-sangat diperlukan,” kata Presiden Joko Widodo saat memberikan sambutan pada Pembukaan Kongres XVI GP Ansor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (2/2/2024).
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Kepala Negara pun menyampaikan komitmen bersama terkait pemilu. ”Komitmen kita semua jelas bahwa pemilu harus demokratis. Pemilu harus dipastikan berlangsung aman dan tertib, transparan, dan yang paling penting pemilu harus menggembirakan, tidak meresahkan, tidak menakutkan, tidak mengkhawatirkan. Dan, persatuan dan keutuhan bangsa harus di atas segala-galanya,” ujar Presiden Jokowi.
Namun, Presiden Jokowi tidak menyebutkan asas dalam pemilu jujur dan adil dalam pelaksanaannya.
Baca juga: Tokoh Bangsa Serukan Jaga Keutuhan di Tengah Pemilu
Garda terdepan
Menurut Presiden Jokowi, GP Ansor harus selalu berada di garda terdepan untuk menjaga persaudaraan dan keutuhan Indonesia, yakni untuk aktif mendinginkan suasana apabila tensi naik.
”Tetapi, kalau dingin-dingin, ya, enggak usah. Tapi, kalau tensinya naik, harus aktif mendinginkan, untuk memberikan klarifikasi juga penting agar masyarakat tidak terseret pada berita-berita bohong, berita hoaks, yang merugikan kita semuanya,” kata mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Presiden Jokowi menuturkan, pemilu merupakan pesta rakyat. ”Dan, saya mohon para ulama, para tokoh agama, para cendekiawan, dan tentu saja keluarga besar Ansor, semua kita untuk menyukseskan pemilu yang sudah di depan mata. Untuk menjaga demokrasi kita dan menjamin keberlanjutan pembangunan,” katanya.
Baca juga: Wanti-wanti Wapres, Pemilu Luber Jurdil, dan Perintah Konstitusi
Kepala Negara mengatakan, pembangunan di semua sektor telah berjalan jauh dan harus dikawal sebaik-baiknya. ”Indonesia maju, Indonesia emas, yang kita cita-citakan hanya bisa kita raih dengan konsistensi perjuangan, dengan kesinambungan, dengan melangkah tanpa henti dan konsisten,” ujar mantan Wali Kota Surakarta tersebut.
Saya mohon para ulama, para tokoh agama, para cendekiawan, dan tentu saja keluarga besar Ansor, semua kita untuk menyukseskan pemilu yang sudah di depan mata. Untuk menjaga demokrasi kita dan menjamin keberlanjutan pembangunan.
”Artinya, tugas kita tidak hanya mengawal pemilu. Tugas kita juga mengawal pemerintahan ke depan, membantu pemerintahan ke depan, agar mampu menjalankan tugas sebaik-baiknya untuk memenangkan Indonesia dalam persaingan dunia yang semakin ketat dan semakin berat,” katanya.
Baca juga: Tokoh Bangsa Serukan Pemilu yang Transparan
Sejumlah arahan pun disampaikan Presiden Jokowi, termasuk untuk harus mawas diri di tengah situasi dunia yang masih tidak menentu dan penuh ketidakpastian. Indonesia harus pula terus membela nilai-nilai kemanusiaan dan memperjuangkan kemerdekaan Palestina.
”Indonesia memperjuangkan two state solution, bersama bangsa Palestina memperjuangkan kemerdekaannya. Kita kuat bukan hanya untuk bangsa kita sendiri, tetapi untuk perdamaian dunia, untuk persaudaraan Islam, untuk persaudaraan kemanusiaan,” ujar Presiden Jokowi.
Semangat pengabdian
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Yahya Cholil Staquf dalam sambutannya mengatakan, ke depan, Gerakan Pemuda Ansor tidak seinci pun bergeser dari semangat awalnya. Ansor diminta tidak bergeser dari semangat pengabdiannya.
”Ansor tetap menjadi pandu Nahdlatul Ulama. Ansor tetap menjadi sahabat-sahabat Nahdlatul Ulama. Ansor tetap menjadi penjaga Nahdlatul Ulama. Dan, menjaga Nahdlatul Ulama berarti menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kata Yahya.
Baca juga: Merawat Memori Perjuangan Santri Membebaskan Negeri
Yahya menuturkan, GP Ansor telah melihat, mendengar, dan memahami teladan yang diberikan para pendahulu yang telah memberikan segenap jiwa dan raga untuk bangsa dan negara. ”Maka, kalian harus sudah siap dan senantiasa siap untuk memberikan segala-galanya, kapan pun dibutuhkan untuk bangsa dan negara,” ujar Yahya.
Ansor tetap menjadi pandu Nahdlatul Ulama. Ansor tetap menjadi sahabat-sahabat Nahdlatul Ulama. Ansor tetap menjadi penjaga Nahdlatul Ulama. Dan, menjaga Nahdlatul Ulama berarti menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Adapun Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas dalam laporannya menuturkan, Kongres XVI GP Ansor kali ini dilaksanakan di dua tempat, yakni di darat dan laut, dengan melewati dua pelabuhan, yakni Tanjung Priok di Jakarta dan Tanjung Emas di Semarang, Jawa Tengah.
”GP Ansor terus untuk siap bergerak, berlayar pada satu semangat sejarah nenek moyang kita, karena nenek moyang kita adalah petarung samudera yang hebat. Dan, GP Ansor sebagaimana kita teguhkan sama-sama, adalah masa depan NU sekaligus NU masa depan,” kata Yaqut.
Baca juga: Hadiri Kongres Gerakan Pemuda Ansor, Presiden Akan Pidato di Atas Kapal Laut
Yaqut menuturkan, sebagaimana kapal yang berlayar dengan tujuan jelas, GP Ansor pun siap dengan satu tujuan yang jelas. ”Dan, kami akan berlayar karena kelak berlayar adalah sebuah keniscayaan. Kami berlayar dalam satu kapal untuk berkongres, satu tujuan yang sama, merasakan ombak yang sama, dan kader Ansor tidak akan pernah lompat dari kapal besar organisasi,” ujarnya.
Kongres XVI GP Ansor mengusung tema ”GP Ansor Peta Jalan NU Masa Depan”. ”Tema ini menggambarkan GP Ansor sebagai elemen genetik NU. Komitmen GP Ansor untuk mempersiapkan setiap kadernya sebagai penerus kepemimpinan NU di masa depan,” kata Yaqut.